Aspek Dimensi Sebaran Pola Kapling

67 Gambar 4.23 Langgam arsitektur fasad bangunan di Jl. Mojopahit Sumber : Penelitii, 2015

3. Plot Pattern pola kapling

Pola kapling sebagai salah satu elemen kunci dalam morfologi ruang pada kawasan Jl. Mojopahit ini berdasarkan teori Johannes 2014 tentang morfologi pola kapling pada suatu kawasan yang dikaji melalui aspek dimensi yang mempengaruhi intensitas pemanfaatan lahannya dan sebaran kapling di kawasan Jl.Mojopahit.

a. Aspek Dimensi

Pola kapling pada kawasan Jl.Mojopahit dari sisi aspek dimensi pemanfaatan lahannya dapat dilihat melalui morfologi ruang kawasan tersebut. Pada morfologi I 1986-1989 pemanfaatan lahan untuk setiap bangunan masih memiliki ruang terbuka yang dimanfaatkan sebagai perkarangan rumah. Pemanfaatan ruang terbuka sebagai perkarangan rumah pada saat ini hanya terdapat di beberapa titik perumahan saja, dan difungsikan sebagai hunian rumah tinggal. Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 4.24 Fungsi hunian yang dialih fungsikan sebagai hunian campuran Sumber: Peneliti, 2015 Seiring berkembangnya industri kuliner di kawasan Jl.Mojopahit ini, pemanfaat lahan 90 bahkan mencapai 100 dari kapling yang dimiliki dengan tanpa menyisakan lahan untuk ruang terbuka merupakan perwujudan dari meningkatnya nilai ekonomi di kawasan tersebut yang difungsikan sebagai area komersil. Gambar 4.25 Fungsi hunian berderet yang dialihfungsikan sebagai hunian campuran dan berbentuk rumah toko Sumber: Peneliti, 2015 Fungsi hunian rumah tinggal pada kawasan Jl.Mojopahit ini awalnya memiliki ruang terbuka untuk setiap bangunannya, namun dengan adanya penambahan ruang fisik bangunan secara horizontal sebagai wujud dari aktivitas kreatif industri kulinernya menyebabkan pemanfaatan lahan untuk setiap Universitas Sumatera Utara 69 kaplingnya Selain pertumbuhan fisik bangunan secara horizontal juga terjadi secara vertikal. Industri kuliner di Jl.Mojopahit yang merupakan produk dari home industry membutuhkan penambahan ruang secara vertikal yang digunakan sebagai area hunian, dan lantai dasar dipergunakan sebagai area untuk pemasaran dan produksi.

b. Sebaran Pola Kapling

Berdasarkan teori Fadhillah 2013 tentang morfologi sebaran pola kapling di kawasan Jl.Mojopahit ini dipengaruhi adanya pengurangan akibat adanya pemisahan, perpindahan, penghapusan, pertukaran, pembagian kapling, ataupun penambahan akibat penggabungan kapling. Gambar 4.26 Pola kapling di Jl. Mojopahit pada Fase I Sumber: Peneliti, 2015 Kapling pada kawasan Jl. Mojopahit secara fisik mengalami perubahan bentuk. Hal ini dapat dilihat pada morfologi kawasannya yaitu perubahan fisik hunian tunggal menjadi deretan rumah-rumah toko yang dapat dilihat perkembangnannya pada morfologi fase I sampai dengan morfologi fase III. Pada fase I morfologi pola kapling di kawasan Jl.Mojopahit merupakan jenis hunian tunggal yang diawali dengan pertumbuhan industri kuliner bika ambon Ratna Keterangan : Bika ambon Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 4.27 Perkembangan fisik pola kapling karena penggabungan kapling Sumber: Peneliti, 2015 Penyebaran pola kapling yang berbentuk grid mempengaruhi pembentukan jaringan penghubung berupa jalan lingkungan yang digunakan untuk mengakses unit-unit rumah tinggal di kawasan tersebut. Gambar 4.28 Pola kapling di Jl. Mojopahit pada Fase II Sumber: Peneliti, 2015 Gambar 4.29 Pola kapling di Jl. Mojopahit pada Fase III Sumber: Peneliti, 2015 Pada fase III morfologi pola kapling terlihat pada pertumbuhan toko- toko industri dengan aneka jenis kuliner lainnya Pada fase II morfologi pola kapling mulai terbentuk sebagai bangunan berderet yang diperlihatkan melalui pertumbuhan industri kuliner di koridor Jl.Mojopahit. Keterangan : Bika ambon Keterangan : Bika ambon Kuliner lainnya Universitas Sumatera Utara 71 4. Street Pattern pola-pola jalansirkulasi Berdasarkan teori yang dikemukakan Fadhillah 2014 tentang morfologi pola jalan srikulasi pada kawasan Jl. Mojopahit sebagian merupakan kelanjutan dari pola yang sudah ada, dan ada pula yang terbentuk dengan pola baru.

a. Jalan Utama Kawasan