Berdasarkan hasil penelitian ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok yang menunjukan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh cukup
tinggi dengan ditunjukan nilai koefisien korelasi 75,9. Maka dapat dijelaskan bahwa penguasaan konselor dalam kompetensi kepribadian masih tergolong
rendah dan kurangnya pemahaman tentang standar kompetensi yang harus dikuasai dan diaplikasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai konselor sekolah. Bagian dari kompetensi kepribadian yang juga turut andil dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilihat dalam
konsistensi beragama, toleransi antar agama, serta sikap yang ditampilkan selama mengadakan layanan bimbingan kelompok.
4.2.2.3 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan seorang pendidik dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, personil
sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar. Kondisi objektif ini menggambarkan bahwa kemampuan sosial guru tampak ketika bergaul dan melakukan interaksi
sebagai profesi
maupun sebagai
masyarakat, dan
kemampuan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi sosial berpengaruh dalam penelitian ini karena dengan menguasai kompetensi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
konselor akan dapat dengan mudah untuk menciptakan dinamika kelompok, menumbuhkan tenggang rasa antar anggota kelompok, menjalin hubungan antar
personal yang hangat, dan mampu melakukan kerjasama dengan baik. Dengan demikian, suasana yang terbangun dalam bimbingan kelompok akan menjadi
hidup dan menyenangkan sehingga akan mendorong minat siswa untuk terus memanfaatkan layanan bimbingan kelompok. Sesuai dengan salah satu tujuan dari
bimbingan kelompok, yaitu mengembangkan ketrampilan sosial anggota kelompok dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian tentang ketidakterlaksanaan
layanan bimbingan kelompok yang menunjukan bahwa kompetensi sosial berpengaruh cukup tinggi dengan ditunjukan nilai koefisien korelasi sebesar
78,3. Maka dapat dijelaskan bahwa penguasaan konselor dalam kompetensi sosial masih tergolong rendah, kurangnya pemahaman tentang standar kompetensi
yang harus dikuasai dan diaplikasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai konselor sekolah sehingga kompetensi sosial menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok.
4.2.2.4 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang pendidik yang mencakup penguasaan materi secara luas dan mendalam, kesadaran
komitmen terhadap profesi serta penguasaan terhadap konsep dan praksis dalam bimbingan dan konseling.
Kompetensi profesional berpengaruh dalam penelitian ini karena dengan menguasai kompetensi profesional dalam pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok konselor akan melakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, menyusun dan merancang program bimbingan kelompok sesuai
dengan volume kegiatan bimbingan kelompok, dan melakukan evaluasi serta follow up dari proses kegiatan bimbingan kelompok yang diselenggarakan.
Konselor yang menguasai kompetensi profesional akan dapat menyadari
efektivitas dari layanan bimbingan kelompok karena interaksi antara konselor dengan siswa dalam format kelompok lebih memudahkan konselor untuk
melayani kebutuhan siswa yang belum terpenuhi dalam layanan format klasikal. Mengingat volume kegiatan layanan bimbingan kelompok memiliki persentase
paling tinggi jika dibandingkan dengan layanan lain dan beban tugas konselor di sekolah selain menjadi konselor sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian tentang ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok menunjukan bahwa kompetensi profesional berpengaruh
cukup tinggi dengan ditunjukan nilai koefisien korelasi sebesar 81,6. Maka dapat dijelaskan bahwa penguasaan konselor dalam kompetensi profesional masih
tergolong rendah, kurangnya pemahaman tentang standar kompetensi yang harus dikuasai dan diaplikasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai konselor sekolah. Hal ini tentu tidak bisa lepas dari latar belakang pendidikan konselor, dengan berasal dari latar belakang yang kurang relevan
dengan bimbingan konseling dan kurang memiliki bekal pendidikan yang cukup untuk melaksanakan tugas menjadikan konselor di sekolah menjadikan konselor
kurang berkompeten dalam melaksanakan tugas, dan menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok.
4.2.3 Faktor Eksternal Determinan Ketidakterlaksanaan Layanan