Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai atau termasuk jenis penelitian deskriptif, seperti yang dikemukakan Sugiyono 2008:6 bahwa
penelitian survai digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur dan sebagainya perlakuan yang dimaksudkan tidak seperti dalam penelitian
eksperimen. Anggapan yang dipegang peneliti dalam menggunakan desain penelitian
survai adalah karena dalam penelitian ini peneliti hanya ingin memotret keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, dan hasilnya akan didiskusikan dengan
konselor untuk menjadi perhatian konselor di sekolah terkait.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Arikunto 2006:118 “variabel adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian ”. Variabel merupakan konsep
mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subyek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif Azwar, 2003:59. Sedangkan
Sugiyono 2007: 2 menyatakan bahwa “variabel merupakan segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
”. Jadi, variabel penelitian merupakan suatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang akan diperoleh
informasi tentang hal tersebut.
Penelitian ini menggunakan variabel tunggal dan bersifat bebas atau independen. Menurut
Sugiyono 2005:3 “variabel bebas atau independen merupakan variabel stimulus, input atau prediktor.”
Berdasarkan penelitian di atas maka suatu variabel dikatakan independen jika variabel tersebut tidak dipengaruhi oleh variabel lain, melainkan menjadi
faktor penyebab atau memberikan pengaruh terhadap variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel adalah faktor determinan ketidakterlaksanaan
layanan bimbingan kelompok, yang terbagi menjadi dua sub variabel, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Masing-masing sub variabel dijelaskan oleh
indikator-indikatornya. Gambar 3.1 menunjukan komponen dalam variabel faktor determinan ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok.
Sub Variabel Indikator
Gambar 3.1 Komponen Variabel Faktor Determinan Ketidakterlaksanaan
Layanan Bimbingan Kelompok
Faktor determinan ketidakterlaksanaan
layanan bimbingan kelompok
Faktor Internal
Faktor Eksternal Latar belakang pendidikan
konselor Kompetensi kepribadian
Beban tugas konselor Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas
Sarana dan prasarana Kompetensi sosial
Kompetensi profesional
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Setelah variabel penelitian diidentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu menyusun definisi operasional variabel. Tujuannya yaitu mempermudah peneliti
untuk menyusun instrumen sebagai alat pengumpul data. Menurut Suryabrata 2006: 29 “definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat
sifat variabel yang didefinisikan dan da pat diamati.” Merujuk dari pengertian
tersebut maka yang dimaksud faktor determinan ketidak terlakasanaan layanan bimbingan kelompok adalah faktor yang paling dominan dari ketidak terlaksanaan
layanan bimbingan kelompok yang terdiri dari: faktor internal dan faktor eksternal.
1 Faktor internal berasal dari dalam diri konselor merupakan faktor penentu
yang diperkirakan memberikan kontribusi terhadap ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok yang mencakup indikator: a latar belakang
pendidikan konselor, b kompetensi kepribadian, c kompetensi sosial, dan d kompetensi profesional.
2 Faktor eksternal berasal dari luar diri konselor merupakan faktor penentu
yang diperkirakan memberikan kontribusi terhadap ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok yang mencakup indikator: a beban tugas
konselor, b Kepala Sekolah, c Guru Mata Pelajaran, d Wali Kelas, e sarana dan prasarana.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian