mempunyai kontribusi yang beragam sebagai determinan ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok. Berikut penjelasan dari tiap indikator :
4.1.1.1 Kompetensi Kepribadian
Sesuai dengan kajian teori kompetensi kepribadian menjadi salah satu faktor dari ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok setelah dilakukan
analisis faktor diperoleh hasil bahwa kompetensi kepribadian memperoleh nilai koefisien korelasi 0,759 dengan kriteria korelasi cukup tinggi.
4.1.1.2 Kompetensi Sosial
Selain kompetensi kepribadian, kompetensi sosial juga menjadi salah satu faktor dari ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah misalkan
dari kurangnya ketrampilan sosial konselor untuk membangun kerjasama dengan personil sekolah yang lain serta kurang mampunya konselor untuk dapat
menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,783 dengan
kriteria korelasi cukup tinggi.
4.1.1.3 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional juga berpengaruh dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok salah satunya dengan melihat apakah konselor
menggunakan hasil assesmen dalam pelayanan bimbingan kelompok, setelah dilakukan analisis diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,816 dengan kriteria
korelasi cukup tinggi.
4.1.1.4 Beban Tugas Konselor
Beban tugas konselor menjadi hal yang berpengaruh pula dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok, misalnya dikarenakan masih
tidak seimbang jumlah konselor di sekolah dengan jumlah siswa yang dibimbing, setelah dilakukan analisis diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,769
dengan kriteria korelasi cukup tinggi.
4.1.1.5 Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pihak yang bewenang dalam menetapkan kebijakan di sekolah sehingga dapat berpengaruh dalam ketidakterlaksanaan layanan
bimbingan kelompok, setelah dilakukan analisis diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,760 dengan kriteria korelasi cukup tinggi.
4.1.1.6 Guru Mata Pelajaran