Sarana dan Prasarana Faktor Eksternal Determinan Ketidakterlaksanaan Layanan

kelas adalah orang yang bertanggung jawab dalam keadaan di suatu kelas, wali kelas berperan sebagai orang tua siswa di sekolah dan mempunyai peran yang positif dalam berinteraksi dengan siswa. Wali kelas dinilai dapat membantu konselor dalam memberikan informasi dan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok, dan membantu melaporkan keadaan siswa yang diasuhnya apabila membutuhkan penanganan khusus dari konselor sehingga memudahkan konselor dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Bedasarkan hasil penelitian, wali kelas mendapatkan hasil bepengaruh sedang dengan menunjukan nilai koefisien korelasi sebesar 61,2. hal ini berarti sudah cukup terjalin kerjasama yang baik antara konselor selaku petugas bimbingan konseling di sekolah dengan wali kelas karena tergolong kategori sedang kontribusinya dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok. Bagian dari indikator wali kelas yang juga turut andil dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilihat dalam informasi yang diberikan kepada siswa tentang pelayanan BK dan memberikan referal data siswa yang membutuhkan penanganan dari konselor sehingga memudahkan konselor untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa.

4.2.3.5 Sarana dan Prasarana

Indikator terakhir dari faktor eksternal yang berkontribusi dalam ketidakterlaksanaan bimbingan kelompok adalah sarana dan prasarana. Dalam melaksanakan tugasnya tentu konselor membutuhkan dukungan dari sarana dan prasarana yang memadai dan terstandar faktor ini menunjang konselor dalam melaksanakan tugasnya baik secara administratif maupun dalam praktik pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa asuh, konselor harus melakukan need assesment sehingga tepat dalam menentukan jenis layanan yang akan diberikan. Dalam bimbingan kelompok, konselor dapat menentukan jenis topik yang dianggap relevan dengan kebutuhan siswa. Untuk melakukan need assement, konselor harus menggunakan instrument yang sesuai dengan keadaan dan tugas perkembangan siswa sehingga layanan dapat tercapai dengan optimal. Setelah melakukan need assement dan penyusunan program konselor mengadminstrasikan secara rapi data-data tersebut agar dapat mempermudah saat dibutuhkan. Kaitannya dengan praktik layanan bimbingan kelompok, konselor membutuhkan ruangan yang memadai untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian, indikator sarana dan prasarana berpengaruh cukup tinggi dengan menunjukan angka korelasi koefisien sebesar 74,2 dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok. Dapat dijelaskan bahwa sarana dan prasarana dapat menjadi permasalahan yang seragam di semua sekolah karena dalam praktiknya di lapangan, sekolah yang sudah terstandar RSBI tidak terlihat adanya ruangan yang representatif untuk dapat digunakan dalam kegiatan bimbingan kelompok. Sekolah masih belum terfasilitasi dengan baik, hal ini terlihat dengan tidak adanya ruang konsultasi, ruang khusus untuk konseling individu, ruang khusus untuk bimbingan kelompok, dan beberapa perabot perlengkapan yang menunjang. Semuanya itu adalah bagian integral dari aktifitas pelayanan bimbingan dan konseling untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti sudah berusaha sebaik mungkin sesuai dengan metode penelitian. Akan tetapi, peneliti masih merasa terdapat keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut dapat dilihat pada instrumen penelitian karena hanya digunakan angket sebagai instrument utama padahal angket masih memiliki keterbatasan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Keterbatasan tersebut di antaranya karena adanya kecenderungan individu untuk menilai diri lebih baik atau lebih buruk dari kondisi sebenarnya dan tidak sesuai dengan keadaan dirinya, meskipun peneliti sudah berupaya menjelaskan kepada subyek untuk jujur dalam mengisi angket. Kemudian keterbatasan lain adalah mengenai waktu dan perijinan dari pihak sekolah, yaitu pelaksanaan penelitian bersamaan dengan persiapan sekolah untuk ujian akhir semester UAS.