Kompetensi Kepribadian Faktor Internal Determinan Ketidakterlaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

melaksanakan tugasnya sebagai konselor sekolah. Konselor dengan latar belakang bimbingan konseling memiliki bekal dan kesiapan yang lebih baik untuk menunjang melaksanakan tugasnya sebagai konselor sekolah karena dalam pendidikan bimbingan dan konseling diajarkan tentang kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling.

4.2.2.2 Kompetensi Kepribadian

Kategori kedua yang termasuk dalam faktor internal adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian berpengaruh dalam penelitian ini karena seorang konselor dengan menguasai kompetensi kepribadian, dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat menampilkan kepribadian yang baik sehingga siswa dapat memberikan penilaian langsung terhadap kepribadian yang ditampilkan oleh konselor. Sesuai dengan pendapat Sagala 2009: 33 kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Kompetensi kepribadian memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan peserta didik terutama dalam membentuk kepribadian peserta didik karena mereka belajar langsung dari figur seorang konselor di sekolah. Mulyasa 2008: 117 menyatakan bahwa dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Berdasarkan hasil penelitian ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok yang menunjukan bahwa kompetensi kepribadian berpengaruh cukup tinggi dengan ditunjukan nilai koefisien korelasi 75,9. Maka dapat dijelaskan bahwa penguasaan konselor dalam kompetensi kepribadian masih tergolong rendah dan kurangnya pemahaman tentang standar kompetensi yang harus dikuasai dan diaplikasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai konselor sekolah. Bagian dari kompetensi kepribadian yang juga turut andil dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat dilihat dalam konsistensi beragama, toleransi antar agama, serta sikap yang ditampilkan selama mengadakan layanan bimbingan kelompok.

4.2.2.3 Kompetensi Sosial