Kepala Sekolah Faktor Eksternal Determinan Ketidakterlaksanaan Layanan

Ditambah dengan keadaan dilapangan yang menjelaskan bahwa jumlah siswa asuh dengan jumlah konselor di sekolah belum menunjukan jumlah seimbang yang seharusnya untuk satu orang konselor mengampu 150 siswa asuh. Berdasarkan hasil penelitian tentang ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok yang menunjukan bahwa beban tugas konselor berpengaruh cukup tinggi dengan ditunjukan nilai koefisien korelasi sebesar 76,9. Maka dapat dijelaskan bahwa rata-rata konselor di SMK belum memiliki keseimbangan waktu dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas pokok dan tugas tambahan yang diamanatkan. Hambatan juga terjadi saat konselor harus melayanai sejumlah siswa asuh yang melebihi batas ideal untuk masing masing konselor dan kurangnya jam tatap muka dengan siswa karena peniadaan jam bimbingan konseling sehingga faktor beban tugas konselor berkontribusi tinggi dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok.

4.2.3.2 Kepala Sekolah

Indikator kepala sekolah berpengaruh dengan penelitian ini karena kepala sekolah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Seorang kepala sekolah adalah pihak yang diberikan kewenangan untuk menentukan kebijakan dalam program bimbingan dan konseling serta memiliki tanggung jawab dalam melakukan pengawasan dan memfasilitasi terhadap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Kewenangan kepala sekolah dalam pengawasan pelaksanaan bimbingan dan konseling meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, pelayanan bimbingan konseling, program administrasi sekolah, pengawasan pelaksanaan program bimbingan, alokasi waktu pelaksanaan dan penyediaan fasilitas yang diperlukan. Pemahaman kepala sekolah tentang manfaat pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa asuh akan berdampak pada kebijakan yang ditetapkan untuk pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah tersebut. Pengalokasian waktu jam tatap muka dan peniadaan jam tatap muka dengan siswa juga bagian dari kebijakan yang ditetapkan kepala sekolah kepada konselor. Berdasarkan hasil penelitian tentang ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok yang menunjukan bahwa kepala sekolah berpengaruh cukup tinggi dengan ditunjukan nilai koefisien korelasi sebesar 76. Maka dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah kurang kooperatif dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah tentang manfaat pelayanan bimbingan kelompok untuk peserta didik sehingga kebijakan yang ditetapkan kurang berpihak kepada konselor untuk melaksanakan tugasnya. Ditambah dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan guru yang sudah tersertifikasi mengajar selama 24 jam dalam satu minggu menjadikan kepala sekolah memberikan tugas kepada guru mata pelajaran lain yang sudah tersertifikasi merangkap menjadi konselor sekolah untuk memenuhi kekurangan jam mengajar. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kinerja konselor yang tidak berasal dari bimbingan dan konseling, namun untuk memenuhi kekurangan jam mengajar merangkap menjadi konselor sekolah.

4.2.3.3 Guru Mata Pelajaran