11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang melandasi penelitian, yang meliputi: 1 Penelitian terdahulu; 2 Layanan Bimbingan Kelompok; 3
Faktor Determinan Ketidakterlaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dalam skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok di SMK Ma’arif NU Tirto Kabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009 menjelaskan bahwa faktor yang menghambat dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMK Ma’arif
NU Tirto adalah karena kurangnya faktor sarana dan prasarana, serta kerjasama konselor sekolah dengan personil sekolah untuk lebih mensosialisasikan program
pelayanan BK khususnya layanan bimbingan kelompok kepada siswa. Muhammad Tajul Arifin, 209: ix.
Penelitian dalam skripsi yang berjudul Keefektifan Bimbingan kelompok Terhadap Peningkatan Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Siswa Kelas XI di
SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 20072008 menunjukan bahwa sebelum mendapatkan perlakuan termasuk kedalam kategori rendah dengan rata-rata
presentase 31,16 dan setelah mendapatkan perlakuan rata-rata presentasenya menjadi 78,83 dengan demikian mengalami peningkatan sebanyak 47,57,
hasil dari uji wilcoxon menunjukan bahwa nilai Z
hitung
= -2,803 Z
tabel
= 1,96.
Hasil tersebut membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif terhadap peningkatan kemampuan berinteraksi sosial siswa. Rais Kusuma, 2008: x.
Penelitian dalam skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Remaja Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Kelayan
Panti Bina Remaja Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2010 mengungkapkan bahwa tingkat kemampuan penyesuaian diri kelayan sebelum mendapatkan layanan
bimbingan kelompok berada pada kategori cukup, dan setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok kemampuan penyesuaian diri kelayan meningkat
berada pada kategori tinggi. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyesuaian diri kelayan dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok. Kusdiarti, 2010: ix. Penelitian dalam jurnal yang berjudul Bimbingan kelompok solusi efektif
untuk menjawab krisis karakter peserta didik menjelaskan bahwa pada perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,
siswa cenderung melupakan budaya timur dan menganut gaya hidup westernisasi sehingga pemeritah meresahkan keadaan yang demikian sehingga muncullah
wacana untuk melaksanakan pendidikan karakter disekolah agar nilai-nilai karakter bangsa tetap terjaga. Pendidikan karakter disekolah tidak dapat dilakukan
oleh pendidik yang tidak menunjukkan nilai-nilai karakter tersebut dalam tingkah lakunya karena pendidikan karakter membutuhkan teladan yang dijadikan panutan
oleh peserta didik. Konselor selaku salah satu pendidik disekolah yang memberikan pelayanan konseling disekolah dapat melakukan perannya dengan
memberikan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok
merupakan layanan primadona, yang sangat efektif dalam menanamkan nilai karakter kepada peserta didik. Pelaksanaan pembahasan topik pada bimbingan
kelompok yang dikaitkan dengan nilai karakter, diharapakan dapat memperbaiki pemahaman peserta didik tentang tingkah laku yang tidak berkarakter selama ini.
Fadhilla Yusri 2011: 124 Keterkaitan penelitian di atas yang menyebutkan bahwa faktor yang
menghambat pelaksanaan layanan bimbingan kelompok adalah dari kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta kerjasama konselor dengan
personil sekolah yang lain untuk lebih mensosialisasikan layanan bimbingan kelompok. Sedangkan di lain sisi beberapa manfaat dari layanan bimbingan
kelompok adalah efektif untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi sosial, penyesuaian diri, dan juga merupakan solusi efektif untuk melakukan pendidikan
karakter kepada peserta didik disekolah. Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila layanan bimbingan kelompok yang sebenarnya merupakan layanan
primadona dan sangat efektif untuk menunjang kebutuhan peserta didik tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya sebagaimana yang sudah tertulis dalam
program bimbingan dan konseling.
2.2 Layanan Bimbingan Kelompok