musim tanam untuk luasan lahan satu hektar adalah sebesar Rp 224.999,00 dan untuk luasan lahan rata-rata 0,3 Ha adalah sebesar Rp 141.665,00.
Biaya tunai dan biaya total yang dikeluarkan petani untuk usahatani bawang daun organik per luasan lahan rata-rata per musim tanam adalah masing-masing
sebesar Rp 10.736.000,00 dan Rp 12.097.665,00, sedangkan untuk luasan lahan satu hektar per musim tanam, biaya tunai dan biaya total yang dikeluarkan adalah masing-
masing sebesar Rp 38.320.000,00 dan Rp 41.064.999,00.. Pada luasan lahan rata-rata, pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh sebesar Rp 14.902.335,00 sedangkan
pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp 15.182.335,00. Pada luasan
lahan satu hektar, pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh sebesar Rp 177.680.000,00 sedangkan pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp
174.935.001,00. Bawang daun dengan sistem budidaya organik lebih banyak mendatangkan
keuntungan, baik dari segi ekonomi maupun non ekonomi. Setiap rupiah yang dikeluarkan sebagai biaya mendapatkan imbalan atas penerimaan yang lebih besar
jika dibandingkan dengan bawang daun dengan sistem budidaya anorganik. Keuntungan dari segi non ekonomi yakni petani di daerah penelitian dapat menjadi
contoh bagi masyarakat di sekitarnya karena melalui usahatani bawang daun secara organik yang mereka lakukan, secara langsung telah mampu melestarikan lingkungan
sekitar dengan tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.
6.2.2 Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Daun Anorganik
Pada usahatani bawang daun anorganik, penerimaan total diperoleh petani dengan perhitungan yakni produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual yang
berlaku. Produksi rata-rata bawang daun anorganik per luasan lahan rata-rata 0,3 Ha per musim tanam adalah 3.125 Kg. Dalam usahatani bawang daun anorganik di Desa
Batulayang, tingkat kerusakan tanaman diperkirakan sebesar 10 persen. Maka, produksi rata-rata bawang daun organik per luasan lahan rata-rata per musim tanam
setelah dikurangi dengan tingkat resiko kerusakan sebesar 10 persen 313 Kg adalah sebanyak 2.812 Kg. Sehingga penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp
16.872.000,00 per luasan lahan rata-rata. Sedangkan penerimaan yang diperoleh petani per hektar sebesar Rp 150.000.000,00 dengan harga jual bawang daun
anorganik adalah Rp 6.000,00 per kilogram. Biaya yang harus dikeluarkan petani terdiri atas biaya tunai dan biaya
diperhitungkan. Biaya tunai untuk usahatani bawang daun organik ini terdiri dari biaya sarana produksi seperti biaya bibit, pupuk kompos, pupuk cair organik dan
tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan biaya yang termasuk kedalam biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya penyusutan
peralatan pertanian cangkul, sprayer, garpu, parang dan kored serta biaya sewa lahan. Hasil analisis pendapatan per luasan lahan rata-rata dan per luasan hektar per
musim tanam petani bawang daun anorganik di Desa Batulayang dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Daun Anorganik per Luasan Lahan Rata-Rata dan per Luasan Hektar per Musim Tanam di Desa
Batulayang
Anorganik 1 Ha Anorganik 0,3 Ha
Uraian Jumlah
Fisik Harga
RpSat Nilai Rp
Jumlah Fisik
Harga RpSat
Nilai Rp Penerimaan :
Hasil Panen Kg 25.000
6.000 150.000.000
3.125 6.000
18.750.000 Dijual Kg
22.500 6.000
135.000.000 2.812
6.000 16.872.000
Tingkat Kerusakan Kg 2.500
6.000 15.000.000 313
6.000 1.878.000
Total Penerimaan
22.500 6.000 135.000.000
2.812 6.000
16.872.000
Pengeluaran : Biaya Tunai :
Bibit 5.000 5.000
25.000.000 1.500
5.000 7.500.000
Pupuk : Urea Kg
300 1.400
420.000 90
1.400 126.000
b. TSP Kg 100
3.000 300.000
30 3.000
90.000 c. KCL Kg
100 3.000
300.000 10
3.000 30.000
d. Pupuk Kompos Kg 8.000
400 3.200.000
2.400 400
960.000 e. Pupuk Cair Organik liter
- -
- -
- -
Kapur 3 20.000
60.000 1
20.000 20.000
Pestisida liter 10
5.000 50.000
3 5.000
15.000 TKLK HKP
230 20.000
4.600.000 49,8
20.000 996.000
Pajak - -
- -
- -
Total Biaya Tunai 33.930.000
9.737.000 Biaya yang Diperhitungkan
TKDK HKP 50
20.000 1.000.000
22 20.000
440.000 Penyusutan Alat
224.999 141.665
Sewa Lahan 500.000
500.000
Total Biaya Diperhitungkan 1.724.999
1.081.665 Biaya Total
35.654.999 10.818.665
Pendapatan Atas Biaya Tunai 101.070.000
7.135.000 Pendapatan Atas Biaya Total
99.345.001 6.053.335
RC Atas Biaya Tunai 3,98 1,73
RC Atas Biaya Total 3,79 1,56
Alokasi biaya terbesar dalam sarana produksi adalah untuk bibit. Rata-rata penggunaan bibit per luasan lahan rata-rata per musim tanam adalah 1.500 Kg,
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit adalah sebesar Rp 7.500.000,00. Rata-rata penggunaan bibit per hektar per musim tanam adalah sebesar
5.000 Kg. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit adalah sebesar Rp 25.000.000,00.
Alokasi biaya terbesar kedua dalam sarana produksi adalah tenaga kerja. Tenaga kerja luar keluarga lebih banyak digunakan pada tahap penanaman dan
perawatan. Tenaga kerja yang diperlukan untuk luasan lahan rata-rata 0,3 Ha per musim tanam bawang daun anorganik adalah sebesar 49,8 HKP dan untuk satu hektar
usahatani bawang daun anorganik digunakan tenaga kerja sebesar 230 HKP. Upah per tenaga kerja laki-laki adalah Rp 20.000,00 dengan jam kerja 8 jam, sedangkan upah
untuk tenaga kerja perempuan adalah Rp 15.000,00 dengan jam kerja 6 jam kerja. Pupuk kimia yang digunakan petani dalam usahatani bawang daun anorganik
terdiri dari pupuk urea, TSP dan KCL, yang dibeli dengan harga masing-masing Rp 1.400,00 per kilogram, Rp 3.000,00 per kilogram dan Rp 3.000,00 per kilogram. Rata-
rata penggunaan pupuk kimia per luasan lahan satu hektar per musim tanam adalah sebanyak 300 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCL. Sedangkan pada luasan lahan
rata-rata 0,3 Ha, pupuk kimia yang digunakan sebanyak 90 kilogram urea, 30 kilogram TSP, dan 10 kilogram KCL.
Biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan alat-alat pertanian dan sewa lahan. Tenaga kerja dalam keluarga yang
digunakan dalam usahatani bawang daun anorganik di Desa Batulayang adalah untuk luasan lahan rata-rata 0,3 Ha adalah sebesar 22 HKP dan untuk luasan lahan satu
hektar tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan adalah sebesar 50 HKP. Tenaga kerja dalam keluarga ini terdiri dari isteri atau anak-anak dari petani tersebut. Isteri
atau anak-anak petani dianggap sebagai buruh tani, sehingga mereka juga diberi upah seperti tenaga kerja luar keluarga.
Biaya tunai dan biaya total yang dikeluarkan petani untuk usahatani bawang daun anorganik per luasan lahan rata-rata per musim tanam adalah masing-masing
sebesar Rp 9.737.000,00 dan Rp 10.818.665,00, sedangkan untuk luasan lahan satu
hektar per musim tanam, biaya tunai dan biaya total yang dikeluarkan adalah masing- masing sebesar Rp 33.930.000,00 dan Rp 35.654.999,00. Pada luasan lahan rata-rata,
pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh sebesar Rp 7.135.000,00 sedangkan
pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp 6.053.335,00.
Pada luasan lahan satu hektar, pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh sebesar Rp
101.070.000,00 sedangkan pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp 99.345.001,00.
6.3 Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Bawang Daun Organik