Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya
dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan manajemen itu adalah
produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya. Dengan demikian pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan faktor-faktor yang
dapat dikuasai akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan Ken Suratiyah, 2006.
3.1.2 Konsep Penerimaan Usahatani
Menurut Soekartawi dkk 1986, penerimaan usahatani adalah nilai produk tunai usahatani dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan cabang usaha adalah
jumlah salah satu produk usahatani dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan ini mencakup suatu produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani,
digunakanuntuk bibit dalam usahatani, digunakan untuk pembayaran dan yang disimpan. Penerimaan ini dinilai berdasarkan perkalian antara total produksi
dengan harga pasar yang berlaku.
3.1.3 Konsep Biaya
Menurut Tjakrawilaksana dalam Apriani 2007, biaya atau pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses
produksi usahatani. Pengertian yang sedikit berbeda juga dikemukakan oleh Hernanto 1995 dan Soekartawi, et. al. 1986. Hernanto mengemukakan bahwa
biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang semula fisik,
kemudian diberi nilai rupiah, sedangkan menurut Soekartawi, et. al , biaya atau pengeluaran usahatani adalah semua nilai masuk yang habis terpakai atau
dikeluarkan didalam produksi tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya
yang diperhitungkan. Biaya tunai usahatani merupakan pengeluaran tunai yang dikeluarkan petani, sedangkan biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran
yang secara tidak tunai dikeluarkan petani. Biaya ini dapat berupa faktor produksi yang digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang
diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, penggunaan bibit dari hasil produksi dan penyusutan dari sarana produksi. Biaya
penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal yang dipakai.
Biaya penyusutan dapat diperhitungkan dengan mengunakan Metode Penyusutan Garis Lurus dengan rumus sebagai berikut :
n Ns
Nb su
BiayaPenyu −
= tan
Dimana : Nb
= Nilai pembelian, dalam Rupiah Ns
= Tafsiran nilai sisa, dalam Rupiah n
= Jangka usia ekonomi, dalam tahun Menurut Hernanto 1989, pengaruh status kepemilikan lahan terutama
lahan milik sendiri terhadap pengelolaan usahatani antara lain : a
Petani bebas mengelola lahan pertaniannya. b
Petani bebas merencanakan dan menentukan jenis tanaman yang akan ditanam.
c Petani bebas menggunakan teknologi dan cara budidaya.
d Petani bebas memperjualbelikan lahan yang dimilikinya.
e Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab petani terhadap apa yang dimilikinya.
3.1.4 Konsep Pendapatan Usahatani