PerawatanPemeliharaan Tanaman Keragaan Usahatani

sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit sudah kuat pada saat terkena terik matahari pada pagi harinya. Pada tahap penanaman ini, bibit anakan bawang daun yang telah dipotong sebagian daun dan akarnya ditanam pada lubang tanam sampai pangkal batang. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah dan dipadatkan pelan-pelan agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat. Setelah penanaman selesai, sebaiknya segera dilakukan penyiraman. Penggunaan jumlah tenaga kerja dan lamanya waktu penanaman antara sistem organik dengan anorganik adalah sama. Pada tahap ini, tenaga kerja yang lebih banyak digunakan adalah tenaga kerja wanita. Pada luasan lahan luas, tenaga kerja wanita yang digunakan sebanyak 5 orang. Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja dari luar keluarga. Pada luasan lahan sempit, tenaga kerja yang digunakan adalah 1 orang laki-laki dari dalam keluarga dan 2 orang wanita dari luar keluarga. Kegiatan penanaman ini menghabiskan waktu masing-masing untuk lahan luas dan lahan sempit yaitu selama 10 hari dan 4 hari.

5.3.3 PerawatanPemeliharaan Tanaman

Bibit bawang daun yang telah ditanam dikebun perlu dipelihara lebih lanjut agar pertumbuhannya tetap baik. Kegiatan pemeliharaan bawang daun yang dilakukan oleh petani responden ”Kalicimandala” meliputi pengairan, pemupukan susulan, penyiangan dan pendangiran serta perlindungan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

5.3.3.1 Pengairan atau Penyiraman

Pengairan atau penyiraman bawang daun dilakukan seperlunya. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit busuk akar sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Selain itu, tanah yang terlalu basah atau becek akan mendorong pertumbuhan cendawan dan bakteri yang menyerang tanaman. Sebaliknya, pengairan yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan bawang daun menjadi lambat. Untuk itu harus dilakukan pengairan atau penyiraman yang tepat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tinggi tanaman, luaslebar daun, jumlah daun, diameter batang dan jumlah anakan dan pertumbuhan generatif tanaman bunga dan buah.

5.3.3.2 Pemupukan Susulan

Setelah tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam, dilakukan pemupukan susulan yang merupakan pemupukan kedua setelah pemupukan dasar yang dilakukan pada saat pengolahan lahan. Pemupukan susulan bertujuan untuk memberi tambahan zat makanan hara terutama N, P, K dan zat-zat hara lainnya. Pupuk yang digunakan dalam pemupukan susulan ini adalah pupuk organik dengan dosis ¼ kg. Cara pemberian pupuk dilakukan dengan membuat lubang sedalam 5-7 cm di dekat tanaman. Lubang ini berjarak 5 cm di sebelah kiri atau kanan baris tanaman. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang-lubang tersebut, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 60 hari atau satu minggu sebelum panen. Pemupukan ini menggunakan pupuk cair organik dengan waktu pemberian empat hari sekali. Pupuk cair organik diberikan dengan cara menyemprotkannya pada daun tanaman. Penyemprotan harus dilakukan pada permukaan daun bagian bawah, yakni tempat terdapatnya stomata mulut daun.

5.3.3.3 Penyiangan dan Pendangiran

Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan rerumputan gulma dan jenis tanaman lain yang tumbuh di sekitar tanaman dengan menggunakan tangan atau dengan alat pencungkil kored. Kegiatan penyiangan dilakukan seawal mungkin bila lahan telah tampak ditumbuhi rerumputan gulma yakni pada saat tanaman berumur 3-4 minggu bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Hal ini untuk menghindari terganggunya tanaman bawang daun dari pertumbuhan rerumputan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan zat-zat makanan hara, air, oksigen O 2 , karbondioksida CO 2 dan cahaya matahari. Kegiatan pendangiran juga dilakukan dengan cara mengolah lahan secara ringan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, memperbaiki peredaran udara aerasi dan memelihara struktur tanah agar tetap gembur.

5.3.3.4 Perlindungan Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit

Kegiatan ini dilakukan setiap hari atau apabila telah terlihat adanya tanda-tanda awal munculnya hama dan penyakit. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh tenaga kerja perempuan. Hama yang sering menyerang tanaman bawang daun adalah ulat tanah. Pengendalian hama ini dilakukan secara mekanis tanpa menggunakan obat-obatan kimia, yakni dengan cara menangkapmengambil ulat pada sore atau malam hari untuk kemudian dimusnahkan. Selain itu penyakit yang juga sering menyerang tanaman bawang daun adalah busuk daun dan bercak ungu. Pengendalian untuk penyakit ini juga dilakukan tanpa menggunakan obat- obatan kimia, yakni dengan melakukan sanitasi kebun atau membersihkan rerumputan gulma dan sisa-sisa tanaman lain untuk dibakar, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan famili Liliaceae, penanaman bibit bawang daun yang sehat, serta pembuatan drainase yang baik agar air tidak menggenang di areal penanaman bawang daun. Tahap pemeliharaan tanaman ini juga lebih banyak menggunakan tenaga kerja wanita. Hal ini dikarenakan tenaga kerja wanita lebih terampil dan teliti dalam melakukan pemeliharaan tanaman pada tanaman bawang daun organik yang memang membutuhkan pemeliharaan yang intensif. Pada lahan luas, kegiatan pemeliharaan dikerjakan oleh 9 orang tenaga kerja yang terdiri dari 2 orang tenaga kerja pria masing-masing dari dalam keluarga dan luar keluarga serta 7 orang tenaga kerja wanita yakni 1 orang berasal dari dalam keluarga dan 6 orang lagi berasal dari luar keluarga. Pada lahan sempit, tenaga kerja yang digunakan sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2 orang tenaga kerja pria masing-masing dari dalam keluarga dan luar keluarga serta 3 orang tenaga kerja wanita yakni 1 orang berasal dari dalam keluarga dan 2 orang lagi berasal dari luar keluarga. Terdapat perbedaan penggunaan jumlah tenaga kerja dan lamanya waktu pemeliharaan antara sistem organik dengan anorganik. Pada sistem anorganik, jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk lahan luas sebanyak 7 orang dengan waktu pemeliharaan 30 hari, sedangkan untuk lahan sempit jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 4 orang dengan waktu pemeliharaan 14 hari.

5.3.4 Panen dan Pasca Panen

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis Usahatani dan Analisis Kelayakan Usahatani pada Budidaya Paprika (Capsicum annum var. grosumm) dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus di PT Cipta Citra Persada, Desa Naringgul Bawah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 15 106

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran wortel dengan budidaya organik (studi kasus Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 7 122

Analisis Usahatani Sayuran Organik di Perusahaan Matahari Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 10 200

Analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dengan padi anorganik (kasus : kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, kecamatan Bogor Barat)

2 15 211

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik pada Yayasan Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

6 14 103

Manajemen Risiko Rantai Pasok Sayuran Organik (Studi Kasus PT. X Cisarua, Bogor, Jawa Barat)

1 11 81

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190