penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam serta rotasi dengan tanaman legum.
3. Panen dan
Pascapanen
Panen dan penanganan pascapanen juga harus dilakukan dengan hati-hati serta menggunakan cara-cara yang alami agar terhindar dari kontaminasi dengan
bahan kimia sintesis. Pemanenan bawang daun dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman atau membongkarnya dengan alat bantu kored.
Penanganan pascapanen bawang daun dimulai sejak pengumpulan hasil hingga pemasaran. Pada tahap pencucian dalam pascapanen bawang daun organik,
bawang daun organik yang telah dibuang sebagian akar dan daunnya serta bagian- bagian lain yang tidak berguna harus segera dicuci dengan air bersih. Pencucian
dengan air bersih bertujuan untuk menghilangkan segala kotoran yang masih melekat pada daun, batang dan akar.
2.4 Penelitian Terdahulu
2.4.1 Usahatani
Handayani 2007 mengutarakan bahwa dari sisi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan antara berbagai alternatif
penggunaan sumber daya yang terbatas yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, modal, waktu dan pengelolaan. Menurutnya, hal ini dilakukan agar para petani
dapat menghadapi berbagai kesulitan dan resiko dalam kegiatan usahataninya untuk mencapai tujuan usahatani yang menguntungkan.
Puruhito 2005 secara lebih khusus berpendapat bahwa keberhasilan usahatani tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya,
yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dapat diartikan sebagai faktor- faktor produksi yang pengaruhnya dapat dikendalikan oleh petani, misalnya
penggunaan lahan, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani dalam mengalokasikan penerimaan keluarga serta jumlah keluarga petani.
Sedangkan faktor ekstern diartikan sebagai faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dan berada diluar jangkauan petani, misalnya faktor iklim, cuaca,
ketersediaan sarana angkutan dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan input usahatani, fasilitas kredit, penyuluhan bagi petani serta
perubahan harga. Adapun tujuan dari kegiatan usahatani menurut Kusumah 2004, adalah
untuk mencapai produksi dibidang pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dengan uang. Nilai tersebut diperoleh setelah mengurangkan atau
memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Berdasarkan nilai tersebut diharapkan akan mendorong petani untuk mengalokasikan nilai yang diperolehnya
dalam berbagai kegunaan seperti untuk biaya produksi periode berikutnya, tabungan dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2.4.2 Usahatani Bawang Daun
Penelitian tentang usahatani bawang daun pernah dilakukan sebelumnya. Hasil dari analisis pendapatan terhadap 40 orang petani yang dipilih secara
purposive oleh Darwiyah 2006, diketahui bahwa nilai pendapatan yang diperoleh petani, baik pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya
total usahatani telah menunjukkan bahwa usahatani bawang daun di Desa
Sindangjaya menguntungkan, karena penerimaannya lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan.
Penelitian yang sama tentang usahatani bawang daun juga dilakukan oleh Sumiyati 2006. Namun yang membedakan antara penelitian ini dengan
penelitian bawang daun sebelumnya yang dilakukan oleh Darwiyah adalah perbandingan tingkat pendapatan bawang daun dilihat dalam dua kondisi tingkat
efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang berbeda di lokasi penelitian, yakni pada kondisi aktual dan kondisi optimal setelah dilakukan efisiensi
penggunaan faktor-faktor produksi. Hasil analisis regresi fungsi produksi Cobb- Douglas menyimpulkan bahwa pendapatan petani bawang daun pada kondisi
optimal lebih besar dibandingkan pendapatan petani bawang daun pada kondisi aktual, sehingga nilai RC pada kondisi optimal lebih besar dibandingkan nilai
RC pada kondisi aktual. Hal ini menunjukkan pada saat dilakukan efisiensi tercapai keuntungan maksimum.
2.4.3 Usahatani Organik dan Anorganik