Cara Tanam Pemeliharaan Budidaya Bawang Daun Anorganik Konvensional

berbentuk bulat panjang dan berongga berlubang menyerupai pipa, berwarna hijau tua, berukuran lebar 1-2 cm serta berumbi kecil.

2.3.1 Budidaya Bawang Daun Anorganik Konvensional

Tanaman bawang daun dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 900-1700 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan sekitar 1000-1500 mmtahun dan suhu udara berkisar antara 19ºC- 24ºC. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman bawang daun adalah andosol dan tanah lempeng berpasir dengan pH antara 6,5 - 7,5, jarak tanam 20 cm × 25 cm dan populasi per hektar sebanyak 200.000 tanaman. Kebutuhan bibit dari anakan adalah 200.000 stekhektar

1. Cara Tanam

Bawang daun dapat ditanam secara vegetatif dengan anakan atau belahan rumpunsetek tunas. Bibit bawang daun yang berasal dari anakan diperoleh dari rumpun bawang daun yang sudah cukup tua, yaitu telah berumur 2,5 bulan dan pertumbuhannya baiksehat. Tahap awal penanaman bibit bawang daun hasil anakan dimulai dengan memotong sebagian daun dan akarnya kemudian ditanam pada lubang tanam sampai pangkal batang. Selanjutnya lubang tanam ditutup dengan tanah dan dipadatkan pelan-pelan agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat. Setelah penanaman selesai, selanjutnya dilakukan penyiraman lahan dengan cara digenangi air.

2. Pemeliharaan

Bibit bawang daun yang telah ditanam perlu dipelihara lebih lanjut agar pertumbuhannya tetap baik. Kegiatan pemeliharaan bawang daun meliputi penyulaman, pengairan, pemupukan, penyiangan, pemangkasan bunga dan daun serta perlindungan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Jenis hama yang sering menyerang tanaman bawang daun adalah dari golongan serangga, diantaranya adalah ulat. Ulat tanah Agrotis ipsilon Hfn menyerang bagian daun dan pucuk tanaman. Daun tanaman bawang daun yang diserang ulat tanah tampak berlubang- lubang atau terpotong-potong tidak beraturan, sedangkan jika yang diserang adalah bagian pucuk tanaman, tanaman tersebut tampak terkulai dan rebah. Pengendalian hama untuk jenis ulat ini dilakukan dengan penyemprotan insektisida Duraban 20 EC, Matador, dan Furadan 3 G di sekitar pangkal batang tanaman. Jenis ulat lain yang juga sering menyerang tanaman bawang daun adalah ulat daun Spodoptera exiqua Hbn. Ulat ini memakan daging daun sehingga daun tampak berwarna putih transparan memanjang dan layu terkulai. Pada tingkat serangan yang berat, daun-daun menjadi rusak dan tidak dapat dikonsumsi. Penyakit yang sering menyerang tanaman bawang daun pada umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh cendawan, salah satunya adalah penyakit busuk daun. Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Peronospora destruktor Berk. Casp sehingga menimbulkan bercak-bercak hitam pucat pada daun terutama pada ujung-ujung daun yang kemudian berubah warna menjadi putih atau ungu. Pada serangan yang berat, daun akan menguning, layu, mengering dan akhirnya mati. Pengendalian penyakit busuk daun ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida, misalnya Daconil 75 WP, Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.

3. Panen dan Pascapanen

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis Usahatani dan Analisis Kelayakan Usahatani pada Budidaya Paprika (Capsicum annum var. grosumm) dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus di PT Cipta Citra Persada, Desa Naringgul Bawah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 15 106

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran wortel dengan budidaya organik (studi kasus Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 7 122

Analisis Usahatani Sayuran Organik di Perusahaan Matahari Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 10 200

Analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dengan padi anorganik (kasus : kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, kecamatan Bogor Barat)

2 15 211

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik pada Yayasan Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

6 14 103

Manajemen Risiko Rantai Pasok Sayuran Organik (Studi Kasus PT. X Cisarua, Bogor, Jawa Barat)

1 11 81

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190