Ruang Lingkup Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Ruang Lingkup Usahatani

Menurut Suratiyah 2006, ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Beberapa definisi ilmu usahatani menurut Suratiyah 2006, yaitu : 1. Menurut Efferson, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang dari sudut efisiensi dan pendapatan yang kontinyu. 2. Menurut Daniel, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu. 3. Menurut Vink 1984, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma yang digunakan untuk mengatur usahatani agar memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya. 4. Menurut Prawirokusumo 1990, ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, peternakan atau perikanan. Selain itu, ilmu usahatani juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian, peternakan atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani atau peternak tersebut. 5. Bachtiar Rifai dalam Soeharjo dan Patong 1973, mengatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari kesatuan, organis dari alam, tenaga kerja, modal dan pegelolaan yang ditujukan untuk mendapatkan produksi di lapangan pertanian. Dari definisi diatas, dapat diperoleh empat unsur pokok yang selalu bekerja dalam usahatani, yakni alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan manajemen. Keempat unsur tersebut juga dapat disebut faktor-faktor produksi Hernanto, 1989. Alam merupakan faktor yang sangat menentukan dalam usahatani. Faktor alam dapat dibedakan menjadi dua, yakni faktor tanah yang mencakup jenis tanah dan kesuburan tanah, serta faktor alam sekitar yang mencakup iklim yang juga berkaitan dengan ketersediaan air, suhu dan lain sebagainya. Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak dan usahatani keseluruhannya. Faktor tanah juga tidak terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan, angin dan sebagainya. Iklim yang juga menjadi bagian dari faktor alam sekitarnya sangat berpengaruh pada jenis tanaman atau komoditas yang akan diusahakan Suratiyah, 2006. Tenaga kerja dalam usahatani merupakan faktor produksi kedua selain tanah, modal dan pengelolaan manajemen. Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian. Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir 1983 adalah : 1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas. 2. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas. 3. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan dan dispesialisasikan. 4. Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Ada beberapa hal yang membedakan antara tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, yakni komposisi menurut umur, jenis kelamin, kualitas dan kegiatan kerja prestasi kerja. Tanah serta alam sekitarnya dan tenaga kerja adalah faktor produksi asli, sedangkan modal dan peralatan merupakan substitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Dalam arti ekonomi perusahaan, modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali, atau dengan kata lain, modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan. Modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu dan fungsi. 1. Sifat. Atas dasar sifat, modal dapat digolongkan menjadi modal yang dapat menghemat lahan land saving capital dan modal yang dapat menghemat tenaga kerja labour saving capital. Disamping itu, ada juga modal yang justru dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak misalnya jika menggunakan teknologi kimiawi, biologis, dan pancausaha. 2. Kegunaan. Menurut kegunaannya, modal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif adalah modal yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan produksi misalnya pupuk dan bibit unggul, sedangkan modal tidak langsung misalnya terasering. Modal pasif adalah modal yang digunakan hanya untuk sekadar mempertahankan produk misalnya penggunaan bungkus, karung, kantong plastik dan gudang. 3. Waktu. Atas dasar waktu pemberian manfaatnya, modal dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu modal produktif dan modal prospektif. Modal dikatakan produktif jika dapat meningkatkan produksi misalnya pupuk dan bibit unggul. Modal dikatakan prospektif jika dapat meningkatkan produksi, tetapi baru akan dirasakan pada jangka waktu lama misalnya investasi dan terasering. 4. Fungsi. Atas dasar fungsinya, modal dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu modal tetap fixed assets dan modal tidak tetap atau modal lancar current assets . Modal tetap adalah modal yang dapat dipergunakan secara berkali-kali proses produksi. Modal tetap ada yang bergerak atau mudah dipindahkan, ada yang hidup maupun mati misalnya cangkul, sabit, ternak, sedangkan yang tidak dapat dipindahkan juga ada yang hidup maupun mati misalnya bangunan, tanaman keras. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dapat digunakan dalam satu kali proses produksi saja misalnya pupuk dan bibit unggul untuk tanaman semusim. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan manajemen itu adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya. Dengan demikian pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan faktor-faktor yang dapat dikuasai akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan Ken Suratiyah, 2006.

3.1.2 Konsep Penerimaan Usahatani

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis Usahatani dan Analisis Kelayakan Usahatani pada Budidaya Paprika (Capsicum annum var. grosumm) dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus di PT Cipta Citra Persada, Desa Naringgul Bawah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 15 106

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran wortel dengan budidaya organik (studi kasus Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 7 122

Analisis Usahatani Sayuran Organik di Perusahaan Matahari Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 10 200

Analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dengan padi anorganik (kasus : kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, kecamatan Bogor Barat)

2 15 211

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik pada Yayasan Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

6 14 103

Manajemen Risiko Rantai Pasok Sayuran Organik (Studi Kasus PT. X Cisarua, Bogor, Jawa Barat)

1 11 81

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190