Konsep Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

e Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab petani terhadap apa yang dimilikinya.

3.1.4 Konsep Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan usahatani yang diterima merupakan balas jasa untuk tenaga kerja, modal keluarga yang dipakai dan pengelolaan yang dilakukan oleh seluruh keluarga. Bentuk dan jumlah pendapatan mempunyai fungsi yang sama, yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kemampuan petani agar dapat melanjutkan kegiatannya. Pendapatan ini akan digunakan untuk mencapai keinginana-keinginan dan memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima petani akan dialokasikan pada berbagai kebutuhan. Jumlah pendapatan dan cara menggunakan inilah yang menentukan tingkat hidup petani. Analisis pendapatan usahatani pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan usaha pertanian dalam satu tahun. Bagi seorang petani, analisis pendapatan membantunya untuk mengukur apakah usahataninya pada saat itu berhasil atau tidak. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila situasi pendapatannya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, termasuk biaya angkutan dan biaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut. b. Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanam, termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal. c. Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah. Terdapat beberapa ukuran pendapatan menurut Soeharjo dan Patong 1973 : 1. Pendapatan kerja petani operators farm labour income Pendapatan ini diperoleh dengan menghitung semua penerimaan yang berasal dari penjualan, yang dikonsumsi keluarga dan kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran, baik yang tunai maupun yang diperhitungkan, termasuk bunga modal dan nilai kerja keluarga. 2. Penghasilan kerja petani operators farm labour earning Angka ini diperoleh dari menambah pendapatan kerja petani dengan penerimaan tidak tunai 3. Pendapatan kerja keluarga family farm labour earning Pendapatan ini merupakan balas jasa dari kerja dan pengelolaan petani dan anggota keluarganya. Pendapatan kerja keluarga diperoleh dari menambah penghasilan kerja petani dengan nilai kerja keluarga. 4. Pendapatan keluarga family income Angka ini diperoleh dengan menghitung pendapatan dari sumber-sumber lain yang diterima petani bersama keluarganya disamping kegiatan pokoknya. Menurut Ken Suratiyah 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal. Sedangkan faktor eksternal dari segi faktor produksi input terbagi dalam dua hal yaitu ketersediaan dan harga. Selain faktor eksternal dari segi faktor produksi, terdapat pula faktor eksternal dari segi produksi output maliputi permintaan dan harga. 2. Faktor manajemen Disamping faktor internal dan eksternal, faktor manajemen juga sangat menentukan besarnya biaya dan pendapatan usahatani. Dalam pelaksanaanya, sangat diperlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi harga baik harga faktor produksi maupun produk. Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua informasi, yaitu informasi keadaan seluruh penerimaan dan informasi mengenai seluruh pengeluaran selama waktu yang ditetapkan Soekartawi, et. al. 1986. Pada umumnya jangka waktu yang digunakan adalah satu tahun. Salah satu ukuran efisiensi pendapatan yang digunakan adalah Return Cost Ratio RC atau analisis imbangan penerimaan dan biaya. Nilai RC menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan biaya satu satuan biaya. Dua macam RC yang sering digunakan yaitu RC rasio atas biaya total dan RC rasio atas biaya tunai. Hasil perhitungan RC 1 memiliki arti bahwa usahatani tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan, nilai RC 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut tidak menguntungkan, dan apabila nilai RC = 1, maka dapat dikatakan bahwa usahatani tersebut berada pada keuntungan normal.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis Usahatani dan Analisis Kelayakan Usahatani pada Budidaya Paprika (Capsicum annum var. grosumm) dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus di PT Cipta Citra Persada, Desa Naringgul Bawah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 15 106

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran wortel dengan budidaya organik (studi kasus Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 7 122

Analisis Usahatani Sayuran Organik di Perusahaan Matahari Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

0 10 200

Analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dengan padi anorganik (kasus : kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, kecamatan Bogor Barat)

2 15 211

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik pada Yayasan Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

6 14 103

Manajemen Risiko Rantai Pasok Sayuran Organik (Studi Kasus PT. X Cisarua, Bogor, Jawa Barat)

1 11 81

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190