”Kalicimandala” untuk mengubah sistem penanaman dari anorganik menjadi organik.
Setelah beberapa tahun, penanaman bawang daun dengan sistem organik pun kian berkembang dikalangan petani. Meskipun masih terdapat para petani
yang tetap bertahan dengan sistem penanaman anorganikkonvensional yang merugikan, namun melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan dari Departemen
Pertanian setempat, maka Desa Batulayang kini telah mendapat sertifikat organik dari Departemen Pertanian Kabupaten Bogor.
Faktor-faktor produksi yang umum digunakan dalam usahatani bawang daun baik organik maupun anorganik adalah benih atau bibit, pupuk kompos,
pupuk kimia, obat-obatan dan tenaga kerja. Keragaan sistem pertanian organik bawang daun di Desa Batulayang diuraikan sebagai berikut :
5.3.1 Persiapan Lahan
Persiapan lahan yang baik akan menciptakan media tanam yang mendukung tanaman untuk tumbuh lebih sempurna. Persiapan lahan untuk
budidaya bawang daun organik meliputi pembersihan rumput atau gulma, pengolahan tanah, pemupukan dasar serta pengapuran tanah. Sebelum dilakukan
pengolahan tanah yakni 15-30 hari sebelum tanam, lahan dibersihkan dari berbagai jenis gulma dan sisa-sisa tanaman lain, termasuk tanaman kayu serta
batu-batu kerikil. Setelah lahan bersih dari rumput gulma dapat dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Pada tahap ini, tanah dicangkul sehingga didapatkan
tanah yang gembur. Kedalaman cangkul antara 20-30 cm agar akar tanaman dapat dengan leluasa memperoleh zat hara yang ada di dalam tanah, selanjutnya tanah
dibiarkan selama seminggu.
Tahap selanjutnya adalah penyiapan lahan untuk penanaman bibit berupa pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran 20 × 30 cm lebar = 20 cm
dan tinggi = 30 cm atau tergantung luasan lahan yang dimiliki petani. Jarak antar bedengan ± 30 cm. Pembuatan jarak antar bedengan ini bertujuan agar dapat
dilalui oleh petani pada saat melakukan perawatan tanaman bawang daun. Petani di Desa Batulayang tidak semuanya memberlakukan aturan seperti ini karena
masing-masing petani sudah mempunyai aturan sendiri tergantung pada luasan lahan yang mereka miliki. Setelah pembuatan bedengan selesai, selanjutnya
dilakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk kompos dengan dosis ¼ kg. Pemupukan dasar dilakukan dengan cara menaburkan pupuk kompos tersebut di
setiap bedengan yang telah dibuat. Setelah itu tanah digemburkan lagi dengan cara dicangkul tipis-tipis sampai tanah merata dengan pupuk kompos.
Pengapuran tanah dilakukan jika derajat keasaman tanah pH kurang dari 6,5. jika pH tanah untuk menanam bawang daun telah sesuai atau normal 6,5-7,5
maka tidak perlu lagi dilakukan pengapuran tanah. Cahyono, 2005. Para petani bawang daun di Desa Batulayang ini biasanya melakukan pengapuran tanah
sebelum melakukan penanaman bawang daun. Pengapuran dilakukan pada tanah bedengan dengan menggunakan kapur pertanian dengan dosis ½ kg.
Penggunaan jumlah tenaga kerja dan lamanya waktu persiapan lahan antara sistem organik dan anorganik adalah sama. Pada tahap persiapan lahan ini,
petani yang memiliki luas lahan sempit ≤ 0,3 ha pada umumnya melakukan
persiapan lahan sendiri dan dibantu oleh 1 orang tenaga kerja luar keluarga, sedangkan petani yang memiliki lahan luas 0,3 ha melakukan persiapan lahan
sendiri dengan dibantu oleh 4 orang tenaga kerja luar keluarga dengan upah
sebesar Rp 20.000,00 per orang per hari untuk tenaga kerja laki-laki dan Rp 15.000,00 per orang per hari untuk tenaga kerja wanita.
5.3.2 Penanaman