Koperasi Unit Desa KUD Konsep Pengembangan Koperasi

jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Pemberian balas jasa tidak berdasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan para anggota, tetapi wajar dan tidak melebihi suku bunga yang berlaku. 5. Kemandirian Prinsip ini mengandung arti bahwa koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, disamping mengandung pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri dan berkehendak mengelola sendiri.

2.2 Koperasi Unit Desa KUD

Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. KUD merupakan lembaga perekonomian formal yang langsung berhubungan dengan masyarakat pedesaan, tersebar di seluruh wilayah tanah air termasuk di daerah pesisir pantai. KUD yang berkembang di daerah pesisir pantai sebagian besar adalah KUD Mina yang bergerak di sektor perikanan. Koperasi perikanan didirikan untuk menyatukan dan menggabungkan usaha nelayan-nelayan yang umumnya masih miskin dan belum begitu maju tingkat pengetahuannya. Dengan bersatu dan bekerja sama dalam sebuah koperasi perikanan, para nelayan dapat mengumpulkan modal dan berusaha untuk memperbaiki usahanya dengan tidak menggantungkan nasibnya pada tengkulak atau kaum pemodal Trisya 2002. Pembangunan perekonomian untuk masa depan akan diprioritaskan pada pembangunan Koperasi Unit Desa KUD. Salah satu bentuk koperasi yang bergerak dibidang perikanan adalah KUD Mina. KUD Mina berfungsi sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian nelayan di desa-desa pantai. Tujuan dari KUD Mina sebagaimana tujuan koperasi pada umumnya Pasal 3 Undang-Undang No.25 tahun 1992 adalah : 1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional

2.3 Konsep Pengembangan Koperasi

Koperasi di negara berkembang seringkali dilihat dalam sosok yang kurang dianggap sebagai lembaga bisnis yang dapat menggerakkan efisiensi. Menurut Mutis 1999 pimpinan koperasi perlu menata derap langkah kerja yang efisien dan rasional, serta memicu disiplin yang baik sehingga dapat memacu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Menurut Book 1994 pengembangan koperasi yang sehat menuntut adanya persamaan hak antar sesama anggota, yang dinyatakan dengan manajemen demokratis, pada saat kita bicara tentang pembagian kekuasaan. Anggota harus memiliki hak yang sama dalam peran sertanya pada koperasi dan dalam ikut mengambil keputusan mengenai penggunaan sumber daya koperasi. Syarat utama agar koperasi dapat bekerja dengan efisien adalah apabila pengelolan atau manajemen usaha koperasi yang bersangkutan juga terlaksana dengan baik, yang didasarkan falsafah dari, oleh, dan untuk anggota. Dengan demikian efisiensi suatu usaha koperasi ditentukan oleh pengelolaan usaha dan partisipasi anggota yang ditunjang oleh profesionalisme pengelolanya Kusumah 1987. Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut Mutis 1999 adalah pertama, koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya. Kedua, koperasi harus diorganisir dengan baik dan dikelola secara profesional. Ketiga, mempertahankan standar integritas koperasi yang tinggi. Keempat, penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara tepat. Tanpa terpenuhinya prasyarat tersebut, tampaknya sulit bagi koperasi untuk tumbuh berkembang bersaing dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Perkembangan koperasi juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Faktor lingkungan internal koperasi adalah sarana dan sumber daya yang ada dalam koperasi yang secara langsung mempengaruhi kemajuan koperasi. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor di luar koperasi yang berpengaruh terhadap arah dan tindakan koperasi yang pada akhirnya mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal koperasi.

2.4 Konsep Manajemen Strategi