Faktor Peluang Faktor Eksternal

Faktor internal untuk kelemahan yang paling penting terdapat pada kelemahan 5 yaitu luas ruangan dan tata ruang kantor koperasi yang kurang memadaiyang diberi bobot sebesar 0,120 dengan nilai peringkat 1 yang artinya koperasi menilai bahwa faktor tersebut merupakan kelemahan kecil. Faktor kelemahan yang tidak penting terdapat pada kelemahan 3 yaitu unit usaha KUD Minasari kurang berkembang yang diberi bobot sebesar 0,079 dengan nilai peringkat 2 yang artinya koperasi menilai bahwa faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama. Nilai yang dibobot paling tinggi untuk kelemahan terdapat pada koperasi tidak memiliki prosedur simpan pinjam yang baik, faktor tersebut di anggap paling penting oleh koperasi, terlihat dari nilai yang dibobot paling tinggi sebesar 0,212. Jumlah nilai yang dibobot untuk kekuatan koperasi berjumlah 1,793 dan jumlah nilai yang dibobot untuk kelemahan koperasi berjumlah 0,858. Dari matriks IFE KUD Minasari diketahui total nilai IFE sebesar 2,651 menunjukan bahwa kondisi internal KUD Minasari berada sedikit di atas rata-rata.

5.4.2 Faktor Eksternal

Faktor-faktor dari luar KUD Minasari yang dapat mempengaruhi besar kecilnya peranan KUD ini dalam mendukung sektor perikanan dan kelautan. Faktor Eksternal dibedakan menjadi dua, yaitu faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang yaitu peluang-peluang KUD Minasari untuk dapat meningkatkan perannya terhadap sektor perikanan dan kelautan. Sedang faktor ancaman yaitu bahaya yang dapat dihadapi oleh KUD Minasari sehingga dapat mempengaruhi bahkan menurunkan peranannya terhadap pembangunan dunia perikanan dan kelautan.

5.4.2.1 Faktor Peluang

1 Potensi Perikanan Pangandaran yang Melimpah Perikanan tangkap yang menjadi tulang punggung bagi produksi perikanan Pangandaran merupakan suatu peluang bagi KUD Minasari untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Mengingat KUD Minasari ini merupakan satu-satunya KUD Mina di Pangandaran sehingga merupakan pusat kegiatan perikanan di Desa Pangandaran. Sebagai KUD Mina, potensi yang besar dari sektor perikanan merupakan suatu tantangan untuk dapat memfasilitasi kegiatan perikanan tersebut. b Diberlakukannya Sistem Otonomi Daerah Otonomi Daerah menurut Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 2004, artinya adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan Peraturan PerUndang-Undangan. Kewenangan yang dimaksud dikelompokkan dalam berbagai berbagai bidang, salah satunya bidang perkoperasian. Kewenangan di bidang perkoperasian dalam hal : a Penetapan pedoman akuntansi koperasi, b Penetapan pedoman tata cara pernyertaan modal pada koperasi, c fasilitas pengembangan sistem distribusi bagi koperasi, d Fasilitas kerjasaama antar koperasi dan badan usaha lain. Diberlakukannya otonomi daerah berdampak bagi terlaksananya otonomi usaha koperasi yang memberikan kesempatan bagi koperasi untuk mengembangkan usahanya secara mandiri sesuai dengan prinsip koperasi yaitu kemandirian. c Penggalakan kredit UKM oleh pemerintah Pemerintah menetapkan kebijaksanaan yang memberikan kemudahan dalam penyaluran kredit untuk kegiatan UKM Usaha Kecil dan Menengah dan Koperasi. Hal ini, dikarenakan bahwa UKM ini tahan gempuran terhadap badai krisis moneter yang melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu. Kegiatan produksi UKM ini tidak tergantung pada bahan baku dari luar. Kondisi ini yang mendorong pemerintah untuk menggalakan kredit terhadap UKM. Penggalakan kredit bagi UKM termasuk didalamnya koperasi merupakan suatu peluang bagi KUD Minasari untuk mengembangkan usaha dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya. d Adanya pinjaman modal dari Bank pemerintah Dalam hal pemberian pinjaman modal dari Bank swasta pada tahun 2005 dari bank BUKOPIN sebesar Rp150.000.000,00. Modal tersebut digunakan koperasi untuk keperluan perluasan dan pengembangan usaha, sisanya digunakan untuk memenuhi permintaan anggota dalam memperoleh kredit pinjaman uang dari koperasi. Selain mendapat modal pinjaman dari Bank BUKOPIN, koperasi juga berpeluang untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan seperti Bank BRI, Bank BNI, Bank Jabar, dan Bank-Bank lainnya yang menyediakan pinjaman modal. e Adanya kebijakan untuk pelatihan karyawan KUD Minasari memiliki program yang ditujukan bagi pendidikan SDM yang ada di koperasi yaitu DEKOPINDO pada 12 Juli setiap tahunya,bertepatan denngan Hari Koperasi dari Kabupaten Cianjur. Pendidikan seperti ini memiliki peluang yang baik karena saat ini KUD Minasari hanya mengikuti pendidikan ini bergantung kebutuhan.

5.4.2.2 Faktor Ancaman