Iklim KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.3. Hidrografi

Kedalaman perairan pantai Kota Makassar di sekitar dermaga Soekarno-Hatta bervariasi antara 9-17 m yang secara umum di bagian Utara cenderung menjadi lebih dalam, dengan garis kontur sejajar garis dermaga. Daerah laut terdalam terdapat pada jarak 650 meter dari dermaga yaitu 17 meter. Topografi di sekitar Sungai Janeberang secara umum memperlihatkan yang landai dengan kemiringan lereng 0-15° dan kedalaman 0-20 m sepanjang 750 m ke arah laut. Perairan yang tepat berada di depan muara sungai Janeberang mempunyai kemiringan lereng 30-40° dengan kedalaman 0-20 meter. Secara umum gelombang laut di perairan Kota Makassar dibangkitkan oleh angin. Tinggi gelombang sebagian besar berada pada interval 1,1-1,5 m. Kecepatan arus di perairan kota Makassar cukup beragam dan umumnya dipengaruhi oleh arus pasang surut. Rata-rata arus permukaan di perairan kota Makassar bergerak dari Utara ke Selatan, sedangkan arus bawah bergerak dari Selatan ke Utara dengan kecepatan bervariasi sepanjang tahun. Hasil perhitungan kecepatan arus susur pantai Kota Makassar berkisar 0,05-0,10 mdet Samawi,2007 Sebaran sedimen di sepanjang pantai Kota Makassar mengacu pada debit Sungai Jeneberang yaitu antara 152-238,8 m 3 det dengan debit rata-rata tahunan sebesar 33,05 m 3 det dengan kadar lumpur yang terbawa antara 25-200 grliter, dan Sungai Tallo dengan debit alir 143,07 m 3 det. Kecepatan sedimentasi Sungai Tallo yang bermuara di Pelabuhan Paotere berkisar antara 29,6-76,1 cmtahun dengan rata- rata kecepatan sedimentasi 52,85 cmtahun AMDAL Revitalisasi Pantai Losari, 2005.

4.4. Kependudukan

Panjang garis pantai Kota Makassar sekitar 32 km dan pada tahun 2009 jumlah penduduk tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa yang terdiri atas 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak 1.253.656 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk laki-laki. Penyebaran penduduk Kota Makassar tahun 2009 dirinci menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 11. Ditinjau dari kepadatan penduduk Tabel 11 Kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 33.390 jiwa per km 2 persegi, disusul Kecamatan Mariso 30.457 jiwakm 2 , Kecamatan Bontoala 29.872 jiwakm 2 . Sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 2.709 jiwakm 2 , kemudian Kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwakm 2 , Manggala 4.163 jiwakm 2 , Kecamatan Ujung Tanah 8.266 jiwakm 2 , Kecamatan Panakkukang 8.009 jiwakm 2 Tabel 11. Penduduk Kota Makassar Tahun 2009 . NO Kecamatan Luas km 2 Jumlah Penduduk Kepadatan jiwakm 2 1 Mariso 1,82 55.431 30.457 2 Mamajang 2,25 61.294 27.242 3 Tamalate 18,18 154.464 84.96 4 Rappocini 9,23 145.090 15.719 5 Makassar 2,52 84.143 33.390 6 Ujung Pandang 2,63 29.064 11.051 7 Wajo 1,99 35.533 17.856 8 Bontoala 2,10 62.731 29.872 9 Ujung Tanah 5,94 49.103 8.266 10 Tallo 8,75 137.333 15.695 11 Panakkukang 13,03 136.555 10.480 12 Manggala 24,14 100.484 4.163 13 Biringkanaya 48,22 130.651 2.709 14 Tamalanrea 31,84 90.473 2.841 Total 172,64 1.272.349 7.370 Sumber : Makassar Dalam Angka tahun 2010 Besarnya jumlah penduduk di sepanjang aliran sungai Tallo yang meliputi 5 kecamatan Ujung Tanah, Tallo, Manggala, Biringkanaya dan Tamalanrea tersebut dimungkinkan karena pemanfaatan wilayah pesisir sebagai pemukiman dan hal ini akan erat kaitannya dengan besarnya limbah domestik yang masuk ke Sungai Tallo. Sedangkan jumlah penduduk yang relatif kecil di beberapa kecamatan ini disebabkan karena daya dukung wilayah hunian yang sempit dan padat , juga merupakan wilayah