penduduk laki-laki. Penyebaran penduduk Kota Makassar tahun 2009 dirinci menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 11.
Ditinjau dari kepadatan penduduk Tabel 11 Kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 33.390 jiwa per km
2
persegi, disusul Kecamatan Mariso 30.457 jiwakm
2
, Kecamatan Bontoala 29.872 jiwakm
2
. Sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 2.709
jiwakm
2
, kemudian Kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwakm
2
, Manggala 4.163 jiwakm
2
, Kecamatan Ujung Tanah 8.266 jiwakm
2
, Kecamatan Panakkukang 8.009 jiwakm
2
Tabel 11. Penduduk Kota Makassar Tahun 2009 .
NO Kecamatan
Luas km
2
Jumlah Penduduk
Kepadatan jiwakm
2
1 Mariso
1,82 55.431
30.457 2
Mamajang 2,25
61.294 27.242
3 Tamalate
18,18 154.464
84.96 4
Rappocini 9,23
145.090 15.719
5 Makassar
2,52 84.143
33.390 6
Ujung Pandang 2,63
29.064 11.051
7 Wajo
1,99 35.533
17.856 8
Bontoala 2,10
62.731 29.872
9 Ujung Tanah
5,94 49.103
8.266 10 Tallo
8,75 137.333
15.695 11 Panakkukang
13,03 136.555
10.480 12 Manggala
24,14 100.484
4.163 13 Biringkanaya
48,22 130.651
2.709 14 Tamalanrea
31,84 90.473
2.841 Total
172,64 1.272.349
7.370
Sumber : Makassar Dalam Angka tahun 2010
Besarnya jumlah penduduk di sepanjang aliran sungai Tallo yang meliputi 5 kecamatan Ujung Tanah, Tallo, Manggala, Biringkanaya dan Tamalanrea tersebut
dimungkinkan karena pemanfaatan wilayah pesisir sebagai pemukiman dan hal ini akan erat kaitannya dengan besarnya limbah domestik yang masuk ke Sungai Tallo.
Sedangkan jumlah penduduk yang relatif kecil di beberapa kecamatan ini disebabkan karena daya dukung wilayah hunian yang sempit dan padat , juga merupakan wilayah
pusat perbelanjaan, pelayanan dan jasa serta berbagai bangunan infrastruktur pemerintah Kota Makassar.
4.5. Perekonomian Kota Makassar
Perekonomian Kota Makassar pada dasarnya masih bertumpu pada sektor pengangkutan komunikasi, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.
Berdasarkan basis data Kota Makassar tahun 2007 menunjukkan bahwa struktur ekonomi Makassar tahun 2005 didominasi oleh peranan sektor perdagangan, hotel dan
restoran sekitar 28,09 persen diikuti sektor industri pengolahan sekitar 23,09 persen dan ketiga adalah peranan sektor angkutan dan komunikasi sekitar 16,23 persen. Sementara
urutan ke empat dan kelima adalah sektor jasa dan sektor keuangan masing-masing sekitar 11,28 persen dan 10,78 persen.
Kemajuan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang
dan jasa yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil
penghitungan PDRB tahun 2009, nilai PDRB Kota Makassar atas dasar harga berlaku telah mencapai Rp. 31.263,651 miliar rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan 2009, nilainya sebesar Rp 14.798,187 milliar rupiah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi kota Makassar tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Pekembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar Tahun 2005-2009
Tahun PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku
Milyar Rp Perkembangan
Persen PDRB Atas
Dasar Harga Konstan
Juta Rp Pertumbuhan
Ekonomi Persen
2005 15.744.193,91
19,94 10.492.540,67
7,16 2006
18.165.876,32 15,38
11.341.848,21 8,09
2007 20.794.721,30
14,47 12.261.538,92
8,11 2008
26.068.221,49 25,06
13.561.827,18 10,52
2009 31.263.651,65
19,93 14.798.187,68
9,20 Sumber :
Makassar Dalam Angka tahun 2010
Perkembangan dari sektor industri di Kota Makasssar dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu industri makanan, industri minuman, industri tektil, industri
pakaian jadi, industri kayu, bambu dan sejenisnya, industri perabot dan kelengkapan rumah tangga serta alat dapur dari kayu, industri kertas, industri percetakan dan
penerbitan, industri bahan kimia, industri pembekuan udang dan ikan, industri karet, industri barang dari plastik, industri semen, kapur dan baja, industri logam dasar besi
dan logam, industri mesin dan perlengkapannya dan industri pengolahan lainnya. Kondisi perkembangan industri kecil dan kerajinan serta industri besar dan
menengah di Kota Makassar dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang berarti. Laju peningkatan jumlah industri di Kota Makassar 5 tahun terakhir 1,5 pertahun
BPS, 2010, sedangkan berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar pada tahun 2004, jumlah perusahaan menengahbesar yaitu 253 dan
tahun 2005 meningkat menjadi 260 perusahaan, sehingga prediksi jumlah industri besar dan menengah tahun 2010 yaitu 301 industri Gambar 8. Kecamatan yang memiliki
jumlah industri cukup besar adalah kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Panakkukang dan Tallo.
Gambar 8. Peningkatan Jumlah Industri di Kota Makassar Olah data : Sumber BPS 2010
Laju pertumbuhan jumlah industri kecil sebesar 2,1 pertahun, pada tahun 2004 sebesar 4.313 unit usaha dan meningkat menjadi 4.392 unit usaha pada tahun