Penentuan Stasiun Metode Analisis Data
ke dalam wadah selanjutnya diidentifikasi dan dihitung jumlahnya di laboratorium
dengan menggunakan kaca pembesar.
Metode analisis parameter fisika kimia dan biologi yang digunakan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Parameter Kualitas Air yang Diteliti, Metode Analisa dan Pengukurannya
Parameter Satuan
Metode AnalisaAlat Lokasi
Fisika 1. Arus
2. Suhu 3. Sedimen
4.TSS Kimia
1.Oksigen terlarut 2.Salinitas
4. pH 2. BOD
3.TOC
5
4.BOT 5. Fosfat
6. Nitrat 7. Logam Cd, Pb, Zn
Biologi 1.Makrozoobentos
mdtk
o
- C
- mg O
2
l
o
-
oo
mgl mgl
indm
2
Flowatch Termometer
Sedimen Grab Spektrofotometer
DO meter Handrefraktometer
pH meter Titrimetri winkler inkubasi 5
Spektrofotometer Titrimetri
As.askorbit Brucine
SSA Pencacahan
In situ In situ
InsituLab Lab
In situ In situ
In situ Lab
Lab Lab
Lab Lab
Lab
Analisa parameter fisika dan kimia air mengacu pada metode APHA 1998. Karakteristik kondisi eksisting dianalisis dengan membandingkan hasil pemeriksaan
sampel dengan baku mutu air laut KEP-MEN LH No 51MenKLH2004. Pengukuran parameter biologi meliputi pengukuran komposisi jenis dan
kelimpahan, indeks keanekaragaman jenis H’, indeks keseragaman jenis E,indeks dominansi jenis C.
- Komposisi Jenis Dan Kelimpahan
Kelimpahan makrozoobentos dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Odum 1971 sebagai berikut :
13
Keterangan : Y
= Jumlah individu indm
2
a = Jumlah makrozoobentos yang tersaring ind
b = Luas bukaan grab sampler cm
2
10000 = Nilai konversi dari cm
2
ke m
2
- Indeks Keanekaragaman Jenis H’
Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis makrozoobentos dipergunakan rumus Shannon-Wiener Krebs,1978 sebagai berikut :
H’ = - ∑ Pi ln Pi ; Pi = niN
14 dimana:
H’ = Indeks keanekaragaman jenis
ni = Jumlah Individu Jenis
N = Jumlah total individu
Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman jenis dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu :
1 H’ ≤ 1 = keanekaragaman rendah, penyebaran individu tiap jenis rendah dan
kestabilan komunitas rendah, indikator adanya pencemaran berat 2 1 H ’3 = keanekaragaman sedang,penyebaran individu tiap jenis rendah dan
kestabilan komunitas sedang, indikator adanya pencemaran sedang 3 H’
≥ 3 = keanekaragaman tinggi ,penyebaran individu tiap jenis tinggi dan kestabilan komunitas tinggi, indikator adanya tidak terjadi pencemaran
- Indeks Keseragaman Jenis E
Untuk mengetahui indeks keseragaman jenis makrozoobentos dipergunakan rumus Shannon-Wiener Krebs,1978 sebagai berikut :
E = H’H’ Maks 15
dimana : E
= Indeks keseragaman jenis H’
= Indeks Keanekaragaman Jenis H Maks
= Keanekaragaman maksimum Hasil perhitungan indeks keseragaman jenis dapat diklasifikasikan dalam tiga
kategori, yaitu : 1 0,0 E 0,5 Komunitas dalam kondisi tertekan
2 0,5 ≤ E 0,75 Komunitas dalam kondisi labil
3 0,75 ≤ E 1,0 Komunitas dalam kondisi stabil
- Indeks Dominansi Jenis C
Untuk mengetahui indeks dominansi jenis makrozoobentos dipergunakan rumus Simpson Ludwig dan Reynold 1988 sebagai berikut :
C = niN
2
dimana : 16
C = Indeks Dominansi Jenis
ni = Jumlah Individu Jenis
N = Jumlah total individu