Analytical Hierarchy Process AHP

Langkah-langkah Penyelesaian 1. Matriks pendapat individu Pada penentuan tingkat kepentingan bobot dari elemen-elemen keputusan di setiap tingkat hirarki keputusan dilakukan dengan judgement melalui komparasi berpasangan. Nilai yang didapat disusun dalam bentuk matrik individu dan gabungan yang kemudian diolah untuk mendapatkan peringkat. Jika C 1 , C 2, …….. Cn merupakan set elemen suatu tingkat keputusan dalam hirarki, maka kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi berpasangan setiap elemen terhadap elemen lainnya akan membentuk matrik A yang berukuran n x n. Apabila C i dibandingkan dengan C j , maka a ij merupakan nilai matriks pendapat hasil komparasi yang mencerminkan nilai tingkat kepentingan C i terhadap C j . Nilai matriks a ij = 1 a 1j , yaitu nilai kebalikan dari nilai matriks a ij . Untuk i = j , maka nilai matriks a ij = a ji = 1, karena perbandingan elemen terhadap elemen itu sendiri adalah 1. Formulasi matriks A yang berukuran n x n dengan elemen C 1 , C 1, …….. Cn untuk ij = 1, 2, 3, ……n dan ij disajikan pada Gambar 5. Tabel 4. Skala perbandingan berpasangan Skala Definisi 1 Kedua elemen sama pentingnya equally importance terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya moderately importance 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya strongly importance 7 Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen lainnya very strongly importance 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting daripada elemen lainnya extremely importance 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan intermediate value 11-9 Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka jika dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibandingkan dengan i Sumber: Saaty 1991 C C 1 C 2 .. 3 C n C 1 1 a a 12 .. 13 a 1n C 1 a 2 1 12 a .. 23 a 2n C 1 a 3 1 a 13 1 23 .. a 3n .. .. .. .. .. .. C 1 a n 1 a 1n 1 a 2n .. 3n 1 Gambar 5. Hasil transformasi matriks pendapat 2. Penyelesaian dengan Manipulasi Matriks Matriks pendapat pakar diolah untuk menentukan bobot dari kriteria, yaitu dengan menentukan nilai eigen dengan prosedur yang diuraikan dalam Marimin 2005: - Kuadratkan matriks pendapat. - Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi. - Lakukan secara berulang iterasi dan hentikan proses ini jika perbedaan antara jumlah dari dua perhitungan berturut-turut lebih kecil dari suatu nilai batas tertentu. - Hitung weighted sum vector dengan jalan mengalikan matriks pendapat dengan matriks eigen. - Hitung Consistensi Vector p dengan menentukan nilai rata-rata dari weighted sum vector. - Hitung nilai indeks consistensi dengan rumus : CI = p – n n – 1………………………….2.8 - Hitung consistensi Ratio CR yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekwen atau tidak. Perhitungan rasio konsistensi CR dengan rumus: RI CI CR = …………………………………………2.9 RI : Indeks Acak Random Index Nilai Indeks Acak RI bervariasi sesuai dengan orde matriksnya. Untuk lebih jelasnya, indeks acak untuk orde tertentu dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai rentang CR yang dapat diterima tergantung pada ukuran matriksnya. Jika nilai CR lebih rendah atau sama dengan nilai tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penilaian dalam matriks cukup dapat diterima atau matriks memiliki konsistensi yang baik. Sebaliknya jika CR lebih besar dari nilai yang dapat diterima, maka dikatakan evaluasi dalam matriks kurang konsisten dan karenanya proses AHP perlu diulang kembali. Nilai rentang penerimaan bagi CR disajikan pada Tabel 6. Tabel 5. Nilai indeks acak rata-rata berdasarkan orde matriks Ukuran Matriks Indeks Konsistensi Acak RI 1 0.00 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 Sumber : Saaty 1991 Tabel 6. Nilai rentang penerimaan bagi CR Ukuran Matriks Konsistensi Rasio CR ≤ 3 x 3 0.03 4 x 4 0.08 4 x 4 0.10 Sumber : Saaty 1991 3. Penggabungan pendapat responden Matriks pendapat gabungan G, merupakan susunan matriks baru yang elemen-elemen matriksnya g ij berasal dari rata-rata geometrik pada elemen matriks pendapat individu a ij yang resiko konsistensinya CR memenuhi persyaratan. Selanjutnya pada matriks baru dilakukan perhitungan nilai eigen dan bobotnya.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu

Daerah penelitian secara administrasi berada di kota Makassar pada posisi 5 o 6’15’’-5 o 6’36’’ LS dan 119 o 25’21’’-119 o 25’37’’ BT. Secara khusus lokasi penelitian adalah wilayah Estuaria Tallo yang masih mendapat pengaruh pasang surut air laut yaitu pada muara Sungai Tallo di Kecamatan Ujung Tanah, sebelah Utara Kota Makassar hingga ke jembatan Tello Kecamatan Tamalanrea sepanjang + 15 km Gambar 6. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 hingga bulan November 2011. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan musim Barat November 2010 dan musim Timur September 2011 sesuai dengan data curah hujan yang diperoleh dari BMKG Paotere Makassar.

3.2. Desain Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui studi kasus dengan metode survei yang dirancang untuk mendiskripsikan kondisi fisika, kimia, biologi, sosial dan ekonomi sebagai kondisi eksisting lingkungan. Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung meliputi pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi perairan, wawancara masyarakat dan perorangan berstruktur dengan berpedoman pada kuesioner. Data sekunder berupa kebijakan publik dan kondisi meteorologi, dan kondisi kependudukan diperoleh dari studi pustaka, laporan dan data pengukuran lembaga penelitian.

3.2.1. Kajian Kondisi Eksisting Lingkungan Perairan Estuaria Tallo.

Kajian ini dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan perairan estuaria saat sekarang. Kondisi yang ditinjau adalah meliputi kondisi kualitas perairan, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kondisi ekologi. Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar dalam penyusunan model analisis kualitas perairan estuaria.

3.2.1.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder Tabel 7. Tabel 7. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian Kondisi Lingkungan Variabel Jenis Data Sumber Data Kualitas Lingkungan Parameter fisika : Arus, Gelombang, TSS, Suhu, dan Sedimen ukuran, jenis, bahan organik dan pH-Redoks Parameter kimia : DO, BOD 5 Parameter biologi : , BOT, pH, Salinitas, fosfat, nitrat, Cd, Pb, Zn Makrozoobenthos Primer Pengukuran Lapangan dan laboratorium Sosial Ekonomi Masyarakat Umur Tingkat pendidikan Pekerjaan Pendapatan Persepsi Partisipasi Sekunder BPS Jumlah dan jenis industri Regulasi dan UU Jumlah penduduk Sekunder Pemerintah Kota Makassar