Gambar 10. Rerata nilai pH di Estuaria Tallo a musim Barat, b musim Timur
5.1.1.3. Salinitas
Kisaran salinitas pada saat musim barat dan musim timur di lokasi penelitian sangat bervariasi antara 0-35 ‰ dan 7-35 ‰. Pada musim Barat nilai salinitas
cenderung lebih rendah baik pada saat pasang maupun pada saat surut yaitu berkisar 0- 35. Sedangkan pada musim Timur salinitas perairan pada saat pasang 7-35 ‰ dan pada
saat surut 15-35 ‰. Pola sebaran salinitas meningkat kearah muara seperti yang disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Nilai salinitas dari setiap stasiun pengamatan a musim Barat, b musim Timur
Nilai salinitas antara musim barat dan musim timur cenderung berbeda, hal ini disebabkan Estuaria Tallo merupakan wilayah peralihan antara perairan laut dan
banyaknya massa air tawar yang masuk dari sungai-sungai yang berada di sepanjang lokasi penelitian. Berdasarkan Gambar 11 a, pada musim barat terlihat pada stasiun 1-
5 salinitasnya sebesar 0
o oo .
a
Sedangkan pada musim timur stasiun 1 yang berada
b
sekitar 15 km dari muara ini nilai salinitas sebesar 7-15
o oo
. Salinitas permukaan air laut sangat erat kaitannya dengan proses penguapan, salinitas air dapat berbeda secara
geografis akibat pengaruh curah hujan lokal, banyaknya air yang masuk ke laut, penguapan dan pergerakan massa air King, 1963. Selain itu sebaran salinitas
menunjukkan pula bahwa wilayah penelitian masih termasuk wilayah estuaria yang mendapat pengaruh air laut. Sebaran nilai salinitas secara lengkap disajikan pada
Lampiran 1.
5.1.1.4. Oksigen terlarut Dissolved Oxygen, DO
Sebaran nilai DO pada lokasi penelitian cukup bervariasi pada musim barat dan pada musim timur yaitu 2,75-6,21 mgl dan 3,70-6,16 mgl. Pada musim barat
kandungan oksigen terlarut saat pasang yaitu 3,50-6,21 mgl sedangkan pada saat surut 2,75- 6,77 mgl. Sedangkan pada musim timur kandungan oksigen pada saat pasang
3,70-6,16 mgl dan pada saat surut 3,86-5,62 mgl . Nilai oksigen terlarut di lokasi penelitian secara lengkap disajikan pada Gambar 12 dan Lampiran 1.
Novotny dan Olem 1994 menyatakan bahwa keseimbangan oksigen di perairan, selain dipengaruhi oleh masukan bahan organik dan besaran kebutuhan oksigen, juga
dipengaruhi oleh kondisi fisik estuaria seperti arus dan pasang surut. Faktor ini merupakan dua hal yang dapat mempengaruhi terjadi proses mixing atau pencampuran
di estuaria. Proses mixing secara langsung akan membuat partikel dan zat terlarut di perairan menjadi homogen. Hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan oksigen di
badan air dan di sedimen.
Gambar 12. Konsentrasi oksigen terlarut mgl di perairan Estuaria Tallo a musim Barat, b musim Timur
Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa kandungan oksigen terlarut di lokasi penelitian umumnya berada dibawah baku mutu air laut 5 mgl. Penelitian yang
dilakukan oleh BAPEDALDA Kota Makassar Tahun 2006, 2007, 2008 menunjukkan nilai oksigen terlarut pada muara Sungai Tallo mengalami penurunan 11,98 mgl; 7,11
mgl dan 4,8 mgl. Nilai ini memberikan gambaran bahwa perairan Estuaria Tallo telah terjadi pencemaran organik. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait
rendahnya kelarutan oksigen di estuaria Kennish, 2004. Turunnya kadar oksigen dalam perairan biasanya akan diikuti oleh kematian organisme laut yang pada
akhirnya akan menurunkan kualitas perairan karena proses pembusukan dan mengalami penumpukan bahan organik yang akan menimbulkan racun Mukhtasor, 2007.
5.1.1.5. Kebutuhan Oksigen Secara Biologi Biological Oxygen Demand, BOD
Kandungan bahan organik di perairan dapat diestimasi dengan mengukur jumlah oksigen yang terpakai pada dekomposisi mikroba perairan dalam botol BOD
5
yang diinkubasi pada suhu sekitar 20
o
C selama lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya Boyd, 1988. Nilai BOD
5
yang terukur menunjukkan jumlah bahan organik yang terdapat di perairan tersebut. Meski bukan jumlah bahan organik secara keseluruhan
Wetzel, 1983. Sebaran nilai BOD
5
di perairan estuaria Tallo dapat dilihat pada Gambar 13 dan Tabel Lampiran 1.
Gambar 13. Konsentrasi Biological Oxygen Demand mgl di perairan Estuaria Tallo a musim Barat, b musim Timur