4 semakin parah telah memicu perusakan sumberdaya hutan. Upaya-upaya
eksploitasi yang dilakukan masyarakat antara lain berupa penebangan liar, perburuan liar satwa langka dan dilindungi, serta pembukaan lahan untuk pertanian
lainnya
.
Seiring dengan pertambahan penduduk dan tuntutan ekonomi, maka tekanan terhadap TNKS menjadi semakin besar, karena tingkat kebutuhan dan
kepentingan terhadap sumberdaya alam juga semakin tinggi. Yakin 1997 menjelaskan bahwa faktor penduduk mengambil peranan penting dalam proses
degradasi lingkungan, apalagi jika hal itu tidak diikuti dengan pembangunan ekonomi dan perkembangan teknologi yang memungkinkan penggunaan dan
alokasi sumberdaya yang efisien. Berdasarkan pendapat ini, maka degradasi TNKS dikemudian hari sulit dihindarkan.
Memperhatikan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat di kawasan TNKS dan dalam rangka meminimalisasi implikasi permasalahan tersebut
dimasa yang akan datang, dipandang perlu adanya kebijakan khusus pembangunan daerah. Hal ini mengantarkan pada suatu pemikiran bahwa masyarakat di kawasan
ini harus diberdayakan. Maka studi ini menjadi penting untuk dilakukan, dengan harapan akan dapat dirumuskan konsep pemberdayaan masyarakat dalam suatu
ekosistem TNKS yang lestari.
1.2. Perumusan Masalah
Pemberdayaan masyarakat di kawasan TNKS merupakan keharusan yang menjadi tanggung jawab semua pihak, untuk mencapai kondisi yang diharapkan
yaitu peningkatan status sosial ekonomi masyarakat dan kelestarian kawasan TNKS itu sendiri. Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat di kawasan TNKS
adalah terciptanya masyarakat yang mau dan mampu mengembangkan kreativitas yang bertumpu pada potensi sosial, budaya dan lingkungan yang mereka miliki
guna mendukung kelangsungan pembangunan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dalam rangka peningkatan kesejahteraannya.
Salah satu permasalahan pemberdayaan masyarakat di TNKS adalah proses memahami permasalahan dan potensi ekologis, ekonomis, sosial dan budaya
masyarakat yang perlu dikembangkan sesuai aspirasi masyarakat. Proses dalam mengupayakan pemberdayaan masyarakat harus didasarkan pada sumber
5 penyebabnya. Sehingga berbagai penyebab ketidakberdayaan masyarakat di
kawasan TNKS, baik faktor-faktor internal budaya atau faktor alam, maupun faktor-faktor eksternal struktural seperti kebijakan pembangunan, pola
perencanaan yang kurang melibatkan institusi setempat sekaligus mengakomodir aspirasi masyarakat di tingkat bawah serta implementasi berbagai sistem yang tidak
mencerminkan sistem sosial, ekonomi dan budaya setempat, harus dapat diidentifikasi dan diuji Nugraha, 2005.
Rojek 1986 menambahkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberdayaan atau ketidakberdayaan atau faktor-faktor determinan, antara
lain, perubahan sistem sosial, yang diperlukan sebelum proses pemberdayaan yang sebenarnya dapat dimungkinkan terjadi. Dengan demikian rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang berpengaruh terhadap ketidakberdayaan masyarakat? 2. Bagaimana konsep pemberdayaan
masyarakat di kawasan TNKS?
1.3. Kerangka Pemikiran
Secara konseptual kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor natural, kultural dan struktural. Kemiskinan natural adalah kemiskinan yang terjadi karena
rendahnya potensi sumberdaya alam, pemanfaatan berlebih, infrastruktur yang terbatas, daerah rawan bencana alam dan konflik. Kemiskinan kultural adalah
kemiskinan yang terjadi karena nilai-nilai budaya internal yang dimiliki orang per orang atau kelompok masyarakat itu sendiri.
Sedangkan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi karena adanya peraturan, kebijakan dan pola pembangunan yang tidak tepat. Akumulasi
faktor-faktor kemiskinan tersebut merupakan akar masalah yang menyebabkan masyarakat yang tinggal di kawasan TNKS menjadi tidak berdaya.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh dari faktor-faktor kemiskinan dan faktor-faktor dominan apa saja yang berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan masyarakat setempat perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi faktor internal dan eksternal masyarakat dan lingkungan sekitarnya di
kawasan TNKS, pada tahap ini, perangkat analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor.
6 Langkah selanjutnya adalah membuat konsep dan strategi dan upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat melalui proses analisis kebijakan menggunakan perangkat analisis AWOT perpaduan analisis AHP dan SWOT. Konsep
pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan konservasi diartikan sebagai ide-ide atau gagasan-gagasan. Kadangkala konsep tersebut juga diartikan
sebagai ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis diantara berbagai gejala atau perubahan Hikmat 2001. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran
PENGELOLAAN KAWASAN TNKS
BIOFISIK LINGKUNGAN
MASYARAKAT KAWASAN
TIDAK BERDAYA
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR-FAKTOR KETIDAKBERDAYAAN
KONSEP PEMBERDAYAAN
ANALISIS FAKTOR
7
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menghasilkan konsep pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS. Tujuan utama dicapai dengan
menetapkan beberapa tujuan operasional, sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan masyarakat. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan masyarakat. 3. Menyusun konsep pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS.
1.5. Manfaat Penelitian