Stakeholder Analisis Proses Hirarki Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kawasan

145 Saat ini banyak terjadi permasalahan di taman nasional yang disebabkan oleh ketidakcocokan antara pelaksanaan kegiatan dengan kondisi lingkungan. Ketidakcocokan antara lain disebabkan oleh perubahan fungsi hutan akibat mengabaikan prinsip keseimbangan lingkungan, perubahan lingkungan setelah terjadi kegiatan, perubahan sosial dan teknologi akibat kegiatan pengelolaan. Dengan demikian perlu dilakukan inovasi baru dalam perencanaan taman nasional dengan melakukannya secara partisipasif yang berlandaskan optimalisasi partisipasi stakeholder. Tidak dilibatkannya stakeholder dalam pengelolaan taman nasional merupakan penyebab kurang optimalnya pengelolaan taman nasional. Partisipasi masyarakat dan daerah diatur dalam UU no51990 dan UU no 231997. Pemerintah pusat tetap menjadi aktor utama penggerak dalam mengendalikan keputusan pengolahan SDA. Pada klausul partisipasi atau peran serta masyarakat selalu ditulis diikutsertakan, dibina, dan dikelola. Partisipasi masyarakat dilihat sebagai suatu kewajiban bukan sebagai suatu hak asasi manusia. Disini seringkali tamapk kekeliruan pemahaman terhadap peran serta masyarakat. Dalam UU no. 221999 menyatakan bahwa kewenangan konservasi pada tangan pusat. Munculnya konsep pembangunan partisipasif terjadi seiring dengan munculnya isu desentralisasi bottom up dengan penekanan kontekstual yang dikonsentrasikan pada strategi pembangunan yang dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara bersama sehingga dapat menunjang pencapaian pembangunan berkelanjutan. Beberapa alasan pentingnya dilakukan perencanaan partisipasif adalah: 1. Seringnya terjadi konflik kepentingan antar instansi, sehingga pengelolaan ti- dak bersifat saling sinergi. Masalah yang sering terjadi adalah konflik penggu- naan lahan dan SDA, perencanaan partisipasif penting untuk mengurangi kon- flik ini 2. Mencari dukungan lebih luas bagi peranan Taman Nasional dalam konteks pembangunan wilayah 3. Mendapatkan persetujuan bagi pengembangan pengelolaan Taman Nasional dalam paket tata ruang daerah dalam konteks regional. Pembangunan wilayah 146 yang melibatkan banyak departemen memerlukan pembangunan rencana lintas sektor yang lebih luas dan komprehensif. 4. Membantu pendanaan bagi fungsi perlindungan yang vital bagi program yang menarik manfaat terbesar. Maksud pengembangan Taman Nasional ke dalam proyek yang lebih besar akan memungkinkan pembiayaan juga dibantu oleh instansi lain.

5.4. Implikasi Pemberdayaan Masyarakat terhadap Kelestarian

TNKS Setelah diterapkan strategi pemberdayaan, maka diharapkan adanya implikasi yang positif terhadap terhadap perkembangan masyarakat TNKS. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat TNKS, memiliki kemampuan dalam mengatur pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya hutan TNKS. Hal ini didukung oleh tingginya etos kerja masyarakat serta tertanamnya nilai-nilai budaya dan agama dengan baik. Selain itu adanya hubungan sosial yang baik antar desa mampu mendukung peningkatan finansial warga. Setiap masyarakat memiliki kelemahan, begitu pula dengan masyarakat TNKS memiliki beberapa kelemahan antara lain sedikitnya sumber pendapatan, rendahnya tingkat pendidikan, sulitnya akses akses terhadap kelembagaan sosial dan ekonomi serta sulitnya akses terhadap fasilitas kesehatan. Dalam penelitian ini, diharapkan setelah dilaksanakan strategi defensif, dengan memanfaatkan mendorong peranserta pemerintah dan masyarakat yang ada maka diharapkan masyarakat sudah mampu meningkatkan taraf ekonominya melalui subsidi keuangan dari pemerintah, dan masyarakat juga sudah mampu meningkatkan tingkat pendidikannya baik formal maupun informal. Dalam kehidupan, pasti selalu ada ancaman, begitu pula dengan kehidupan masyarakat TNKS yang tidak lepas dari ancaman. Banyaknya ancaman yang dihadapai masyarakat antara lain banyaknya blokade dan hambatan dari masyarakat lingkungan eksternal. S, Struktur sosial dari eksternal yang tidak adil S, Sangat sedikitnya Pengalaman politik S, Sangat kurangnya Dukungan finansial dari lembaga keuangan atau pemerintah S, Jarangnya Pelatihan- 147 pelatihan dari luar, Hampir tidak adanya keberpihakan dari tingkat pemerintahan lebih tinggi S, Buruknya kebijakan yang top-down, Sulitnya perkembangan kelembagaan ekonomi S, Kurangnya pemahaman terhadap birokrasi dan peraturan perundang –undangan. Dengan melakukan strategi diversifikasi diharapkan masyarakat TNKS sudah memiliki tingkat interaksi sosial yang erat serta sudah memiliki paguyuban baru untuk menampung aspirasi masyarakat. Kelemahan yang dimiliki masyarakat TNKS jangan sampai membuat masyarakat tidak dapat menghadapi segala ancaman yang ada. Maka untuk mengatasi hal ini perlu benar-benar diterapkan strategi defensif, sehingga diharapkan masyarakat TNKS sudah memiliki fasilitas pendidikan baik segi formal maupun informal seperti penyuluhan dari pemerintah, optimalnya dukungan finansial yang ada untuk meningkatkan dan mempercepat perkembangan ekonomi, tersedianya fasilitas kesehatan seperti poliklinik dan rumah sakit, pembuatan kebijakan yang mampu mendukung kemudahan masyarakat dalam megakses kelembagaan social dan ekonomi, adanya penyuluhan serta penanaman mindset dari LSM ataupun pemerintah bahwa “kawasan konservasi adalah kawasan penting untuk menjaga berlangsungnya kehidupan masyarakat sekitarnya” serta adanya peraturan yang mewajibkan masyarakat terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar. Kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat juga mampu dimanfaatkan untuk menghadapi hambatan yang ada, strategi yang dilakukan adalah strategi diversifikasi yang meliputi meningkatkan hubungan interaksi sosial dan penerapan serta pengajaran nilai-nilai budaya, agama untuk menghadapi blokade dari luar, membentuk suatu paguyuban baru yang mampu menampung aspirasi masyarakat agar menambah wawasan masyarakat terhadap dunia politik serta memaksa pemerintah untuk lebih berpihak kepada masyarakat, memanfaatkan cepatnya laju perubahan system social untuk mengubah kondisi masyarakat menjadi lebih baik, meningkatkan interaksi dengan lingkungan eksternal untuk mendukung perekonomian masyarakat serta membuka wawasan masyarakat terhadap kelembagaan ekonomi yang berada di lingkungam eksternal dan mengurangi 148 struktur social dari eksternal yang tidak adil.serta membuat peluang akan adanya pelatihan-pelatihan dari luar yang mampu membimbing masyarakat sekitar kawasan. Setelah dilakukannya perbaikan dengan menjalankan beberapa strategi baik dari segi peningkatan taraf ekonomi maupun peningkatan hubungan sosial antar warga baik inter-desa maupun antar desa, maka tanpa kita sadari lambat laun, masyarakat TNKS akan memi liki suatu “budaya atau gaya baru” dimana dapat dipastikan akan lebih baik dari keadaan semula. Budaya yang dimaksud adalah sudah tidak tergantungnya masyarakat TNKS terhadap hutan di TNKS, karena sudah terciptanya perilaku non-pembalakan liar yang berasal dari kesadaran masyarakat sendiri. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi lingkungan di TNKS, sehingga kelestarian lingkungan hidup TNKS dapat tercapai.