Pemberdayaan masyarakat melalui Pembangunan Infrastruktur yang

127 Kondisi infrastruktur jalan di wilayah Musi Rawas khususnya masih jauh dari memadai untuk menunjang perkembangan ekonomi daerah, padahal kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat sangat tergantung pada fasilitas infrastruktur sebagai sarana untuk distribusi berbagai sumberdaya dan pelayanan masyarakat. Di daerah-daerah seperti di Musi Rawas dan sekitarnya, sarana transportasi ini lebih signifikan lagi artinya bagi aktivitas ekonomi. Infrastruktur jalan sangat dibutuhkan untuk menghubungkan perekonomian di daerah pedesaan sehingga terjadi distribusi hasil-hasil pertanian ke perkotaan serta sebaliknya pula memberikan akses kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya bagi masyarakat pedesaan. Sistem infrastruktur jalan yang baik menyediakan system distribusi barang dan jasa yang lebih ekonomis dan efisien, yang pada akhirnya menyumbangkan bagi peningkatan daya saing wilayah. Sarana dan prasarana fisik, atau sering disebut dengan infrastuktur, merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Dalam pembangunan infrastruktur ini, tantangan yang dihadapi di satu sisi terletak pada bagaimana infrastruktur membantu pengurangan kemiskinan ditengah tingginya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan pelayanan umum, sementara di sisi lain kemampuan dalam penyediaan infrastruktur yang berkualitas dan terjang- kau terkendala oleh keterbatasan anggaran serta disatu sisi adalah perlunya kehati- hatian dalam pembangunan infrastruktur, mengingat TNKS adalah kawasan kon- servasi. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pembangunan infra- struktur di Musi Rawas khususnya kawasan perdesaan TNKS diselenggarakan un- tuk memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan umum, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga ketersediaannya yang memadai dapat meningkatkan kesejahte- raan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pemerintah daerah sebagai penyelenggara utama pembangunan di daerah, memiliki kewenangan yang dapat memaksimalkan potensi dan sumber daya yang tersedia dalam pembangunan infra- struktur. Pemerintah Daerah perlu meletakkan masyarakat sebagai subyek pemban- gunan di setiap lini pembangunan infrastruktur, terutama berkenaan dengan pem- berdayaan masyarakat TNKS. 128 Pada dasarnya, pembangunan infrastruktur yang memadai dan berkualitas akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk lebih produktif lagi dalam melakukan kegiatannya. Pembangunan infrastruktur perlu diorientasikan kepada penanggulangan kemiskinan, yang dapat dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip-prinsip kerjasama melalui kemitraan secara adil, terbuka, transparan, kom- petitif, dan saling menguntungkan. Untuk itu, kapasitas masyarakat, pemerintah dan dunia usaha harus disejajarkan sehingga dalam memroses pembangunan infra- struktur fungsi dan peran masing-masing dapat saling melengkapi. Pemerintah, pa- da khususnya, akan terus berupaya untuk melakukan percepatan pembangunan in- frastruktur, dengan program dan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat miskin. Agar tujuan pembangunan infrastruktur tercapai, maka tantangan dan kendala anggaran harus diatasi. Sebagai penyelenggara utama pembangunan di daerah, pemerintah daerah telah dilengkapi dengan berbagai kewenangan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi dan sumber daya yang tersedia bagi kepentingan pembangunan infrastruktur. Dalam hubungan ini, pemerintah daerah perlu memaksimalkan perannya dalam menghasilkan infrastruktur sehingga sesuai dengan tujuan pembangunannya, yakni: untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan, membantu mengurangi kemiskinan, dan untuk mengangkat harkat dan daya saing kawasan. Dengan demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan Pemerintah daerah yang dianjurkan Pemerintah dalam rangka pembangunan infrastruktur, dengan orientasi penyediaan lapangan kerja untuk pengurangan kemiskinan. Adapun manfaat desentralisasi pembangunan infrastruktur adalah adanya kesempatan interaksi langsung antara masyarakat dengan pemerintah daerah yang lebih dekat dengan permasalahan yang dihadapi. Masyarakat tidak mungkin bangkit dari kemiskinan jika mereka masih hidup di lingkungan yang kurang tersedia bahan makanan, kurang gizi, tidak ada akses untuk memperoleh air bersih, tidak tersedia energi, serta tinggal dilingkungan kumuh dan tidak sehat. Pemberdayaan masyarkat lewat pendidikan formal maupun pembekalan keterampilan praktis akan menjadi sia-sia manakala mereka masih 129 hidup dalam kondisi di mana seluruh kekurangan tersebut masih mengelilingi mereka.

5.3.2.5. Pemberdayaan Masyarakat dengan meningkatkan akses terhadap

kelembagaan ekonomi dan sosial Program aksi dari kebijakan Akses terhadap lembaga sosial dan ekonomi yang dapat dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat TNKS di kawasan Kabupaten Musi Rawas diantaranya adalah: 1. Akses terhadap bantuan modal usaha pengembangan kegiatan jasa lingkungan 2. Akses terhadap kelembagaan sosial ekonomi UMKM 3. Akses terhadap bantuan saprodi ramah lingkungan 4. Jaminan pasar produk kawasan konservasi 5. Intensif khusus sebagai kawasan konservasi Berdasarkan hasil pembobotan menunjukkan bahwa bobot yang paling penting dari strategi Pemberdayaan Masyarakat dengan meningkatkan akses terhadap kelembagaan ekonomi dan sosial adalah program Peningkatan Akses terhadap bantuan modal usaha pengembangan kegiatan jasa lingkungan sebesar dengan skor sebesar 0,306. Selanjutnya diikuti oleh program Akses terhadap kelembagaan sosial ekonomi seperti UMKM dengan skor sebesar 0,2504, Akses terhadap bantuan Saprodi ramah lingkungan dengan skor sebesar 0,1898, Jaminan Pasar bagi produk Kawasan Konservasi sebesar 0,1534, Insentif khusus sebagai Kawasan Konservasi sebesar 0,1004. Seperti dapat dilihat pada Gambar 32. Gambar 32. Nilai Eigen Prioritas Program dari Kebijakan Akses Terhadap Lembaga Sosial dan Ekonomi 130 Taman Nasional merupakan bagian dari kawasan lindung yaitu kawasan yang harus terjaga kelestariannya baik flora maupun fauna yang ada sehingga biodiversitasnya dapat terus dipertahankan. Kawasan lindung merupakan kawasan konservasi yang terdiri atas kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung lainnya. Potensi Sumber Daya Alam termasuk didalamnya keragaman hayati atau biodiversity yang sangat besar di Kawasan TNKS dapat menjadi sumber penghasilan yang tidak akan pernah habis dan dapat diandalkan sebagai tulang punggung pengembangan berbagai kebutuhan hidup. Keragaman hayati yang lengkap juga diperlukan guna menciptakan lingkungan hidup yang mampu memenuhi kebutuhan manusia, baik dari segi fisik udara dan air bersih, keperluan estetika dan juga kebutuhan spiritual Ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah sebagai pengelola dan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Pihak pemerintah berhak dan berkewajiban agar fungsi taman nasional dapat berjalan dengan baik, tetapi dilain sisi juga harus memperhatikan masyarakat yang tinggal di dalamnya dimana mereka memiliki hak untuk dapat hidup dengan sejahtera. Secara ekonomi di dalam kawasan ini juga terdapat beraneka ragam tumbuhan, baik kayu ataupun non kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tumbuhan obat, tanaman hias, tumbuhan aromatik dan tumbuhan penghasil pangan Frankistoro, 2006. Selain itu, manfaat ekonomi yang diperoleh dari kawasan ini juga berasal dari kegiatan pertanian, yang dilakukan masyarakat sekitar kawasan. Terdapat beberapa cara agar masyarakat memperoleh manfaat dari kawasan perlindungan, termasuk pemanfaatan sumberdaya tertentu dari kawasan dan zona penyangga, melestarikan hak tradisional dan kebiasaan budaya serta preferensi khusus bagi penduduk setempat untuk memperoleh pekerjaan dan pelayanan sosial Untoro, 2006. Bentuk interaksi masyarakat di TNKS umumnya dalam bentuk pemanfaatan sumberdaya lahan untuk pertanian dan perkebunan. Secara keseluruhan diperkirakan ada 15.000 kepala keluarga yang menggarap lahan di kawasan TNKS. Selain itu, terdapat pengambilan sumberdaya alam untuk 131 pemenuhan kebutuhan seperti berbagai jenis tumbuhan obat yang biasa digunakan masyarakat sekitar taman nasional antara lain paku gajah, akar tik ulat, akar kepuh, pinang, kunyit, akar sepakis, ubi hitam dan lain-lain Frankistoro, 2006. Sementara itu, jenis-jenis anggrek juga ditemukan di TNKS diantaranya Spathoglotis plicata, Pholodita articulata, Calants sp dan Renanthera sp. Secara konkrit upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan TNKS adalah dengan cara meningkatkan kapasitas usaha mereka melalui upaya perbaikan teknologi dan manajemen usaha sehingga produktivitas usaha mereka semakin meningkat dan secara manajerial usaha yang dilakukan semakin efisien sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan dengan sendirinya kesejahteraan mereka juga semakin meningkat. Shang 1969 menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan profitabilitas usaha adalah melalui tiga cara pokok, yaitu meningkatkan produksi increasing in production, meningkatkan harga jual produk increasing in price dan menurunkan biaya operasional usaha decreasing in cost. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara melakukan manajemen produksi input secara efisien dan efektif atau optimal dimana input yang digunakan kombinasinya tepat tidak kurang dan tidak berlebih sehingga akan terjadi efisiensi dan padda akhrnya akan meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas juga dapat tercapai apabila dilakukan terjadi peningkatan harga jual produk. Upaya yang dapat dilakukan untuk itu diantaranya dengan cara melakukan diversifikasi produk, diversifikasi pasar, kerjasama produksi dan pemasaran, meningkatkan kualitas hasil, memperhatikan musim dan sebagainya. Penurunan biaya operasional dilakukan dengan cara mengefisienkan biaya untuk penggunaan faktor-faktor produksi seperti pupuk, benih, bibit, pakan, tenaga kerja dan sebagainya. Masyarakat setempat juga perlu diajak untuk menyadari bahwa dukungan pembangunan di daerahnya merupakan bagian dari pembangunan Taman Nasional, yaitu manfaat langsung yang diterima daerah di dekat kawasan alami, yang oleh pemerintah pusat dibuat sebagai zona untuk mengakomodasi kepentingan nonkonsumsi oleh masyarakat. Dilihat dari kedua definisi di atas, maka beberapa