BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS
wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok sasaran adalah masyarakat desa di kawasan TNKS wilayah Kabupaten Musi Rawas.
Penelitian berlangsung selama 10 bulan, dimulai bulan Januari 2009 - Oktober 2009.
3.2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini dimulai dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS
wilayah Kabupaten Musi Rawas dengan menggunakan analisis faktor. Selanjutnya akan diketahui besarnya nilai indikator ketidakberdayaan. Tahap berikutnya
menggunakan analisis AWOT, yaitu integrasi antara analisis AHP dan SWOT. Tahap terakhir adalah penyusunan konsep pemberdayaan berdasarkan strategi hasil
analisis AWOT. Bagan alir pendekatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3:
Gambar 3. Pendekatan Penelitian
3.3. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan kedalam faktor-faktor internal dan eksternal. Data ini meliputi data primer dan data
sekunder. Adapun jenis data dan aspek yang diamati dapat dilihat pada Tabel 5.
Faktor- faktor
Internal
Faktor- faktor
Eksternal Analisis
Faktor Faktor-faktor
Ketidakberdayaan
AWOT Tujuan
Pemberdayaan
Konsep Pemberdayaan
Tabel 5. Jenis Data dan Aspek yang diamati
No Faktor-faktor internal
No Faktor-faktor eksternal
1 Potensi SDA
1 Dukungan peraturan perundangan
2 Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
2 Keberpihakan pemerintah
3 Konflik sosial dan lingkungan
3 Dukungan politik
4 SDM masyarakat
4 Dukungan kelembagaan keuangan
5 Posisi geografis dan kondisi
infrastruktur 5
Ketersediaan pelatihan-pelatihan 6
Akses terhadap kelembagaan sosial ekonomi
6 Implementasi kebijakan dan
keterkaitannya dengan kebutuhan lokal 7
Kerawanan terhadap bencana 7
Akses informasi 8
Alternatif mata pencaharian dan Tingkat kesejahteraan
8 Pola perencanaan pembangunan
9 Partisipasi dalam pengelolaan Taman
9 Implikasi Pembangunan
10 Interaksi sosial masyarakat dg
lingkungan luar 10
Jaminan ekonomi 11
Tingkat pendidikan 12
Tingkat kesehatan 13
Persepsi masyarakat terhadap kawasan konservasi
3.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan beberapa metode, yaitu dengan observasi pengamatan, survei wawancara dan kajian literatur. Data primer dikumpulkan melalui pendekatan
observasi dan wawancara mendalam in-depth interview, guna memperoleh data dan informasi langsung dari sumber aslinya tentang kondisi paramet er yang
hendak dikaji secara akurat. a. Observasi: Observasi merupakan metode sistematis untuk mendapatkan
informasi yang mengandalkan pengamatan langsung di lapangan, baik yang menyangkut objek, pola perilaku orang, kelompok, kejadian, proses,
hubungan, dan fenomena-fenomena atau adat kebiasaan, pola kehidupan, kondisi permukiman, kondisi fasilitas umum dan sosial yang ada maupun
kondisi masyarakat dan lingkungan alam yang berkaitan dengan penggalian data penelitian.
b. Wawancara: Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Wawancara yang dilakukan terdiri dari wawancara
terstruktur dengan menggunakan kuesioner pemandu wawancara maupun wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat
desa sebagai objek kajian, Pemerintah Desa, Pejabat Pemerintah Daerah dan instansi terkait serta pakar di bidang pemberdayaan dan konservasi.
c. Kajian literatur dan dokumentasi: Kajian ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi pendukung yang diperlukan dalam penelitian ini melalui
penelusuran berbagai pustaka dan laporan dari berbagai instansi dan institusi terkait sesuai atribut yang dikaji seperti laporan tahunan, laporan
hasil survei, publikasi-publikasi lainnya yang tersedia seperti monografi desa, kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang terkait dengan
penetapan ekosistem Kerinci Seblat sebagai kawasan konservasi dan aturan- aturan lain yang mendukung program konservasi serta pemberdayaan
masyarakat. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik kawasan TNKS, kondisi geografis, demografi, keadaan sosial-budaya-ekonomi
masyarakat, program-program yang berkaitan dengan pemberdayaan dan pengelolaan kawasan serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
TNKS. Data primer didapatkan melalui wawancara dengan responden langsung
di lapangan yang terdiri dari masyarakat, pemerintah desa, kecamatan dan pemerintah kabupaten Musi Rawas serta Balai TNKS. Sedangkan data sekunder
didapatkan dari berbagai dokumen-dokumen daerah, dokumen taman nasional, data statistik daerah, serta dari berbagai level pemerintahan, LSM, dan lain-lain.
Dalam penggalian informasi untuk mengkuantifikasikan seluruh informasi dari responden, maka digunakan skala Likert. Metode ini digunakan secara luas
yang mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap statemen yang berkaitan dengan objek yang dinilai. Bentuk asal skala
Likert memiliki lima kategori. Apabila dirangking, maka susunannya akan dimulai dari sangat tidak setuju strongly disagree sampai kepada sangat setuju strongly
agree. Tetapi ada juga peneliti yang mengelompokkan derajat ini menjadi enam
David LJ, 1993 dalam Rahayu,2005. Contoh pemberian pada skala likert dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Keterangan Nilai pada Skala Likert
Nilai Keterangan
Responden yang memilih jawaban tidak tahu 1
Responden yang memilih jawaban sangat rendah 2
Responden yang memilih jawaban rendah 3
Responden yang memilih jawaban sedang. 4
Responden yang memilih jawaban tinggi 5
Responden yang memilih jawaban sangat tinggi
Menurut Rahayu 2005, keunggulan dari skala Likert antara lain sebagai berikut: 1 mudah dibuat dan diatur, 2 responden mudah mengerti bagaimana
cara menggunakan skala pada kuesioner yang disediakan, dan 3 mengukur pada tingkat skala ordinal. Pelaksanaan pengisian kuesionernya dapat dilakukan melalui
surat, telepon, maupun wawancara. Sedangkan kelemahan utama skala Likert adalah sebagai berikut: 1 mengenai waktu pengisiannya yang lebih lama
dibandingkan skala lain, 2 validitas skala masih dipertanyakan, dan 3 terdapat nilai yang sama pada ciri yang berbeda. Skala Likert jika nilainya mendekati nol
maka menunjukkan suatu keadaan yang tidak baik negative condition. Sebaliknya, jika skala Likert nilainya mendekati lima maka menunjukkan suatu
keadaan yang baik positive condition.
3.5. Unit Penelitian dan Responden