44 belajar dalam penelitian ini menggunakan assesmen alternatif, sehingga
diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa karena nilai belajar tidak hanya didapat dari nilai evaluasi akhir saja.
a. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran TGT berbasis eksplorasi menunjukkan hasil yang cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa presentase ketuntasan pada setiap kelas menunjukkan ketercapaian indikator keberhasilan dalam penelitian ini
yaitu ketuntas an klasikal siswa ≥80 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM sebesar 75. Sebelumnya peneliti menetapkan batas tuntas minmal sebesar 80, tapi melihat kondisi di salah satu kelas yang tidak memungkinkan untuk KKM
sebesar 80, maka peneliti menurunkan KKM menjadi 75 dan dalam hal ini peneliti menaikkan KKM yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh guru mata pelajaran
yaitu sebesar 70. Ketuntasan klasikal pada penelitian ini tergolong tinggi, yaitu sebesar 93,54 XMIPA1; 75 XMIPA2 dan 82,75 XMIPA3.
Berdasarkan tabel 6, diketahui nilai tertinggi dari seluruh sampel kelas XMIPA adalah 89,32 yang terdapat di kelas XMIPA1, sedangkan nilai terendahnya adalah
63,93 yang dicapai oleh kelas XMIPA3. Nilai rata-rata dari semua kelas XMIPA sampel penelitian adalah 83,76 dengan ketuntasan klasikal dari ketiga kelas
sebesar 84 Ketuntasan belajar siswa diperoleh dari perhitungan nilai akhir siswa,
diperoleh dari 10 dari nilai turnamen, 20 dari nilai LDS dan tugas, 30 dari nilai laporan dan 40 dari nilai evaluasi. Pencapaian hasil belajar yang sangat
tinggi terdapat di kelas XMIPA1 dan XMIPA3 yaitu sebesar 93,54 dan 82,75 sedangkan kelas XMIPA2 hanya memperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar
78,08. Hal ini dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal pada diri siswa. Sebelum peneliti melakukan penelitian dikelas XMIPA2, guru mata pelajaran
memberikan informasi tentang keadaan dan bagaimana situasi di kelas XMIPA2. Diketahui bahwa kelas XMIPA2, sebagian siswanya merupakan pindahan dari
kelas IPS, dimana atas permintaan orangtua dipindah ke jurusan MIPA. Kondisi yang demikian berdampak pada hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan
45 pendapat Anni et al.2005 bahwa kondisi eksternal seperti variasi pembelajaran
dan lingkungan belajar serta kondisi internal yang mencakup kesehatan fisik, kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial akan mempengaruhi
kesiapan, proses, dan hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar kognitif diketahui bahwa ada beberapa siswa yang dinyatakan tidak tuntas pada
hasil belajar ranah kognitif meliputi 2 dua orang pada kelas XMIPA1, 7 tujuh orang pada kelas XMIPA2 dan 5 lima orang di kelas XMIPA3. Dibandingkan
dengan pembelajaran sebelumnya terutama untuk kelas XMIPA2, mengalami peningkatan yang sangat baik. Sebelumnya dikelas XMIPA2 hampir sebagian
besar siswa mengikuti remidial. Adanya siswa yang belum tuntas belajar salah satunya disebabkan siswa kurang dapat mengikuti proses pembelajaran secara
optimal. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, ribut sendiri, tidak serius dalam proses pembelajaran. Sewaktu kelompok mereka diberikan tugas,
beberapa anggota dari kelompok melaporkan bahwa ada yang tidak ikut mengerjakan tugas ataupun mencari sumber materi. Bagi siswa yang mendapatkan
hasil tes kurang dari batas tuntas yang telah ditetapkan, guru mengadakan remidial.
Hasil analisis data pada nilai diskusi dan tugas dari tiga kali pertemuan yang diperoleh masing-masing kelas sebesar 93,20 di kelas XMIPA1; 93,09 di kelas
XMIPA2 dan 88,78 di kelas XMIPA3 lampiran 16. Kegiatan diskusi bertujuan untuk merangsang siswa agar lebih siap menerima materi yang akan diberikan
oleh guru. Secara umum, aktivitas diskusi meliputi mengerjakan Lembar Diskusi Siswa, membuat kartu Alga dan kartu paramecium, mempresentasikan hasil
diskusi dan menanggapi hasil diskusi siswa. Pembelajaran berbasis eksplorasi mengarahkan siswa untuk mencari sumber belajar serta bahan-bahan yang akan
digunakan dalam praktikum. Kegiatan selanjutnya yaitu merencanakan kegiatan, menganalisis rencana kegiatan, mencari buku maupun di internet sebagai sumber,
melakukan percobaan, menyampaikan data dan menganalisis data serta mengambil kesimpulan.
Analisis kegiatan TGT diketahui bahwa sebagian siswa memperoleh nilai sangat bagus pada kegiatan TGT. Rata-rata nilai hasil tiga kali pelaksanaan TGT
46 yaitu 82 dikelas XMIPA1, 84 di kelas XMIPA2 dan 78 dikelas XMIPA3
lampiran 16. Games dalam proses pembelajaran juga memiliki peranan penting.
Adanya Games tournament, siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan keterlibatan siswa ini dapat memotivasi siswa mengingat kembali materi yang
diajarkan oleh guru. Kegiatan Games-Tournament menciptakan suasana yang tidak membosankan. Adanya tournament antar kelompok, setiap siswa
bertanggung jawab mencari jawaban dan pemahaman terhadap materi, supaya dapat memberikan konstribusi didalam kelompoknya. Agar dapat meraih tujuan
personal mereka, anggota kelompok saling membantu untuk mencapai pemahaman materi dan nilai yang tinggi Slavin 2008. Akhir dari kegiatan TGT,
siswa akan mendapatkan penghargaan kelompok. Tujuan dari penghargaan kelompok ini adalah agar siswa termotivasi dan lebih giat untuk belajar.
Penghargaan yang diberikan berupa pujian, applause, sertifikat dan hadiah. Kegiatan ini mampu menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Gregory 2012 yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan kepada siswa dimaksudkan untuk
menyampaikan kompetensi yang dapat mempengaruhi perkembangan prestasi dikemudian hari. Media yang digunakan dalam Games Tournament menggunakan
kartu soal yang isinya relevan dengan materi dan pelaksaanaan kerja tim. Kartu tersebut juga divariasaikan dengan gambar agar lebih terlihat menarik.
Secara umum, penggunaan model belajar TGT berbasis eksplorasi efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif. Hal ini dapat terlihat
dari pencapaian hasil belajar yang sudah lebih besar dari 75 dari indikator keberhasilan. Ketercapaian ini disebabkan karena suasana belajar mengajar yang
berbeda dari biasanya. Adanya games dalam pembelajaran merupakan suatu yang baru bagi siswa-siswa kelas XMIPA. Kegiatan eksplorasi yang menuntut untuk
siswa lebih mandiri dan aktif, baik dalam mencari sumber belajar maupun aktif dalam proses pembelajaran. Adanya semacam penghargaan bagi kelompok terbaik
yang mengumpulkan tugas tepat waktu serta kerja tim yang solid merupakan menjadi pengaruh tersendiri bagi siswa untuk menjadi lebih aktif dan bersemangat
47 dari pembelajaran yang biasanya. Selama pelaksanaan penelitian, terdapat
beberapa kendala ketika di lapangan diantaranya : 1. Kurangnya waktu untuk memahami materi yang disampaikan.
2. Siswa terkadang mengalami kesulitan dalam menerangkan materi kepada siswa yang lain kegiatan presentasi.
3. Pembagian kelompok karena ada peserta didik yang menolak pembagian kelompok yang ditentukan oleh guru. Hal ini juga yang menyebabkan motivasi
belajar beberapa siswa kurang pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Pelaksanaan praktikum yang seharusnya di Laboratorium, dilaksanakan
diperpustakaan. Hal ini karena laboratorium biologi di SMA 1 Tengaran sedang dalam proses perbaikan. Sehingga dalam hal ini peralatan praktikum
seperti mikroskop harus dipindahkan keperpustakaan. Hal ini yang menyebabkan waktu praktikum menjadi berkurang.
5. Kondisi salah satu dari tiga kelas yaitu kelas XMIPA2 yang memiliki riwayat pindahan dari jurusan IPS, sehingga harus lebih ekstra dalam menjelaskan
materi.
b. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik