47 dari pembelajaran yang biasanya. Selama pelaksanaan penelitian, terdapat
beberapa kendala ketika di lapangan diantaranya : 1. Kurangnya waktu untuk memahami materi yang disampaikan.
2. Siswa terkadang mengalami kesulitan dalam menerangkan materi kepada siswa yang lain kegiatan presentasi.
3. Pembagian kelompok karena ada peserta didik yang menolak pembagian kelompok yang ditentukan oleh guru. Hal ini juga yang menyebabkan motivasi
belajar beberapa siswa kurang pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Pelaksanaan praktikum yang seharusnya di Laboratorium, dilaksanakan
diperpustakaan. Hal ini karena laboratorium biologi di SMA 1 Tengaran sedang dalam proses perbaikan. Sehingga dalam hal ini peralatan praktikum
seperti mikroskop harus dipindahkan keperpustakaan. Hal ini yang menyebabkan waktu praktikum menjadi berkurang.
5. Kondisi salah satu dari tiga kelas yaitu kelas XMIPA2 yang memiliki riwayat pindahan dari jurusan IPS, sehingga harus lebih ekstra dalam menjelaskan
materi.
b. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotorik dilakukan menggunakan lembar penilaian aspek psikomotorik siswa. Proses penilaian dilakukan selama
proses praktikum berlangsung dengan mengamati keterampilan siswa selama proses pengamatan Protista. Hal-hal yang dinilai meliputi mempersiapkan alat dan
bahan, penggunaan mikroskop, proses pengamatan dan pembuatan laporan. Berdasarkan hasil rekapitulasi data hasil belajar ranah psikomotorik, siswa kelas
XMIPA1 memperoleh nilai psikomotorik lebih tinggi daripada siswa kelas XMIPA2 dan XMIPA3. Hasil analisis rata-rata nilai psikomotorik siswa kelas
XMIPA1 mencapai 86,78 sedangkan di kelas XMIPA2 dan XMIPA3 masing- masing mencapai 82,59 dan 86,37 Tabel 7. Persentase pencapaian siswa dalam
kegiatan praktikum dimulai dari persiapan alat dan bahan sampai pembuatan laporan Tabel 8. Berdasarkan analisis, ada beberapa aspek yang memiliki
persentase rendah. Aspek tersebut diantaranya adalah melakukan pengamatan
48 dengan benar, membuat laporan dan mengkomunikasikan laporan tepat waktu.
Sebagian besar siswa tidak membuat laporan dengan lengkap, seperti kurangnya keterangan pada gambar dan beberapa pertanyaan yang belum dijawab dengan
tepat. Pada aspek ”membuat laporan akhir praktikum” kelas XMIPA2 mendapatkan persentase terendah masing-masing sebesar 78 sedangkan untuk
aspek “mengumpulkan dan mengkomunikasikan laporan tepat waktu, kelas XMIPA1 dan XMIPA2 mendapatkan presentase terendah yaitu masing-masing
sebesar 79. Dilihat dari aspek “kegiatan pengamatan”, kelas XMIPA2 mendapatkan
persentase terendah yaitu 64, kelas XMIPA1 dan XMIPA3 masing-masing mendapatkan persentase sebesar 79 dan 80 Tabel 7, belum dapat mengamati
obyek dengan benar. Selain itu, mereka belum bisa membedakan antara jenis Protista dan kotoran yang terkandung dalam air. Pada saat pelaksanaan praktikum,
masih ada siswa yang kesulitan dalam menggunakan mikroskop karena kurangnya intensitas penggunaan mikroskop disertai dengan preparat dipembelajaran
sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan siswa masih kesulitan dalam melakukan pengamatan. Secara keseluruhan, aspek yang lain menunjukkan persentase yang
cukup tinggi diantaranya aspek kesiapan alat dan bahan, menarik kesimpulan dan membuat laporan praktikum. Aspek “kesiapan alat dan bahan” persentase kelas
XMIPA1 dan XMIPA2 sebesar 100 dan XMIPA3 sebesar 88. Aspek “menarik kesimpulan” persentase kelas XMIPA1 dan XMIPA3 sebesar 89 dan
XMIPA3 sebesar 90 Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah mencapai ketuntasan maksimal 75. Persentase siswa yang
tuntas pada ranah psikomotorik dikelas XMIPA1 sebesar 100, kelas XMIPA2 sebesar 87,5 dan kelas XMIPA3 sebesar 96,55. Hal ini membuktikan bahwa
kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotorik dan siswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Hasil tersebut juga
didukung oleh penelitian Yadav et al. 2013 yang menyatakan bahwa pelaksanaan eksperimen dapat membantu memperluas pengalaman siswa dan
mengembangkan inisiatif sumber daya dan kerjasama serta meningkatkan pengetahuan dan proses pembelajaran siswa. Berdasarkan analisis data ternyata
49 masih ada siswa yang belum tuntas, Hal ini dikarenakan beberapa faktor
diantaranya selama penilaian aktivitas kegiatan praktikum masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, akibatnya pada saat praktikum tidak
bisa melakukan pengamatan dengan benar sehingga mendapatkan skor yang minimal.
3. Kinerja Guru selama proses pembelajaran