1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.
Pembelajaran IPA khususnya biologi membutuhkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya, karena pembelajaran biologi bukan hanya sekedar
kumpulan fakta dan konsep melainkan terdapat berbagai proses dan nilai yang dapat diterapkan dalam lingkungan kehidupan manusia. Proses pembelajaran
mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Smith dan Ragan 2003 mengemukakan tiga indikator yang
digunakan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran, yaitu afektif, efisien, dan menarik. Pembelajaran perlu diciptakan menjadi peristiwa yang
menarik agar mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Beberapa indikator timbulnya motivasi belajar diantaranya adanya hasrat
dan keinginan untuk berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam
belajar dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik Uno, 2010. Meningkatnya motivasi belajar siswa akan
berimbas pada peningkatan hasil belajar .
Disamping itu, melalui proses pembelajaran yang berkualitas konsep dan bersifat aplikatif diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. Guru perlu menerapkan model atau strategi belajar yang sesuai serta memanfaatkan sumber belajar yang tepat dalam
pembelajaran biologi. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA 1 Tengaran, hasil belajar
siswa tahun pelajaran 2011-2012 kelas X yaitu kelas X.1 sampai X.7 belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan nilai batas tuntas 70 dan secara
klasikal ketuntasan kelas belum mencapai 75 yaitu baru mencapai 60. Bila
2 dibandingkan kembali dengan hasil belajar siswa di tahun pelajaran 2012-2013
yaitu semua siswa kelas X sudah mencapai ketuntasan klasikal 80 dengan nilai batas tuntas 75. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pada
hasil belajar siswa tahun pelajaran 20122013, tetapi khusus pada materi Protista tidak terjadi peningkatan hasil belajar
. Hasil belajar materi Protista pada dua kali
ulangan harian memperlihatkan siswa yang belum tuntas kurang lebih 40 dari 35 siswa.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, didapatkan data bahwa hanya sekitar 10 siswa yang memiliki kesiapan yang cukup untuk belajar di
kelas. Hal tersebut terlihat dari aktivitas siswa dalam tanya jawab yang diadakan oleh guru. Ketersediaan sumber belajar memudahkan siswa dalam memahami
materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Ketersediaan fasilitas belajar mengajar SMA 1 Tengaran sangat terbatas. Fasilitas dan sumber belajar hanya
mengandalkan dari guru mata pelajaran yang berupa LKS sekolah dan Power Point. Siswa hanya pasif menunggu guru memberikan pembelajaran kepada
mereka. Proses pembelajaran masih cenderung pasif, padahal metode mengajar yang digunakan selama ini adalah demonstrasi, ceramah, slide presentasi dan
diskusi yang dilengkapi dengan LKS. Siswa kurang memberikan respon positif, ketika guru memberikan pertanyaan atau member kesempatan untuk bertanya.
Selain itu, kurangnya motivasi siswa dalam belajar mempengaruhi hasil belajar yang tidak tuntas.
Penerapan pembelajaran Team Games Tournament TGT berbasis eksplorasi diharapkan dapat efektif digunakan dalam pembelajaran
biologi materi Protista. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu penerapan TGT pada
pembelajaran materi keragaman bentuk muka bumi terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa Handayani, 2010. Penerapan pembelajaran berbasis penemuan Inquiry dapat mengembangkan kepercayaan diri bakat dalam belajar sains,
sebagaimana dilaporkan Brickman et al. 2009 yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran berbasis penemuan dapat menumbuhkan rasa percaya
diri akan kemampuan ilmiah yang dimiliki oleh siswa. Penerapan TGT pada
3 pembelajaran klasifikasi Arthropoda di SMP N 1 Paseh dapat memperkuat konsep
siswa dan dapat digunakan untuk menilai kompetensi siswa Sutarto et al. 2008 Slavin 2008 menyatakan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil
belajar akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. TGT merupakan model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar beranggotakan empat sampai enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Siswa akan
mengerjakan soal sebagai suatu tim, selanjutnya diadakan games atau permainan antar tim. TGT tidak hanya suatu kegiatan yang menyenangkan, tetapi dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa karena dapat membantu siswa dalam mengkaji tentang apa yang mereka pelajari dalam setiap bab. TGT juga
dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi. Konsep Protista oleh sebagian besar siswa SMA dianggap sulit dipahami,
hal ini dialami juga oleh siswa kelas X SMA 1 Tengaran dengan alasan, banyaknya penggunaan istilah dan nama-nama ilmiah sehingga dianggap sulit
dipahami, materi yang cukup padat dan banyak hafalan. Indikator yang harus dicapai oleh siswa pada materi Protista salah satunya adalah siswa mampu
menjelaskan klasifikasi dalam Kingdom Protista. Berdasarkan indikator yang harus dicapai tersebut diperlukan suatu cara
untuk memudahkan siswa dalam proses pemahaman materi. Sehubungan dengan itu, maka dilakukan pembelajaran berbasis eksplorasi. Siswa langsung mencari
sumber bahan praktikum di sekitar lingkungan tempat tinggal siswa, dan kegiatan selanjutnya yaitu merencanakan kegiatan, menganalisis rencana kegiatan, mencari
buku sumber, melakukan percobaan, menyampaikan data dan menganalisis data serta mengambil kesimpulan. Pada proses pembelajaran tersebut siswa akan
diberikan semacam permainan akademik yaitu TGT, siswa berkompetisi dalam kelas untuk mendapatkan penghargaan. Tujuan diadakannya TGT pada
pembelajaran Protista adalah untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan meningkatkan keaktifan siswa dikelas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dilakukan
penelitian “Efektivitas Model Pembelajaran Team Games Tournament
4
Berbasis Eksplorasi Materi Protista Terhadap Hasil Belajar Di SMA 1 Tengaran
”
B. Rumusan masalah