Retribusi Daerah . Landasan Teori

tahun 2009 jumlah penduduk Kota Medan telah bertambah menjadi 2.578.315 jiwa, sementara jumlah sampah yang dihasilkan akan mencapai sebesar 5.616 m³hari 1.404 tonhari. Dengan volume sampah sebesar itu, maka pengelolaan sampah harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Jika tidak, maka akan terjadi penurunan kualitas lingkungan, dan hal ini terbukti di mana selama beberapa periode terakhir ini Kota Medan tidak pernah lagi memperoleh piagam penghargaan di bidang kebersihan maupun lingkungan hidup, berupa penghargaan Adipura dan Kalpataru.

2.1.1. Retribusi Daerah

Retribusi diartikan sebagai “pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar” Resmi, 2007: 2. Jadi, retribusi merupakan sejumlah pungutan biaya yang harus dibayarkan seseorang kepada negara karena telah memperoleh jasa atau pelayanan tertentu secara langsung dari pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah. Contoh: retribusi parkir, retribusi sampah, retribusi jalan tol dan sebagainya. Undang Undang Nomor 34 tahun 2000 pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Selanjutnya dalam Undang Undang Nomor 18 tahun 1997 pasal 18 ayat 2 Golongan retribusi terdiri dari 3 golongan yaitu: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. Universitas Sumatera Utara Retribusi Jasa Umum adalah pungutan retribusi yang dilakukan atas jasa yang diberikan atau disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Retribusi jenis ini ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan Undang-Undang nomor 34 tahun 2000 Pasal 21. Sementara Retribusi Jasa Usaha merupakan pungutan retribusi yang dilakukan atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Pemungutannya didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak. Sedangkan Retribusi Perizinan Tertentu adalah pungutan retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan, didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Berdasarkan penggolongan di atas, maka retribusi sampah ini termasuk dalam golongan retribusi jasa umum.

2.1.2. Retribusi Sampah

Dokumen yang terkait

Hubungan Kemampuan Dosen Dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Di Akbid Sehati Medan Tahun 2008

0 27 67

Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae) Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit

13 170 56

Implikasi Kemauan Membayar Tarif Retribusi Sampah Terbadap Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Di Kawasan Pemukiman Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

2 38 120

Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap Rsud Dr. Rasidin Padang.

0 7 15

KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI KEBERSIHAN PADA TAHAP KOLEKTOR DI LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA PEMALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI KEBERSIHAN PADA TAHAP KOLEKTOR DI LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA PEMALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Kajian Capaian Tingkat Pelayanan Air Bersih Kota Pekanbaru Berdasarkan Kemampuan dan Kesediaan Membayar

0 0 8

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) JASA PELAYANAN KONSELING OLEH APOTEKER DI APOTEK

0 0 5

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 0 6