Retribusi Jasa Umum adalah pungutan retribusi yang dilakukan atas jasa yang diberikan atau disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Retribusi jenis ini ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan daerah dengan mempertimbangkan
biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan Undang-Undang nomor 34 tahun 2000 Pasal 21. Sementara Retribusi Jasa
Usaha merupakan pungutan retribusi yang dilakukan atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta. Pemungutannya didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak. Sedangkan Retribusi Perizinan Tertentu
adalah pungutan retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian
izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan, didasarkan pada
tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Berdasarkan penggolongan di atas, maka retribusi sampah ini
termasuk dalam golongan retribusi jasa umum.
2.1.2. Retribusi Sampah
Sejalan dengan pengertian retribusi di atas, maka retribusi sampah merupakan pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini SKPD tertentu
Universitas Sumatera Utara
kepada rumah tangga ataupun objek lainnya yang telah memperoleh jasa pelayanan pengelolaan sampah. Jadi retribusi sampah yang termasuk ke dalam golongan
retribusi jasa umum merupakan pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada masyarakat yang berada dalam wilayah hukumnya atas pemberian jasa atau
pelayanan penanganan sampah atau kebersihan. Pemungutannya harus didasarkan pada pertimbangan mengenai biaya penyelenggaraan pelayanan, tingkat kemampuan
masyarakat dalam membayar serta aspek keadilan. Oleh sebab itu penetapan besarnya tarif retribusi sampah ini harus didasarkan pada besarnya biaya operasional
pengelolaan. Selain itu pemungutan retribusi termasuk retribusi sampah haruslah dilandasi oleh Undang Undang atau peraturan tertentu. Untuk wilayah Kota Medan
retribusi sampah diatur dalam Peraturan Daerah Perda Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002.
2.1.3. Pengutipan Retribusi Sampah
Pemerintah Daerah wajib menentukan besarnya biaya jasa pengelolaan sampah yang dipungut dari masyarakat dan pelaku usaha dengan mempertimbangkan
kemampuan ekonomi masyarakat. Besarnya biaya jasa pengelolaan sampah dari masyarakat dan pelaku usaha yang akan ditentukan oleh Pemerintah Daerah harus
mempertimbangkan infrastruktur dan peralatan yang tersedia. Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat dan juga infrastruktur
dan peralatan yang tersedia, diharapkan pelayanan yang diberikan akan menjadi
Universitas Sumatera Utara
optimal dan dapat memuaskan masyarakat, sehingga hasil pengutipan retribusi sampah akan menjadi tinggi.
Pengutipan retribusi sampah di Kota Medan dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 18 Tahun 2002. Apakah jumlah tarif yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dalam peraturan ini telah memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai faktor yang diperkirakan akan ikut
mempengaruhi hasil pengutipannya, seperti tingkat pelayanan yang diberikan, kemampuan membayar masyarakat, sosialisasi mengenai pentingnya partisipasi
masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, kiranya perlu penelitian yang tersendiri. Namun demikian, data hasil pengutipan retribusi sampah
di Kota Medan dalam beberapa tahun belakangan ini telah menunjukkan penurunan yang cukup berarti, sehingga kemungkinan akan mempengaruhi kemampuan Dinas
Kebersihan dalam melakukan atau memberikan pelayanan pengeloaan sampah. Besarnya hasil pengutipan retribusi sampah akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang dapat berupa faktor yang melekat pada pihak yang menerima pelayanan, maupun faktor yang melekat pada pihak yang memberikan pelayanan. Faktor-faktor
yang melekat pada diri pihak yang menerima pelayanan, antara lain dapat berupa tingkat kemampuan dan kemauan rumah tangga untuk membayar retribusi sampah
disebut sebagai faktor-faktor sosiologis dalam Arizal, 2003. Sementara faktor yang melekat pada pihak yang memberikan pelayanan antara lain seperti besaran tarif
retribusi sampah, tingkat pelayanan dan kesungguhan petugas pengutip retribusi sampah juga diperkirakan akan mempengaruhi besar kecilnya hasil pengutipan
Universitas Sumatera Utara
retribusi sampah tersebut. Dalam penelitian ini, hanya faktor kemampuan membayar, kemauan membayar retribusi sampah dan tingkat pelayanan saja yang diteliti. Faktor-
faktor besaran tarif dan kesungguhan petugas pengutip retribusi sampah tidak ikut diteliti karena penentuan besaran tarif tidak sepenuhnya berada di tangan Dinas
Kebersihan, melainkan juga ditentukan oleh pihak lain, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sementara faktor kesungguhan petugas pengutip retribusi sampah
juga tidak dimasukkan dalam penelitian ini karena faktor ini dipandang sangat subjektif bagi responden.
2.1.4. Tingkat Pelayanan