Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil

Tabel 5.6 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF Keterangan 1 Constant Tingkat Pelayanan .783 1.017 Non multikolinearitas Kemampuan Membayar .687 1.013 Non multikolinearitas Kemauan Membayar .396 1.004 Non multikolinearitas a Dependent Variable: Penerimaan Retribusi Sampah Sumber: Lampiran 7. Berdasarkan tabel 5.6 di atas, diketahui bahwa pada umumnya tidak adanya korelasi yang terjadi di antara variabel bebas, karena nilai Variance Inflation Factor VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance 0,10, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas di antara variabel bebas.

5.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian asumsi klasik yang ketiga pada penelitian ini adalah Uji Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan situasi di mana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu observasi ke observasi yang lain. Model regresi yang baik adalah yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas ini adalah dengan melihat grafik scatterplot. Pendeteksian dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik sccatterplot. Metode regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian jika output scatter plot menunjukkan titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol. Hasil uji yang dilakukan terlihat dalam Gambar 5.1 dibawah ini. Gambar 5.1 Scatterplot Sumber: Lampiran 7 Universitas Sumatera Utara Dari gambar scatter plot di atas terlihat bahwa titik‐titik data tidak membentuk pola penyebaran tertentu, melainkan menyebar secara acak di sekitar titik nol dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam data penelitian ini. Cara kedua untuk menguji heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser. Ada dua tahapan yang dilakukan dalam uji Glejser. Tahap pertama adalah melakukan regresi OLS dengan menggunakan Y sebagai variabel terikat dan X 1 , X 2 , dan X 3 sebagai variabel bebas guna mendapatkan variabel residual Ut yang kemudian nilainya diabsolutkan AbsUt dengan memakai perintah yang ada dalam program SPSS. Tahap kedua adalah meregresikan variabel absolut AbsUt sebagai variabel terikat dan variabel X 1 , X 2 , dan X 3 sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas X 1 , X 2 , dan X 3 signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, dalam hal ini nilai Absolut Ut AbsUt, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas, begitu pula bila terjadi yang sebaliknya Ghozali, 2005: 108. Nilai probabilitas signifikan yang dipakai di atas tingkat kepercayaan 5. Hasil Uji Glejser ini terlihat dalam tabel 5.7 berikut. Tabel 5.7 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 Constant -3.071 1.531 -1.006 .058 Universitas Sumatera Utara Tingkat Pelayanan .343 .056 .528 1.156 .178 Kemampuan Membayar -.106 .039 -.236 -1.753 .107 Kemauan Membayar -.031 .034 -.078 -.916 .362 a Dependent Variable: absu Sumber: Lampiran 7 Berdasarkan hasil yang diperoleh seperti terlihat dalam tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi masing‐masing variabel bebas 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

5.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Hubungan Kemampuan Dosen Dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Di Akbid Sehati Medan Tahun 2008

0 27 67

Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae) Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit

13 170 56

Implikasi Kemauan Membayar Tarif Retribusi Sampah Terbadap Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Di Kawasan Pemukiman Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

2 38 120

Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap Rsud Dr. Rasidin Padang.

0 7 15

KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI KEBERSIHAN PADA TAHAP KOLEKTOR DI LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA PEMALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR RETRIBUSI KEBERSIHAN PADA TAHAP KOLEKTOR DI LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA PEMALANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Kajian Capaian Tingkat Pelayanan Air Bersih Kota Pekanbaru Berdasarkan Kemampuan dan Kesediaan Membayar

0 0 8

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) JASA PELAYANAN KONSELING OLEH APOTEKER DI APOTEK

0 0 5

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang) - POLSRI REPOSITORY

0 0 6