Konsep Diri Pasien TB paru

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat korelasi antara konsep diri dengan kepatuhan pasien TB paru dalam menjalani pengobatan. Penjelasan mengenai masing-masing variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

5.1. Konsep Diri Pasien TB paru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien TB yang mengalami tantangan terhadap konsep diri yaitu 32 orang 51,6 dan yang mengalami ancaman terhadap konsep diri yaitu 30 orang 48,4 dengan nilai rata-rata mean 24,48 dan standar deviasi sebesar 6,169. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien TB menganggap penyakit dan pengobatan TB menjadi suatu tantangan terhadap konsep dirinya. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Raynel 2010 yang dalam penelitiannya terhadap 37 orang responden mengenai gambaran konsep diri pada penderita TB paru menunjukkan bahwa 51,4 memiliki harga diri tinggi, 54,1 memiliki penampilan peran positif, dan 62,2 memiliki identitas diri positif. Ketiga hal tersebut merupakan komponen dari konsep diri. Hasil yang berbeda terlihat pada gambaran diri penderita TB dimana didapatkan sebesar 56,8 penderita TB memiliki gambaran diri negatif. Namun pada penelitian yang dilakukan Raynel terdapat perbedaan jumlah sampel penelitian dengan penelitian ini. 59 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Erdem Tasci 2003 yang mengatakan bahwa pasien TB mengalami penurunan harga diri. Namun dengan persentase yang tidak terlalu jauh yaitu 51,6 yang mengalami tantangan terhadap konsep diri dan 48,4 yang mengalami ancaman terhadap konsep diri, maka perasaan ancaman terhadap konsep diri pasien TB paru tidak boleh diabaikan karena akan mempengaruhi adaptasi pasien TB paru terhadap penyakit dan pengobatannya. Konsep diri dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain perkembangan, keluarga dan budaya, stressor, sumber daya, riwayat keberhasilan dan kegagalan, tingkat pendidikan, penyakit saat ini dan penyakit penyerta lainnya. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri yang dikontrol seperti usia dan penyakit penyerta lainnya serta riwayat kegagalan masa lalu. Tarwoto Wartonah 2003 menyatakan bahwa konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang manusia dari kecil hingga dewasa. Pengalaman serta lingkungan turut memberikan pengaruh terhadap pembentukan konsep diri. Pada penelitian ini, pasien merupakan orang dewasa dengan rentang usia antara 26-45 tahun, sehingga dari segi perkembangan pasien sudah memiliki banyak pengalaman sehingga memberikan pengaruh positif terhadap konsep dirinya. Kozier et al. 2010 menyatakan bahwa individu memiliki sumber daya internal dan eksternal. Semakin besar jumlah sumber daya yang dimiliki dan digunakan seseorang, maka semakin positif pengaruhnya terhadap konsep diri. Pasien TB paru pada penelitian ini dapat menikmati berbagai fasilitas dan Universitas Sumatera Utara kemudahan yang didapatkan dari rumah sakit. RSGM menyediakan layanan kepada pasien yang kurang mampu dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas atau Jaminan Kesehatan Nasional JKN dan asuransi kesehatan lainnya yang dapat digunakan oleh pasien . Selain itu tersedia pengawas minum obat PMO yang dikembangkan rumah sakit untuk memastikan bahwa pasien meminum obatnya tepat waktu. Pasien dapat mengisi kembali obatnya setiap minggu dan menerima konseling terkait penyakitnya. Selain itu pada penelitian ini pasien berdomisili di daerah dengan akses yang cepat ke rumah sakit. Hal ini menjadi sumber daya bagi pasien sehingga konsep diri pasien semakin baik. Pada penelitian ini, responden yang diteliti merupakan pasien TB paru yang baru pertama kali menjalani pengobatan dan bukan pasien TB paru yang berulang, sehingga pasien tidak memiliki riwayat kegagalan pengobatan sebelumnya. Kozier et al. 2010 mengatakan bahwa seseorang yang pernah mengalami kegagalan menganggap dirinya sebagai orang yang gagal, sementara seseorang yang memiliki riwayat keberhasilan memiliki konsep diri yang lebih positif, yang kemungkinan dapat mencapai lebih banyak keberhasilan. Pada hasil penelitian ini, mayoritas pasien mengalami tantangan terhadap konsep dirinya kemungkinan disebabkan karena pasien baru menjalani pengobatan untuk pertama kalinya, sehingga belum memiliki pengalaman gagal dalam menjalani pengobatan TB paru. Tarwoto Wartonah 2003 menyatakan bahwa faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan, klien dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu Universitas Sumatera Utara mengatasinya dan menggunakan koping yang efektif serta konstruktif daripada seseorang dengan pendidikan rendah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pada penelitian ini responden mayoritas memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 69,4 . Sehingga kemungkinan perasaan tantangan terhadap konsep diri pasien TB paru didukung oleh tingkat pendidikan responden yang mayoritas tinggi. Perubahan dalam kesehatan merupakan stresor yang dapat memengaruhi konsep diri. Penyakit kronis biasanya akan mengganggu komponen konsep diri individu Potter Perry, 2009. Adanya penyakit penyerta lain pada pasien TB paru akan menambah jumlah stresor yang dialami pasien. Pada penelitian ini mayoritas pasien TB paru tidak memiliki penyakit penyerta lain. Dari 62 responden yang diteliti dalam penelitian ini hanya 8 orang dengan penyakit hipertensi dan 4 orang dengan penyakit Diabetes Mellitus sebagai penyakit penyerta. Besarnya jumlah pasien TB paru yang mengalami tantangan terhadap konsep dirinya kemungkinan disebabkan karena stressor pada pasien TB sebagian besar hanya penyakit TB paru itu sendiri dan hanya 10 dari 62 16 responden yang memiliki penyakit penyerta lain.

5.2. Kepatuhan Pasien TB dalam menjalani pengobatan

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Perawat dan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

11 84 207

Hubungan Caring Process dengan Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

5 94 131

Pengaruh Faktor Sosial Budaya dan Personal terhadap Perilaku Merokok Keluarga Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

2 67 151

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Pada Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

1 74 121

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN KEPATUHAN MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Dengan Kepatuhan Menjalani Program Pengobatan Pada Penderita TB Paru di BBKPM Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN KEPATUHAN MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Dengan Kepatuhan Menjalani Program Pengobatan Pada Penderita TB Paru di BBKPM Surakarta.

0 0 15

Hubungan Caring Process dengan Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

0 0 23

HUBUNGAN CARING PROCESS DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT GRAND MEDISTRA LUBUK PAKAM TESIS

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tuberkulosis (TB) Paru 2.1.1. Definisi TB Paru - Korelasi Konsep Diri dengan Kepatuhan Pasien TB Paru dalam Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

0 0 32

Korelasi Konsep Diri dengan Kepatuhan Pasien TB Paru dalam Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

0 1 18