j. Motivasi yang rendah
Pasien mungkin memiliki motivasi yang rendah untuk patuh terhadap regimen TB. Jika pasien memiliki banyak prioritas yang bersaing dalam hidupnya
seperti penyalahgunaan obat, tuna wisma, penyakit lain cth. HIV, konsumsi obat TB mungkin tidak menjadi prioritas bagi pasien CDC, 1999.
2.3.4. Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru
Penelitian yang dilakukan oleh Gopi et.al 2007 didapatkan dari 1666 partisipan yang diwawancarai, 1108 67 patuh dan 558 33 tidak patuh. Hal
yang sama didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Mkopi, et al 2012 yang mendapatkan dari 645 pasien yang diuji, 617 pasien 95,7; 90 CI 94,3-
96,9 menunjukkan kepatuhan terhadap terapi TB. Dari 617 pasien yang patuh, 563 91,2 melengkapi terapi dengan lengkap, 19 3,1 meninggal, 6 1,0
dipindahkan dari tempat penelitian. Solarte Barona 2008 juga mendapatkan dari seluruh responden, kelengkapan terapi dicapai oleh 65,6 pasien.
Bello Itiola 2010 dalam penelitiannya mendapatkan bahwa mayoritas pasien 94,6 patuh terhadap pengobatannya. Dengan uji regresi parsial
didapatkan ada pengaruh positif dari konseling terhadap kepatuhan pengobatan pasien. Pada uji chi square didapatkan bahwa usia tidak memiliki hubungan yang
signifikan degan kepatuhan p=0,844 dan edukasi berhubungan signifikan dengan kepatuhan p-0,001.
Penelitian yang dilakukan oleh Nezenega et al. 2013 didapatkan hanya 26 dari responden memiliki kepatuhan yang buruk terhadap terapi mereka. Shargie
Lindtjørn 2007 mendapatkan dari total responden, 81 pasien 20 gagal
Universitas Sumatera Utara
menjalani terapi, 310 77 melengkapi terapi dengan sukses, sementara sisanya meninggal, pindah dari tempat penelitian. Jakubowiak, Bogorodskaya
, Borisov,
Danilova Kourbatova 2008 juga mendapatkan angka kegagalan pasien dalam menjalani terapi 4,6 . Frekuensi terhentinya terapi 63 pada pasien yang gagal
and 36 pada pasien yang terapi dengan sukses. Terhentinya terapi selama fase intensif dan 30 pada pasien yang gagal dan 45 pada hasil yang berhasil.
Boogaard, Lyimo, Boeree, Kibikib Aarnoutsec 2011 dalam penelitiannya juga mendapatkan rata-rata angka kepatuhan pada populasi yang diteliti adalah 96.3
standard deviation, SD: 7.7. Kepatuhan kurang dari 100 pada 70 dari pasien, kurang dari 95 pada 21 pasien, dan kurang dari 80 pada 2.
Anyaike et al. 2013 mendapatkan lebih dari dua pertiga 76,5 responden mengkonsumsi obat antara 3-6 bulan dengan rata-rata durasi 5,4 bulan,
SD=±1.8. Penelitian juga mendapatkan bahwa 80.5 pasien tidak meliupakan pengobatannya dalam 3 bulan terakhir, dan 10,4 lupa dengan pengobatannya.
Dari yang lupa meminum obatnya, 42,5 lupa karena bepergian, 21,7 merasa sakit dan depresi. 34 lupa karena mereka meminum obat di rumah dan 5,6
lupa karena merasa lebih baik dan tidak melanjutkan pengobatan. Alasan lain yang diberikan adalah: tidak ada uang untuk transportasi, menghindari efek
samping obat, lupa, tidak ingin dilihat di klinik ketika mengambil obat, dan tidak dapat mengambil obat karena liburan pemerintah yang tidak terjadwal.
2.4. Landasan Teori