3.9. Metode Analisis Data
Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa
semua jawaban telah diisi, kemudian data yang sesuai diberi kode coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya
memasukkan entry data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Setelah semua tahap diselesaikan,
dilanjutkan dengan analisa univariat dan bivariat. Analisa data univariat menampilkan data demografi, konsep diri dan
kepatuhan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan analisa bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan konsep diri dengan
kepatuhan pasien TB terhadap pengobatan. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa berdasarkan analisa statistik
koefisien korelasi menggunakan uji Spearman. Untuk menentukan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel maka dilakukan
pengamatan terhadap nilai signifikansi p pada hasil analisa. Jika nilai p ≤ 0,05
maka terdapat korelasi bermakna antara variabel yang diuji dan jika nilai p 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diuji.
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -
Universitas Sumatera Utara
1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi antara plus + atau minus -. Makna sifat korelasi:
a. Korelasi positif +, berarti bahwa jika variabel x1 mengalami kenaikan maka
variabel x2 juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya. b.
Korelasi negatif - berarti bahwa jika variabel x1 mengalami penurunan maka variabel x2 akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya.
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. 0,00 sampai 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah
b. 0,21 sampai 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah
c. 0,41 sampai 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat
d. 0,71 sampai 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat
e. 0,91 sampai 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali
f. 1 berarti korelasi sempurna
Saryono, 2010
3.10. Pertimbangan Etik