Manifestasi Klinis Tuberkulosis TB Paru 1. Definisi TB Paru

Dalam 2 atau 3 minggu, lingkungan nekrotik menyerupai keju lunak, selalu menyerupai nekrosis seperti kayu, dan dikarakteristikkan degan level oksigen yang rendah, pH rendah, dan nutrisi yang terbatas. Kondisi ini membatasi perkembangan lebih lanjut dan tetap tersembunyi. Lesi pada orang dengan sistem imun yang adekuat umumnya mengalami fibrosis dan kalsifikasi, secara sukses mengontrol infeksi sehingga basilus terkandung di dalam dorman, lesi yang sembuh. Lesi pada orang dengan sistem imun yang kurang efektif berlanjut menjadi tuberkulosis progresif primer. Untuk orang dengan kemampuan imun yang rendah, pembentukan granuloma yang dimulai akhirnya tidak berhasil mengisi basilus. Jaringan nekrotik mengalami pencairan, dan dinding fibrosa kehilangan integritas struktural Knechel, 2009. Material nekrotik semiliquid dapat dialirkan ke bronkus atau dekat dengan pembuluh darah, meninggalkan kavitas yang dipenuhi udara pada bagian semula. Jika keluarnya melalui pembuluh darah terjadi, kemungkinan besar terjadi tuberkulosis ekstrapulmonal. Basilus juga dapat dialirkan ke sistem limfatik dan terkumpul di nodus limfa trakeobronkial pada paru yang terkena, dimana organisme dapat membentuk granula baru seperti kayu Knechel, 2009.

2.1.4. Manifestasi Klinis

Knechel 2009 mengatakan Tuberkulosis berkembang berbeda-beda pada setiap pasien, tergantung kepada status sistem imun pasien. Tahapan terdiri dari fase laten, penyakit primer, penyakit primer progresif, dan penyakit ekstrapulmonal. Masing-masing tahap memiliki manifestasi klinis yang berbeda- beda. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Perbedaan pada fase Tuberkulosis Zumla, Raviglione, Hafner dan Reyn, 2013. Early infection Early primary progressive active Late primary progressive active Latent a. Sistem imun melawan infeksi b. Infeksi biasanya terjadi tanpa tanda atau gejala c. Pasien mungkin demam, limfadenopati paratrakeal, atau dispnea d. Infeksi mungkin hanya subklinis dan mungkin tidak berkembang menjadi penyakit aktif a. Sistem imun tidak mengontrol infeksi awal b. Terjadi inflamasi jaringan c. Pasien selalu tanda atau gejala non spesifik cth. Kelelahan, kehilangan berat badan, demam d. Batuk non produktif e. Diagnosis sulit: temuan pada rontgen dada dapat normal dan sputum negatif terhadap mycobakteria a. Batuk menjadi produktif b. Tanda dan gejala lebih sebagai perkembangan penyakit c. Pasien mengalami kehilangan berat badan progresif, rales, anemia d. Temua pada rontgen dada normal e. Diagnosis melalui kultur sputum a. Mycobakteria bertahan di tubuh b. Tidak ada tanda dan gejala yang terjadi c. Pasien tidak merasa sakit d. Pasien rentan terhadap aktif kembalinya penyakit e. Lesi pengapuran granulomatosa dan menjadi fibrotik, menjadi tampak pada rontgen dada f. Infeksi dapat muncul kembali ketika terjadi imunosupresi Universitas Sumatera Utara Tampilan klinis klasik dari Tuberkulosis paru yaitu batuk kronis, produksi sputum, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, demam, keringat malam, dan hemoptisis. TB ekstrapulmonal terjadi 10-42 pasien, tergantung pada ras dan latar belakang etnik, usia, ada atau tidaknya penyakit penyerta, genotipe dari M. tuberculosis strain, dan status imun Zumla, et al., 2013.

2.1.4. Diagnosis a. Infeksi laten

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Perawat dan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.

11 84 207

Hubungan Caring Process dengan Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

5 94 131

Pengaruh Faktor Sosial Budaya dan Personal terhadap Perilaku Merokok Keluarga Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

2 67 151

Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Pada Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

1 74 121

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN KEPATUHAN MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Dengan Kepatuhan Menjalani Program Pengobatan Pada Penderita TB Paru di BBKPM Surakarta.

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN KEPATUHAN MENJALANI PROGRAM PENGOBATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Dengan Kepatuhan Menjalani Program Pengobatan Pada Penderita TB Paru di BBKPM Surakarta.

0 0 15

Hubungan Caring Process dengan Kepuasan Kerja Perawat dan Kepuasan Pasien rawat inap di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

0 0 23

HUBUNGAN CARING PROCESS DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT GRAND MEDISTRA LUBUK PAKAM TESIS

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tuberkulosis (TB) Paru 2.1.1. Definisi TB Paru - Korelasi Konsep Diri dengan Kepatuhan Pasien TB Paru dalam Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

0 0 32

Korelasi Konsep Diri dengan Kepatuhan Pasien TB Paru dalam Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam

0 1 18