ini memberi individu sensasi kontinuitas dan kesatuan kepribadian. Selain itu, individu memandang dirinya sendiri sebagai orang yang unik Kozier et al.,
2010.
b. Citra Tubuh
Citra tubuh body image meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh, termasuk penampilan, struktur, atau fungsi fisik. Rasa terhadap citra tubuh
termasuk semua yang berkaitan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas,
berpenampilan muda, kesehatan dan kekuatan Potter Perry, 2009.
Citra fisik diri, atau citra tubuh, adalah cara individu mempersepsikan ukuran, penampilan, dan fungsi tubuh dan bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek
kognitif dan afektif. Kognitif adalah pengetahuan materi tubuh dan kelekatannya, afektif mencakup sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan, keletihan, dan gerakan
fisik. Citra tubuh adalah gabungan dari sikap, kesadaran dan ketidaksadaran, yang
dimiliki seseorang terhadap tubuhnya Kozier et al., 2010.
Citra tubuh mencakup fungsi tubuh dan bagian-bagiannya termasuk pakaian, riasan, gaya rambut, perhiasan dan hal lain yang melekat pada diri individu. Citra
tubuh juga mencakup prostese tubuh, seperti kaki palsu, gigi palsu dan wig, juga semua alat yang dibutuhkan untuk fungsi, seperti kursi roda, tongkat dan
kacamata. Persepsi masa lalu dan saat ini serta bagaimana tubuh berkembang
sepanjang waktu merupakan bagian citra tubuh seseorang Kozier et al., 2010.
Citra tubuh individu berkembang sebagian dari sikap dan respons orang lain terhadap tubuh individu tersebut dan sebagian lagi dari eksplorasi individu
terhadap tubuhnya sendiri. Nilai budaya dan sosial juga memengaruhi citra tubuh
Universitas Sumatera Utara
individu. Beragam informasi dan media hiburan selama bertahun-tahun memengaruhi cara individu memandang diri mereka dengan orang lain. Apabila
citra tubuh individu mendekati ideal dirinya, individu tersebut cenderung berpikir
positif tentang komponen fisik dan nonfisik diri Kozier et al., 2010.
Individu yang memiliki citra tubuh yang sehat biasanya menunjukkan kekhawatiran baik terhadap kesehatan maupun penampilan. Individu ini akan
mencari bantuan apabila sakit dan melakukan praktik promosi kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Individu yang memiliki citra tubuh yang tidak sehat
cenderung terlalu mengkhawatirkan penyakit minor dan mengabaikan aktivitas,
seperti tidur dan diet sehat yang penting untuk kesehatan Kozier et al., 2010.
Individu yang mengalami gangguan citra tubuh mungkin menyembunyikan atau tidak melihat atau menyentuh bagian tubuh yang strukturnya telah berubah
akibat penyakit atau trauma. Beberapa individu dapat juga mengekspresikan perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu mengendalikan situasi, dan
kerapuhan. Individu tersebut kemungkinan juga menunjukkan perilaku destruktif, seperti usaha bunuh diri atau makan sangat sedikit atau makan sangat berlebihan
Kozier et al., 2010. c. Penampilan peran
Potter Perry 2009 mengatakan bahwa Penampilan peran role performance merupakan cara individu melakukan peran yang berarti. Peran yang
dimaksud mencakup peran sebagai orang tua, pengawas, atau teman dekat. Peran yang diikuti individu dalam berbagai situasi mencakup sosialisasi terhadap
harapan atau standar perilaku. Polanya bersifat stabil dan berubah secara minimal
Universitas Sumatera Utara
selama masa dewasa. Individu mengembangkan dan menjaga perilaku yang
disetujui masyarakat melalui proses-proses berikut ini.
1 Penguatan-pemadaman : Perilaku khusus menjadi biasa atau dihindari,
tergantung apakah mereka setuju dan diperkuat, atau diperkecil dan dihukum.
2 Hambatan: Individu belajar untuk menahan diri dari suatu perilaku, meskipun
saat digoda untuk ikut serta di dalamnya.
3 Substitusi: Individu menggantikan satu perilaku dengan perilaku lainnya, yang
memberikan kepuasan personal yang sama
4 Imitasi: Individu membutuhkan pengetahuan, keterampilan, atau perilaku dari
anggota masyarakat atau kelompok budaya
5 Identifikasi: Individu memasukkan kepercayaan, perilaku, dan nilai-nilai dari
model peran ke dalam suatu ekspresi personal diri yang unik.
Peran merupakan sekumpulan harapan mengenai bagaimana individu yang menempati satu posisi tertentu berperilaku. Performa peran menghubungkan apa
yang dilakukan individu dalam peran tertentu dengan perilaku yang diharapkan oleh peran tersebut. Penguasaan peran berarti bahwa perilaku individu memenuhi
harapan sosial. Harapan, atau standar perilaku peran, ditetapkan oleh masyarakat, kelompok budaya, atau kelompok yang lebih kecil yang salah satu anggotanya
adalah individu tersebut Kozier et al., 2010. Konsep diri juga dipengaruhi oleh ketegangan peran dan konflik peran.
Individu yang mengalami ketegangan peran frustasi karena merasa atau dibuat merasa tidak adekuat atau tidak cocok dengan satu peran. Konflik peran muncul
dari harapan yang bertentangan atau tidak cocok. Dalam konflik interpersonal,
Universitas Sumatera Utara
individu memiliki harapan yang berbeda mengenai peran tertentu. Dalam konflik antarperan, harapan peran seseorang atau kelompok berbeda dari harapan orang
lain atau kelompok lain Kozier et al., 2010.
d. Harga diri