harapan-harapan. Kepuasan pasien telah ditetapkan sebagai variabel yang mempengaruhi efektivitas pelayanan perawatan Kyriopoulos, 2003 dalam
Lekidou,. Trivelas Ipsilandis, 2007. Pasien akan mempercayakan hidup dan kesejahteraan mereka untuk pemberi pelayanan keperawatan. Untuk itu
pemantauan kepuasan pada pasien merupakan hal yang penting efektivitasnya dan menjadi bagian dari inisiatif dalam perbaikan kualitas Torres Guo, 2004 dalam
Lekidou,. Trivelas Ipsilandis, 2007. Tingkat kepuasan pasien tergantung pada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan selama penilaiannya yaitu: umur
pasien, posisi sosial ekonomi dan harapan, waktu pengukuran kepuasan, aspek penyedia layanan, dan variabel penting lain yang mempengaruhi kepuasan
Mastaki, 2010. Hasil penelitian yang dilakukan Caroline Hospital di Chapel Hill dapat
disimpulkan bahwa kepuasan pasien meningkat secara pesat dan berkelanjutan selama 6 tahun, hal ini terjadi karena adanya penerapan caring process terhadap
pasien melalui penerapan komunikasi theraupetik yang baik antara perawat dengan pasien, sehingga terpenuhinya kebutuhan secara emosional, pribadi yang
positif dan meningkatnya kepedulian perawat terhadap privasi pasien Tonges Ray, 2011.
5.4. Analisa Bivariat 1. Hubungan
caring process dengan kepuasan kerja perawat
Analisa bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat dengan ,menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara caring process perawat dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam dimana nilai r=0,658 p0,05 berarti
bahwa hipotesa nol ditolak atau dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara caring process dengan kepuasan kerja perawat. Kekuatan
hubungan antara caring process dengan kepuasan kerja perawat berada dalam kategori sangat tinggi, dengan arah hubungan positif yang berarti semakin sering
caring process dilakukan maka semakin tinggi kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja perawat yang tinggi memiliki sikap positif terhadap
pekerjaanya sedangkan yang tidak puas memiliki sikap negatif, maka ketika orang – orang membicarakan sikap karyawan, karyawan biasanya merujuk pada
kepuasan kerja yaitu 1 sepuas apakah karyawan saat pendapatan meningkat, namun tidak selalu demikian yang terjadi, 2 kepuasan dan produktivitas tidak
mudah menetukan apakah kepuasan kerja menghasilkan produktivitas kerja atau sebaliknya, 3 kepuasan dan ketidakhadiran menunjukan bahwa karyawan yang
puas jarang tidak hadir dikantor karena memiliki tingkat perputaran karyawan yang lebih rendah sedangkan karyawan yang tidak puas memiliki tingkat
perputaran karyawan yang lebih tinggi, 4 kepuasan kerja dan kepuasan konsumen ada hubunganya dengan dampak psoitif terhadap konsumen, bagi karyawan garda
depan yang sering berhubungan dengan konsumen. Karyawan yang puas biasanya lebih ramah, energik dan responsif yang amat dihargai oleh konsumen,
5 kepuasan kerja dan OCB akan mengutarakan hal positif tentang perusahaan, membantu rekan lain, dan melampaui ekspetasi kerja normal, 6 kepuasan kerja
dan prilaku buruk ditempat kerja, kurang puas dengan pekerjaan, mereka bereaksi
Universitas Sumatera Utara
dengan beragam cara. Tetapi tidaklah mudah untuk memprediksi bagaimana mereka akan merespon. Mungkin ada yang mengundurkan diri, sedangkan yang
lain mungkin merespons dengan menggunakan waktu kerja untuk bermain dikomputer Robbins Coulter, 2010.
2. Hubungan Caring Process dengan kepuasan pasien
Pasien dirumah sakit umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat
jalan, yaitu 1 penampilan gedung, 2 lingkungan bersih, nyaman dan teratur, 3 pertamanan indah dan dipelihara dengan baik, 4 perparkiran teratur dan aman, 5
petunjuk arahnama ruangan yang jelas, 6 Penampilan dokter perawat petugas kesehatan lain rapi dan bersih, bersikap mau menolong, 7 kantor rekam medis
buka tepat waktu, 8 Petugas rekam medis melayani dengan sopan, ramah dan tanggap, 9 pencarianpengambilan rekam medic cepat dan tepat, 10 jumlah kursi
untuk pasien yang menunggu rekam medik memadai, 11 poliklinik buka tepat waktu. Sementara itu, yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap yaitu 1
pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya, 2 empati, 3 biaya, 4 penampilan fisik, kebersihan dan kenyamanan ruangan,
jaminan keamanan yang ditujukan oleh petugas kesehatan, ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter, peraturan, waktu, jenis makanan, waktu tidur
peyimpanan barang berharga, dan bertamu, 5 ketrampilan dalam memberikan perawatan, dan 6 kecepatan dalam memberikan tanggapan terhadap keluhan
pasien dan 7 Perawat memperhatikan kebutuhan, dan menjaga privasi pasien
Universitas Sumatera Utara
selama rawat inap Muninjaya, 2004 2012; Pohan, 2007. Hasil penelitian ini hubungan antara caring process perawat dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit
Grand Medistra Lubuk pakam dimana nilai r=0,088 p0,05 yang berarti bahwa hipotesa nol diterima atau dengan kata lain tidak ada hubungan yang signifikan
antara caring process dengan kepuasan pasien. Hal ini erat kaitannya dengan kondisi di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk
Pakam bahwa pelaksanaan tahapan caring process perlu dioptimalkan dalam mencapai kinerja perawat yang baik sehingga kepuasan kerja perawat dan
kepuasan pasien dapat meningkat, terkhusus dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Begitu juga halnya dengan pengawasan dan motivasi
yang tinggi dari pihak manajerial dalam hal penilaian kinerja, organisasi kerja yang baik, serta sistem reward yang mendukung melalui pengembangan kearah
pelatihan dan pendidikan lanjut yang diberikan kepada perawat yang memiliki kinerja yang baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN