5.3. Kepuasan Pasien Rawat Inap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pasien mayoritas berada dalam kategori puas 72,5 sebanyak 74 orang dan tidak puas 27,5 sebanyak
28 orang. Hasil penelitian akan dibahas berdasarkan pembagian didalam kuesioner:
Praktik Profesional
Pelaksanaan caring process yang baik akan mempengaruhi kepuasan pasien yang dirawat seperti halnya kepuasan pasien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan apabila perawat melakukan berulang kali dan tidak mendapatkan hasil yang baik akan mengakibatkan ketidakpuasan pada pasien, selalu dapat
memberikan nasihat dengan tepat, menguasai tentang hal yang dijelaskannya, tenang dalam melakukan tindakan dan tidak ceroboh, terampil, cekatan dan tidak
pernah lambat dalam melakukan tindakan, pemberian informasi yang cepat dan tepat, menjelaskan prosedur administrasi rumah sakit, ketersediaan tenaga
kesehatan seperti dokter, perawat, dan tenaga ahli yang lain, dan keperdulian perawat terhadap pasien. Perawat dan tim kesehatan lainnya mudah dijumpai
ketika pasien ada masalah, selalu meluangkan waktu untuk berbicara dengan pasien, memperhatikan dan memahami masalah pasien, serta cukup sabar dalam
menghadapi pasien. Jika pasien puas terhadap pelayanan keperawatan yang didapat ketika dirawat di rumah sakit, maka mereka akan datang kembali ketika
membutuhkan pelayanan keperawatan, baik untuk mereka sendiri ataupun untuk keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang di dapat bahwa masih ada perawat yang belum memberikan tindakan keperawatan dengan baik seperti: masih ada ditemukan
perawat tidak menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, perawat kurang memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya. Dalam melakukan
tindakan keperawatan perawat masih ada yang mengalami tremor, kesalahan sehingga membutuhkan tindakan yang berulang, perawat tidak mengarahkan
pasien dalam melaksanakan terapi, perawat kurang menguasai tentang hal yang akan dijelaskannya kepada pasien maupun keluarga pasien, masih terdapat
perawat yang kurang teliti, kurang tenang, dan lambat dalam melakukan tindakan kepada pasien.
Hubungan Saling Percaya
Perawat sangat penting dalam menjalin hubungan saling percaya dengan pasien, hal ini dapat terjadi karena hubungan saling percaya adalah awal yang
pertama dibina untuk mendapatkan kepercayaan antara pasien dan perawat. Ketika hubungan sudah terbina dengan baik maka perawat dapat melakukan
tindakan keperawatan dengan baik namun sebaliknya jika saling percaya tidak ada antara pasien dengan perawat akan mengakibatkan adanya kendala dalam
melakuakan tindakan keperawatan. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan maka masih ada ditemukan perawat yang melakukan komunikasi sekedarnya,
bahkan perawat terkadang tidak mengunjungi pasien. Namun sebagian besar perawat masih meluangkan waktu untuk bertemu dengan pasien, bersikap ramah,
berusaha memahami keadaan pasien dan pasien memiliki kebebasan dalam bertanya kepada perawat tentang penyakitnya.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Pendidikan
Informasi kesehatan sangat penting bagi pasien terutama dalam mendapatkan tindakan keperawatan dari perawat, informasi yang penting didapat
pasien seperti: penjelasan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, penjelasan hasil pemeriksaan yang dilakukan, penjelasan tentang penyakit pasien,
memberikan petunjuk tentang obat atau tindakan yang akan dilakukan, penjelasan yang dilakukan perawat adalah dengan menggunakan bahasa sederhana agar
pasien lebih mudah untuk memahami. Namun masih ada perawat yang hanya bertanya kepada pasien tanpa memberikan umpan balik dalam menangani masalah
yang disampaikan oleh pasien. Berdasarkan hasil penelitian hubungan caring process dengan kepuasan
kerja perawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam menunjukkan bahwa seorang perawat haruslah menerapkan tahapan caring process guna mencapai
hasil yang optimal terhadap pelayanan keperawatan, pelaksanaan caring process juga dapat meningkatkan kepuasan pasien Tonges Ray, 2011; Swanson, 1991.
Kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan mereka yang memandang bahwa kepuasan kerja adalah sebagai hasil keseluruhan dari derajat
rasa suka atau tidak sukanya terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Hal tersebut dihasilkan dari persepsi mereka mengenai pekerjaan mereka dan tingkat
kesesuaian antara individu dan organisasi Ivancevich, Konopaske, Matteson,
2006; Howell dan Dispboye 1986 dalam Munandar 2008.
Kepuasan pasien dapat dianggap, sebagai ukuran bagi penyedia perawatan kesehatan yang telah mencapai berkorespondensi untuk kebutuhan pasien dan
Universitas Sumatera Utara
harapan-harapan. Kepuasan pasien telah ditetapkan sebagai variabel yang mempengaruhi efektivitas pelayanan perawatan Kyriopoulos, 2003 dalam
Lekidou,. Trivelas Ipsilandis, 2007. Pasien akan mempercayakan hidup dan kesejahteraan mereka untuk pemberi pelayanan keperawatan. Untuk itu
pemantauan kepuasan pada pasien merupakan hal yang penting efektivitasnya dan menjadi bagian dari inisiatif dalam perbaikan kualitas Torres Guo, 2004 dalam
Lekidou,. Trivelas Ipsilandis, 2007. Tingkat kepuasan pasien tergantung pada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan selama penilaiannya yaitu: umur
pasien, posisi sosial ekonomi dan harapan, waktu pengukuran kepuasan, aspek penyedia layanan, dan variabel penting lain yang mempengaruhi kepuasan
Mastaki, 2010. Hasil penelitian yang dilakukan Caroline Hospital di Chapel Hill dapat
disimpulkan bahwa kepuasan pasien meningkat secara pesat dan berkelanjutan selama 6 tahun, hal ini terjadi karena adanya penerapan caring process terhadap
pasien melalui penerapan komunikasi theraupetik yang baik antara perawat dengan pasien, sehingga terpenuhinya kebutuhan secara emosional, pribadi yang
positif dan meningkatnya kepedulian perawat terhadap privasi pasien Tonges Ray, 2011.
5.4. Analisa Bivariat 1. Hubungan