bisa juga tidak, seperti kebutuhan akan barang barang mahal atau pun kebutuhan yang sudah dianggap melampaui kebutuhan dasar.
2. Faktor – Faktor Kepuasan Kerja
Faktor-faktor tertentu yang diasosiasikan dengan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja yaitu 1 keragaman ketrampilan yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan, semakin terampil maka semakin berkurang kebosanan dalam bekerja, 2 Jati diri tugas task identity memberikan suatu kegiatan yang
berarti, tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan suatu kelengkapan tersendiri akan menimbulkan rasa
tidak puas, 3 tugas yang penting task significance, jika tugas dilakukan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung akan mengalami kepuasan kerja,
4 otonomi, pekerjaan yang memberikan kebebasan, mengambil keputusan yang lebih cepat akan menimbulkan kepuasan kerja, 5 pemberian pekerjaan pada
pekerja akan membantu meningkatkan tingkat kepuasan kerja, 6 gaji penghasilan, gaji yang dirasakan akan dapat meningkatkan kepuasan kerja apabila gaji yang
diterima seseorang dapat memenuhi kebutuhan, memenuhi kebutuhan internal dan eksternal, 7 rekan sekerja yang menyenangkan yang dapat memberikan dorongan
dalam bekerja, 8 promosi dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang, 9 atasan yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan
kerja dapat menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi seseorang, 10 kenyamanan lingkungan kerja dapat berkaitan dengan penerangan yang cukup,
ventilasi yang memberikan kesegaran, kebersihan tempat kerja, 11 kedudukan,
Universitas Sumatera Utara
12 pangkat atau jabatan, 13 umur, 14 jaminan finansial dan jaminan sosial, 15 mutu pengawasan Badeni, 2013; Chiselli dan Brown dalam Anoraga 2006;
Ivancevich, Konopaske, Matteson, 2006; Munandar, 2008.
3. Dampak dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
Dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja telah banyak diteliti dan dikaji, berikut beberapa dampak kepuasan kerja yakni 1 dampak terhadap
produktivitas, produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran
ekstrinsik yang diterima keduanya adil dan wajar dan disosialisasikan dengan unjuk kerja yang unggul, 2 dampak terhadap ketidakhadiran dan keluarnya
tenaga kerja, ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban –
jawaban yang secara kualitatif berbeda. Lain halnya dengan berhenti atau keluar dari pekerjaan, 3 dampak terhadap kesehatan, ukuran
– ukuran dari kepuasan kerja merupakan hal yang baik bagi longevity atau panjang umur atau rentang
kehidupan. Kepuasan kerja menunjang fungsi fisik, mental dan kepuasan sendiri. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling berkaitan sehingga
peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat negatif pada yang lain Munandar, 2008.
4. Reaksi Pegawai terhadap Ketidakpuasan Kerja