Perlindungan pribadi dan zooprofilaksis memiliki efek interaktif ditunjukkan oleh Mathys 2010 di Afrika yang menunjukkan bahwa
penggunaan kelambu dan zooprofilaksis bersama-sama mengurangi risiko manusia untuk terkena gigitan nyamuk.
4.3 Kepadatan Nyamuk Anopheles Mengisap Darah Orang Pra
Perlakuan
Perilaku mengisap darah yang selama ini dikenal dengan perilaku menggigit merupakan aspek penting dalam bioekologi Anopheles. Aktivitas mengisap
darah dihitung berdasarkan nilai Man Hour Density jumlah gigitan nyamukorangjam. Aktivitas mengisap darah per orang per jam dihitung
selama 12 jam penangkapan. Angka MHD menunjukkan besaran jumlah vektor yang mengisap darah manusia yang mempengaruhi jumlah kasus malaria,
sehingga rekaman data dapat dijadikan rujukan untuk peringatan dini dan penyusunan strategi pengendalian vektor.
4.3.1 Anopheles sundaicus
Anopheles sundaicus merupakan jenis Anopheles yang nilai MHD paling tinggi dibandingkan jenis Anopheles yang lain. Nilai MHD Anopheles sundaicus
lebih tinggi di luar rumah di bandingkan di dalam rumah Gambar 9 .
Gambar 9 Kepadatan nyamuk Anopheles sundaicus mengisap darah per orang
perjam MHD di luar rumah dan di dalam rumah
■ pra perlakuan. 1
2 3
4 5
6
H-21 H-14
H-7 Pengamatan
M HD
ny am
uk or
ang ja
m
Tiga kali penangkapan pra perlakuan ditemukan MHD nyamuk Anopheles sundaicus adalah 3.04, 3.63 dan 3.2 nyamukorangjam. Besarnya
kontak nyamuk Anopheles sundaicus yang ditemukan pada penelitian ini memberikan gambaran peranan nyamuk ini sebagai vektor malaria.
P engetahuan fluktuasi kepadatan An. sundaicus sangat penting untuk
memahami penularan malaria di wilayah pesisir. An. sundaicus merupakan vektor malaria di sebagian besar wilayah di
sepanjang pantai di Indonesia. Spesies ini juga merupakan vektor malaria di desa Hanura Suwito 2010. Spesies lainnya yang berperan juga sebagai vektor
malaria adalah An. vagus, An. barbirostris, An. subpictus merupakan vektor sekunder malaria di daerah pantai, biasanya terdapat bersama-sama dengan An.
sundaicus Soedir 1985. Nyamuk Anopheles sundaicus banyak ditemukan di wilayah pantai
karena banyak lagun, rawa-rawa dan tambak terbengkalai yang merupakan habitat potensial bagi larva An. sundaicus. Semakin luas habitat perkembang
biakan larva, maka semakin tinggi kepadatan nyamuk hinggap di badan Suwito 2010.
Distribusi An. sundaicus meliputi daerah pesisir dari India timur laut ke Vietnam selatan, Nicobar, Andaman dan Indonesia.
Anopheles sundaicus, dinyatakan sebagai vektor malaria di sepanjang pantai pulau Jawa, Bali,
Sumatera, Kalimantan, dan kepulauan Nusa Tenggara Timur
.
Spesies tersebut juga dilaporkan sebagai vektor malaria di daerah pantai pulau Sulawesi Winarno
dan Hutajulu 2009. Perbedaan perilaku nyamuk dewasa dan habitat larva An. sundaicus
adalah indikasi dari peningkatan risiko kontak dengan manusia. Anopheles sundaicus dianggap sebagai vektor utama atau vektor sekunder malaria tergantung
pada wilayah dan Negara Meek 1995. An. sundaicus sebelumnya dianggap sebagai vektor sekunder di Thailand, namun karena kejadiannya dekat dengan
lokasi wisata sekarang dianggap sebagai vektor utama yang potensial Chowanadisai et al. 1989
.