1979. Nyamuk Anopheles yang tertangkap diidentifikasi dan dihitung jumlah masing-masing spesiesnya.
Gambar 7 Identifikasi nyamuk.
3.10 Analisis Data 3.10.1 Pengukuran Residu Insektisida pada Tubuh Sapi
Pengukuran efek residu insektisida ditentukan berdasarkan persentase kematian nyamuk uji dalam pengamatan 24 jam. Nyamuk yang lumpuh dan
tidak bisa terbang dihitung atau dianggap mati. Bila kematian nyamuk kontrol 5–20 maka dikoreksi dengan menggunakan rumus Abbot’s. Bila kematian
nyamuk kontrol lebih dari 20 maka uji dianggap gagal dan harus diulang kembali.
x 100 Kriteria lama residu ditentukan oleh kematian nyamuk uji minimal 95,
pengamatan dihentikan ketika angka kematian menunjukkan di bawah 95.
3.10.2 Kelimpahan Nisbi Nyamuk Anopheles
Kelimpahan nisbi digunakan untuk mengetahui spesies dominan WHO 2003. Kelimpahan nisbi dihitung berdasarkan jumlah spesies Anopheles tertentu
yang tertangkap dibagi dengan total spesies Anopheles yang tertangkap dikalikan dengan seratus persen.
N = x 100
Keterangan : N
= Kelimpahan Nisbi. a
= Jumlah spesies tertentu b
= Total spesies
3.10.3 Pengukuran Kepadatan Nyamuk Anopheles pada Manusia
Nyamuk Anopheles yang mengisap perorang per jam dihitung berdasarkan nilai man hour density MHD. Nilai MHD dihitung berdasarkan
jumlah nyamuk yang hinggap di badan per jam dibagi dengan jumlah penangkap dikali waktu penangkapan.
Keterangan :
MHD = Man hour density Jumlah nyamuk Anopheles hinggap di badan per orang per jam.
3.10.4 Pengukuran Kepadatan Nyamuk Anopheles pada Sapi
Nyamuk Anopheles yang hinggap pada sapi per malam dihitung berdasarkan jumlah nyamuk yang hinggap di kelambu sapi per malam dibagi
dengan jumlah sapi.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Lama Residu Insektisida di Badan Sapi
Gambar 8 Rata-rata angka kematian nyamuk Anopheles setelah dikontakan dengan sapi yang dibalurkan insektisida.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa residu insektisida deltametrin yang dibalurkan pada ternak sapi, rata-rata mampu bertahan delapan hari
menimbulkan tingkat kematian 95 Gambar 8. Hasil pengamatan ini
memberikan gambaran bahwa sampai batas waktu delapan hari setelah aplikasi residu insektisida deltametrin masih mampu efektif untuk membunuh Anopheles,
untuk dapat menimbulkan tingkat kematian yang tinggi pengulangan aplikasi insektisida deltametrin sebaiknya dilakukan setiap delapan hari sekali.
Efektifitas residu insektisida deltametrin hanya mampu bertahan selama delapan hari pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan uji coba serupa yang
dilakukan oleh Hasan 2006 di Bogor dengan mengolesi kerbau dengan deltametrin hasilnya hanya mampu mempertahankan untuk tingkat kematian
nyamuk 95 selama tiga hari, dan lebih rendah dibandingkan Hewitt et al. 1999 yang meneliti di Pakistan mendapatkan residu deltametrin mampu
bertahan selama tiga puluh satu hari. Hasil ini berhubungan dengan metode peternakan di Hanura yang pada
siang hari menambatkan ternaknya di luar kandang untuk mencari rumput sehingga ternak ini sering terpapar sinar matahari dan hujan. Suhu udara dipantai
86 88
90 92
94 96
98 100
102
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
K em
at ian
Hari ke
relatif lebih tinggi dari rata-rata suhu di tempat lain yang berdampak ternak mudah berkeringat sehingga menghilangkan residu yang melekat. Penyebab lain
adalah jenis formulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk wettable
powders WP yang kurang kuat melekat pada badan sapi dibandingkan bentuk
e mulsifiable concentrates EC
. Winarno et al. 2010 meneliti status resistensi insektisida di wilayah
Lampung menemukan deltametrin 5 WP masih dinyatakan susceptible karena mampu menimbulkan kematian 100 pada nyamuk uji, hal ini sejalan dengan
hasil penelitian ini yang mendapatkan hasil pada pengujian pertama mampu menimbulkan kematian sebesar 100.
Mahande et al. 2007 menyatakan keberhasilan deltametrin sebagai
insektisida residual terutama tergantung pada lokasi daerah pengujian, konsentrasi insektisida yang digunakan, formulasi insektisida, permukaan benda
yang di semprot, kelembaban dan suhu. Vatandoost et al. 2009 meneliti residu deltametrin dengan dosis 25
mgm
2
pada berbagai permukaan benda menemukan bahwa permukaan dinding semen mampu mempertahankan kematian 95 selama enam puluh hari, pada
kayu kurang dari tiga puluh hari. Mahande et al. 2007 meneliti di Tanzania menemukan, kemampuan deltametrin yang dibalurkan pada badan ternak sapi
yang digembalakan di padang rumput mampu mempertahankan effek knock down 50 pada An. arabiensis selama dua puluh satu hari, pada ternak yang di
kandangkan mampu bertahan selama dua puluh sembilan hari.
4.2 Keragaman dan Kelimpahan Nisbi Nyamuk Anopheles yang
Tertangkap Pra Perlakuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh spesies Anopheles yang ditemukan berdasarkan metode umpan orang dan umpan sapi. Enam spesies
ditemukan pada umpan orang yaitu An. sundaicus, An. vagus, An. barbirostris, An. subpictus, An. aconitus, An. kochi. Tujuh spesies ditemukan pada umpan
sapi yaitu An. subpictus, An. vagus, An. barbirostris, An. sundaicus, An. aconitus, An. kochi, An. hyrcanus group Tabel 1.
Tabel 1 Keragaman dan kelimpahan nisbi Anopheles yang tertangkap pra perlakuan
No Spesies nyamuk
Jumlah Kelimpa han nisbi
Jumlah Kelimpa han nisbi 1 An. sundaicus
533 57,81
123 5,36
2 An. vagus 193
20,93 769
33,54 3 An. barbirostris
81 8,79
300 13,08
4 An. subpictus 85
9,22 1014
44,22 5 An. aconitus
21 2,28
53 2,31
6 An. kochi 9
0,98 26
1,13 7 An. hyrcanus group
8 0,35
922 100
2293 100
Umpan orang Umpan sapi
Total
Anopheles sundaicus ditemukan sebagai spesies terbanyak pada umpan orang, dengan kelimpahan nisbi sebesar 57.81. Anopheles subpictus ditemukan
sebagai spesies terbanyak pada umpan sapi, dengan kelimpahan nisbi sebesar 44.22.
Hasil pengamatan dua metode penangkapan nyamuk Anopheles pada pra perlakuan yaitu umpan orang dan umpan sapi, jenis nyamuk yang paling banyak
tertangkap menggunakan umpan sapi. Dari tiga kali penangkapan jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap sebanyak 2293 individu, sedangkan
menggunakan umpan orang dari tiga kali penangkapan jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap sebesar 922 individu.
Jenis Anopheles yang ditemukan dalam penelitian ini sesuai dengan kondisi daerah penelitian yaitu mempunyai daerah pantai dengan
tambak-tambak ikan yang terbengkalai, rawa-rawa dan persawahan yang sangat sesuai untuk habitat jenis spesies Anopheles tersebut.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan oleh Safitri 2009 dan Suwito 2010, yang menemukan jenis spesies Anopheles di wilayah
pantai Lampung ada sebelas spesies Anopheles yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. vagus, An. kochi, An. annularis, An. aconitus, An. barbirostris , An.
tessellatus, An. minimus, An. indefinitus, An. maculatus. Sukowati 2009 menyatakan bahwa penyebaran nyamuk Anopheles tidak hanya berdasarkan
zoogeografi, namun juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat, pemanfaatan lahan dan ekosistem.