Gambar 14 Kepadatan nyamuk Anopheles kochi mengisap darah perorang perjam MHD di luar rumah
dan di dalam rumah ■ pra perlakuan.
Kepadatan nyamuk Anopheles kochi di luar rumah lebih tinggi dibandingkan di dalam rumah Nyamuk Gambar 14.
Anopheles kochi di Halmahera banyak tertangkap di sekitar perkebunan Amirullah 2012, di Indonesia, nyamuk ini tidak termasuk sebagai vektor
malaria Sukowati 2009 tetapi dinyatakan sebagai vektor untuk parasit Japanese encephalitis di Semarang, Jawa Tengah dan vektor filariasis di Papua Winarno
dan Hutajulu 2009.
4.4 Aktivitas Nyamuk Anopheles di Malam Hari
Penangkapan nyamuk Anopheles dengan umpan orang setiap jam selama 12 jam menunjukan fluktuasi aktivitas menggigit nyamuk Anopheles sepanjang
malam dengan puncak aktivitas pada pukul 02.00 sampai dengan 03.00 Gambar 15.
Perilaku vektor lebih banyak menggigit di luar rumah yang ditemukan dalam penelitian ini, menjadikan penerapan metode zooprofilaksis mempunyai
prospek yang bagus untuk diterapkan dalam program pengendalian malaria. Enam spesies Anopheles semuanya mengisap darah di luar rumah bersifat
eksofagik. Penelitian Suwito 2010 di daerah yang sama juga menemukan sebagian besar nyamuk Anopheles beristirahat di luar rumah.
Beberapa penelitian bionomik nyamuk Anopheles yang pernah dilakukan di Lampung, Safitri 2009 dan Suwito 2010 melaporkan juga bahwa nyamuk
0,00 0,05
0,10 0,15
0,20
H-21 H-14
H-7 Pengamatan
MH D
ny am
uk or
ang j
am
Anopheles di daerah pesisir pantai Lampung lebih banyak bersifat eksofagik yaitu lebih senang mengisap darah manusia di luar rumah tidak jauh berbeda dengan
hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Perilaku menggigit nyamuk Anopheles yang cenderung bersifat eksofagik tersebut hampir serupa dengan hasil yang di
dapatkan oleh Situmeang 1991 di pantai Pangandaran Jawa Barat menemukan nyamuk Anopheles lebih dominan mencari mangsanya di luar rumah
dibandingkan di dalam rumah.
Gambar 15 FluktuasiMHD setiap jam penangkapan dari pukul18.00 – 06.00. Nyamuk Anopheles di Desa Hanura adalah eksofilik atau eksofagik,
sehingga upaya pengendalian difokuskan pada perubahan lingkungan dari sarang nyamuk. Mengalirkan lagoon air payau dengan drainase efektif dalam
mengurangi kepadatan vektor, prinsip kerja metode dari drainase tersebut adalah meningkatkan sirkulasi air laut untuk mengurangi genangan dari air pasang
sehingga dapat mencegah pergembangbiakan Anopheles . Upaya lain untuk menekan perkembangan larva Anopheles sundaicus
dilakukan oleh Takagi et al. 1995 di Jawa Barat, menanami kolam dengan tanaman palem dan ditambahkan ikan pemakan larva nyamuk. Strategi ini lebih
murah, mudah untuk dikembangkan dan efisien. Penebaran ikan pemakan larva nyamuk juga dapat di kombinasi dengan Bacillus thuringiensis israelensis dan
larvasida kimia seperti yang pernah diuji coba di Sumatera bagian utara Ikemoto et al. 1986.