Habitat Perkembangbiakan Anopheles Perilaku Nyamuk Anopheles

3.6 Pengukuran Residu Insektisida pada Tubuh Sapi

Penentuan lama residu insektisida yang dibalurkan ke badan sapi menggunakan metode cone test WHO 1998. Cone test dilakukan untuk mengetahui daya tahan residu insektisida yang diaplikasikan pada tubuh sapi yang menyebabkan tingkat kematian untuk nyamuk Anopheles hingga 95 . Pelaksanaan cone test dilakukan dengan cara menempelkan 5 buah cone kerucut yang masing-masing berisi 25 nyamuk Anopheles betina yang diperoleh dari hasil penangkapan di sekitar kandang. Waktu penempelan nyamuk Anopheles pada badan sapi yang telah dibaluri dengan insektisida deltametrin berlangsung selama satu jam Gambar 4 A. Pelaksanaan cone test ini dilakukan setiap hari dengan cara yang sama sampai hasil pengamatan mencapai 95. Pengamatan dihentikan ketika angka kematian menunjukkan di bawah 95. Kriteria ini digunakan berdasarkan penelitian Hasan 2006. Pada sapi kontrol tidak dibalurkan insektisida digunakan dua buah kerucut yang masing-masing juga berisi dua puluh lima nyamuk Anopheles betina dikontakkan kepada tubuh sapi dengan cara yang sama seperti pada sapi perlakuan. Setelah itu nyamuk dipindahkan ke gelas kertas yang diberi makan larutan gula 10, gelas-gelas tersebut ditempatkan pada kotak yang dilapisi dengan pelepah pisang untuk menjaga agar kelembaban berkisar 85 Gambar 4 B. Kematian nyamuk diamati 24 jam pasca kontak dengan insektisida. Gambar 4 Pelaksanaan cone test. A. Penempelan nyamuk B. Penyimpanan. A B

3.7 Pengukuran Kepadatan Nyamuk Anopheles pada Manusia

Gambar 5 Penangkapan nyamuk metode BLC. Pengukuran kepadatan nyamuk dilakukan 2 kali sebelum pra dan sesudah pasca perlakuan. Kepadatan nyamuk yang menggigit orang mengunakan metode BLC- bare leg collection Gambar 5, yang dilakukan pada malam hari selama 12 jam pukul 18.00 sampai dengan 06.00. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pra perlakuan yaitu H-2121 hari sebelum perlakuan, H-14 14 hari sebelum perlakuan dan H-77 hari sebelum perlakuan, sedangkan pada pasca perlakuan pengukuran dilakukan sebanyak empat kali yaitu H0 hari pertama perlakuan, H+77 hari setelah perlakuan pertama, H+14 14 hari setelah perlakuan pertama dan H+2121 hari setelah perlakuan pertama. Pelaksanaan BLC dilakukan pada 3 rumah, pada setiap rumah bertugas dua orang penangkap, satu orang bertugas di luar rumah dan satu orang di dalam rumah. Penangkapan dilakukan selama 45 menit dan istirahat 15 menit dalam setiap jamnya. Nyamuk yang tertangkap dibunuh dengan menggunakan klorofom selanjutnya dipining kemudian diidentifikasi.

3.8 Pengukuran Kepadatan Nyamuk Anopheles pada Sapi

Pengukuran kepadatan nyamuk dilakukan 2 kali sebelum pra dan sesudah pasca perlakuan. Penangkapan Anopheles pada magoon trap berumpan sapi, berukuran panjang 6 m, lebar 6 m dan tinggi 2 m, yang dilengkapi dengan pintu masuk Gambar 6 A, selanjutnya sapi ditempatkan pada tiga rumah yang berada di sekitar tempat perindukan nyamuk Anopheles. Gambar 6 Penangkapan nyamuk pada sapi A. Magoon trap B. Penangkapan nyamuk. Pemasangan ditempatkan kurang lebih 5 sampai dengan 10 meter dari rumah, dengan posisi tempat pemasangan antara rumah dengan tempat perindukan nyamuk Anopheles yang bertujuan sebagai penghalang nyamuk sebelum sampai ke rumah. Penangkapan nyamuk dilakukan pada jam 06.00 pagi setelah sapi dipasang selama 12 jam dari jam 18.00 sampai dengan 06.00. Nyamuk Anopheles ditangkap menggunakan aspirastor Gambar 6 B di masukkan dalam gelas kertas dan dibunuh menggunakan kloroform selanjutnya dipining untuk diidentifikasi. Pengukuran kepadatan nyamuk Anopheles pada sapi dilakukan sebanyak tiga kali pra perlakuan yaitu H-20 20 hari sebelum perlakuan, H-13 13 hari sebelum perlakuan, H- 6 6 hari sebelum perlakuan, sedangkan pada pasca perlakuan dilakukan sebanyak empat kali yaitu H0 hari pertama perlakuan, H+77 hari setelah perlakuan pertama, H+14 14 hari setelah perlakuan pertama dan H+21 21 hari setelah perlakuan pertama.

3.9 Identifikasi nyamuk

Nyamuk Anopheles yang diperoleh kemudian diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop stereo untuk memeriksa serangga Gambar 7. Identifikasi menggunakan kunci buku identifikasi O’Connor dan Soepanto A B