Kondisi Rantai Pasok Jagung

Input tak terkendali - harga bahan baku dan produk - permintaan konsumen - persaingan usaha Input tak terkendali - harga bahan baku dan produk - permintaan konsumen - persaingan usaha Input terkendali - teknologi pasca panen - teknologi produksi - jenis dan kualitas bahan baku - sistem kemitraan Input terkendali - teknologi pasca panen - teknologi produksi - jenis dan kualitas bahan baku - sistem kemitraan SISTEM PENYEDIAAN TEPUNG JAGUNG SISTEM PENYEDIAAN TEPUNG JAGUNG Output yang dikehendaki - kemudahan memperoleh bahan baku - kontinuitas pasokan bahan baku - kontinuitas penyediaan produk - penyediaan produk yang aman Output yang dikehendaki - kemudahan memperoleh bahan baku - kontinuitas pasokan bahan baku - kontinuitas penyediaan produk - penyediaan produk yang aman Output tak dikehendaki - kesalahan prediksi produksi bahan baku - pasokan bahan baku yang tak pasti - kualitas bahan baku rendah - harga yang berfluktuasi Output tak dikehendaki - kesalahan prediksi produksi bahan baku - pasokan bahan baku yang tak pasti - kualitas bahan baku rendah - harga yang berfluktuasi Manajemen Pengendalian Manajemen Pengendalian Lingkungan - peraturan pemerintah - perubahan iklim -kondisi politik Lingkungan - peraturan pemerintah - perubahan iklim -kondisi politik Gambar 19 Diagram input-output sistem analisis penyediaan tepung jagung. Hasil identifikasi sistem adalah sebagai berikut: - Output yang dikehendaki dalam sistem adalah kemudahan memperoleh bahan baku, kontinuitas pasokan bahan baku, kontinuitas penyediaan jumlah produk, dan penyediaan produk tepung jagung yang aman. - Output yang tak dikehendaki adalah pasokan bahan baku yang tak pasti, mutu bahan baku yang rendah, harga bahan baku dan harga produk yang berfluktuasi. - Input yang terkendali meliputi teknologi pasca panen, teknologi produksi, penanganan jenis dan mutu bahan baku, serta sistem kemitraan dalam rantai pasok. - Input yang tak terkendali harga bahan baku dan produk, permintaan konsumen, dan persaingan usaha.. - Pengaruh lingkungan dalam sistem rantai pasok ini adalah peraturan pemerintah, perubahan iklim dan kondisi politik. 5 PERANCANGAN MODEL Perancangan model pada rantai pasok industri berbasis jagung ini bertujuan untuk memperoleh suatu model yang dapat menganalisis penyediaan produk tepung jagung pada industri tepung jagung sesuai kebutuhan industri hilirnya. Perancangan model ini dilakukan berdasarkan observasi lapangan, penelusuran literatur, analisis sistem, serta hasil diskusi dan konfirmasi pakar. Model yang dirancang secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 16 dimana di dalamnya terdapat model prediksi produksi jagung, model pengelompokan mutu jagung pipilan, model pengelompokan mutu tepung jagung dan model prediksi permintaan tepung jagung. Perancangan model penyediaan tepung jagung ini menggunakan beberapa alat analisis data yaitu jaringan syaraf tiruan Artificial Neural Network dan Fuzzy Inference System FIS.

5.1 Model Prediksi Produksi Jagung

Permasalahan yang teridentifikasi pada tingkat petani dalam pengembangan jagung adalah harga jagung berfluktuasi, mutu masih rendah, kuantitas dan kontinuitas belum terpenuhi serta modal belum dapat diakses petani dengan baik Direktorat Budidaya Serealia, 2006. Masalah yang diangkat sebagai dasar dalam perancangan model ini adalah masalah kuantitas dan kontinuitas produksi yang belum terpenuhi. Dalam rantai pasok industri berbasis jagung, hal ini sangat berpengaruh, mengingat jagung merupakan bahan baku industri tepung jagung. Kekurangan bahan baku akan berpengaruh pula pada kelangsungan jalannya proses produksi pada industri tersebut. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa sekitar 50 hasil produksi jagung digunakan untuk pakan ternak. Data produksi jagung tidak dipisahkan menurut jenis jagung, sehingga dapat terjadi bahwa terdapat jenis jagung manis di dalamnya. Sebagian dari hasil produksi jagung juga digunakan sebagai bibit. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak sampai separuh dari hasil produksi jagung digunakan sebagai bahan baku pada industri tepung jagung. Prediksi jumlah produksi jagung on-farm diperlukan dalam model. Hal ini dibutuhkan agar dapat diperkirakan berapa jumlah jagung pipilan yang dapat