5 Pemerintah
a Peningkatan ketahanan pangan b Peningkatan keamanan pangan
c Usaha peningkatan produktivitas jagung d Peningkatan lapangan kerja
e Peningkatan pendapatan petani f Pengaturan kestabilan harga
g Peningkatan daya saing dengan negara lain h Pengaturan iklim usaha yang stabil
4.3 Identifikasi Permasalahan
Berbagai permasalahanpada rantai pasok jagung diidentifikasi sesuai masalah pada setiap stakeholder. Identifikasi permasalahan dilakukan agar dapat
diatasi untuk memenuhi kebutuhan setiap stakeholder seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Adapun identifikasi permasalahan adalah seperti berikut:
Petani jagung
Petani belum seluruhnya menggunakan bibit jagung varietas unggul sehingga berpengaruh pada peningkatan produktivitas jagung. Oleh sebab itu
usaha pemerintah untuk memberikan anjuran penggunaan varietas unggul perlu diinformasikan sampai ke semua daerah, terutama daerah yang merupakan sentra
jagung. Faktor perubahan iklim juga berpengaruh kepada waktu tanam dan hasil panen jagung. Kebiasaan dengan jadwal menanam pada masa lalu masih
digunakan, sehingga perkiraan produksi banyak yang meleset. Penanganan panen dan pasca panen belum merata di antara petani yang menyebabkan mutu jagung
yang dihasilkan dapat bervariasi. Sebagai pemegang kebijakan di bidang pertanian, pemerintah telah melakukan usaha ke arah itu, namun di harapkan
dapat sampai ke semua petani. Kesulitan memasarkan produk dan memperoleh informasi, menyebabkan petani memasarkannya pada tingat pengumpul dengan
harga yang tidak layak. Harga di tingkat petani jauh di bawah harga pada tingkat pedagang pengumpul. Hal ini mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan
kesejahteraan para petani. Untuk memperoleh harga yang layak, diperlukan pula peningkatan mutu produk selain akses langsung untuk memasok jagung kepada
industri pengolahan jagung. Kesulitan memperoleh sarana produksi juga di alami
oleh sebagian petani yang mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi jagung. Teknologi pengolahan jagung memerlukan sarana yang cukup
mahal dan belum dapat menjangkau petani, sehingga petani hanya dapat memasarkan bahan baku mentah yang belum bernilai tambah.
Berbagai masalah yang ditemui dalam pengembangan jagung antara lain harga jagung berfluktuasi, mutu masih rendah, kuantitas dan kontinuitas belum
terpenuhi serta modal belum dapat diakses petani dengan baik Direktorat Budidaya Serealia,2006.
Pedagang Pengumpul
Kesulitan memprediksi produksi jagung pada periode tertentu oleh pedagang pengumpul mengakibatkan tidak dapat diperkirakan berapa banyak
jagung yang dapat dipasok dari petani. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mengatur perencanaan tentang jumlah bahan baku yang dapat dipasok kepada
industri jagung. Kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan sehingga kesempatan untuk memperoleh keuntungan akan hilang, dan industri jagung akan
membeli dari pihak lain atau mengimpor bahan baku dari negara luar. Tidak adanya prediksi tersebut juga dapat mengakibatkan kelebihan stock jagung yang
apabila disimpan dapat menurunkan mutunya bahkan dapat rusak. Sehingga peramalan untuk memprediksi produksi jagung sangat diperlukan untuk mengatasi
permasalahan itu. Kesulitan memperoleh informasi pasar merupakan masalah bagi pedagang
pengumpul sehingga dapat berpengaruh pada harga produk dan pemasaran produknya. Belum semua pengumpul telah menggunakan teknologi internet untuk
memasarkan produknya dan memproleh informasi harga dan pasar. Selain jumlah jagung pipilan yang dapat dipasok dari petani belum dapat
diprediksi, mutu jagung pipilan yang diperoleh juga sangat bervariasi. Bervariasinya mutu jagung tersebut akibat penggunaan bibit yang bervariasi, cara
penanganan produksi yang belum merata, serta cara penanganan panen dan pasca panen yang tidak merata.
Kemudahan memperoleh pasokan jagung dari petani belum dirasakan oleh para pedagang pengumpul secara merata sehingga berakibat pada penyediaan
produk jagung yang akan dipasarkan. Demikian pula halnya dengan kontinuitas
pasokan jagung dari petani belum dapat dipenuhi menjadi permasalahan bagi pedagang pengumpul.
Industri Tepung jagung
Sebagai produk antara atau intermediate product, mutu tepung jagung ditentukan oleh tahapan-tahapan pada proses sebelumnya, bahan bakunya, serta
budidaya tanaman jagung. Dengan kata lain, mutu tepung jagung ditentukan oleh terjaminnya mutu produk pada tingkat awal yakni pada tingkat petani.
Bervariasinya mutu bahan baku berupa jagung pipilan yang telah melalui perjalanan dari petani, pengumpul hingga ke pabrik dapat menurunkan mutunya.
Penurunan mutu ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain waktu pengiriman karena merupakan produk hasil pertanian dan cara pengiriman.
Bervariasinya mutu bahan baku ini juga disebabkan oleh pasokan dari berbagai petani dengan berbagai mutu jagung.
Kesulitan memperoleh bahan baku secara kontinu yang memenuhi jumlah dan mutu yang ditentukan merupakan masalah bagi industri tepung jagung, karena
akan mempengaruhi kontinuitas produksi. Selain itu sebagai bahan baku industri pangan, makan keamanan pangan perlu di perhatikan karena akan dikonsumsi
manusia sehingga harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Bervariasinya mutu jagung pipilan yang diperoleh dari pedagang
pengumpul, menyebabkan diperlukannya pemeriksaan mutu dan pengelompokan mutu sesuai standar yang ditetapkan. Hal ini sekaligus dapat mengontrol jangan
sampai diperoleh bahan baku yang tidak memenuhi standar mutu. Penggunaantepungjagungsebagaibahanbakuuntukmemproduksianekajenispr
odukakhir harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh standar nasional Indonesia.Untuk itu perlu dilakukan karakterisasi sifat-sifat fisika dan kimia
terhadap tepung jagung. Oleh karena itu penerapan teknologi pembuatan tepung jagung yang memenuhi standar mutu industri. Hal ini menentukan bagi prospek
pemanfaatan tepung jagung sebagai bahan baku aneka jenis produk
Industri Pengguna
Kesulitan memperoleh pasokan bahan baku tepung jagung dan pemenuhan jumlah bahan baku yang dibutuhkan merupakan masalah yang dialami oleh
industri tepung jagung. Pemenuhan jumlah dan mutu yang sesuai belum sepenuhnya dapat disediakan oleh industri tepung jagung dalam negeri. Hal ini
menyebabkan masih diimpornya tepung jagung dari negara luar yang terdapat di pasar. Selain itu produk yang dihasilkan industri ini harus memenuhi keamanan
pangan bahkan industri pakan saat ini telah menentukan standar keamanan bagi pakan yang dihasilkannya.
Kesinambungan perolehan pasokan bahan baku tepung jagung belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri. Hal ini diatasi dengan
pembelian produk impor untuk menjaga kesinambungan produksinya. Permasalahan harga bahan baku yang tidak stabil akan mempengaruhi harga jual
produk yang dihasilkan. Untuk itu diperlukan kemudahan akses informasi pasar maupun harga.
Pemerintah
Permasalahan pada pemerintah sebagai salah satu pihak yang berkepentingan dalam rantai pasok jagung adalah bagaimana membuat kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang berada pada rantai pasok ini. Selain peraturan dan kebijakan yang dibuat, perlu
juga menjalankannya dengan konsisten sehingga permasalahan pada tingkat petani, pedagang pengumpul, industri tepung jagung dan industri pengguna dapat
diminimalkan. Peraturan dan kebijakan yang dibuat berkaitan dengan:a peningkatan ketahanan pangan; b peningkatan keamanan pangan; c pengaturan
mutu sesuai standar internasional; d usaha peningkatan produktivitas jagung; e peningkatan lapangan kerja; f peningkatan pendapatan petani; g pengaturan
kestabilan harga;h peningkatan daya saing dengan negara lain; i pengaturan kestabilan iklim usaha.
4.4 Identifikasi Sistem
Perancangan model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri jagung dilakukan dengan mengidentifikasi sistem untuk melihat keterkaitan dan
pengaruh komponen-koponen yang berada dalam sistem. Adapun hasil identifikasi sistem dapat dilihat pada Gambar 19.