Tujuan Penelitian Rancangbangun model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung
Neraca masa tepung jagung berdasarkan informasi dari Unit Pengolahan jagung Terpadu Kabupaten Bojonegoro Irawan, 2009 ditunjukkan pada Gambar 5.
Jagung pipilan 15000 kg Jagung pipilan 15000 kg
Penggilingan I Penggilingan I
Pemisahan kulit dan lembaga Pemisahan kulit dan lembaga
Penggilingan II dan pengayakan Penggilingan II dan pengayakan
Tepung jagung 12400,15 kg Tepung jagung 12400,15 kg
Loss 30 kg 0,2 Loss 30 kg 0,2
Ampok: - Kulit ari 865 kg
- Lembaga 1680 kg Ampok:
- Kulit ari 865 kg - Lembaga 1680 kg
Loss 24,85 kg 0,2 Loss 24,85 kg 0,2
Grits 14970 kg Grits 14970 kg
Grits 12425 kg Grits 12425 kg
Basis 15000 kg jagung pipilan Basis 15000 kg jagung pipilan
Gambar 5 Neraca masa tepung jagung Suryawijaya, 2009. 2.3 Mutu
Mutu quality merupakan isu dominan yang penting di industri, baik industri yang menghasilkan produk maupun jasa. Hal ini disebabkan karena mutu
produk yang merupakan pemenuhan harapan konsumen atau melebihi harapan konsumen, berdampak kepada peningkatan profit bagi perusahaan Krajewsky,
2002. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mutu produk merupakan hal penting bagi perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung merupakan alat
persaingan antar perusahaan. Adam EE 1992 menyatakan bahwa mutu adalah derajat dimana spesifikasi desain design spesification suatu produk atau jasa
service memenuhi fungsi dan kegunaannya, dan derajat dimana produk atau jasa dapat memenuhi spesifikasi desainnya. Menurut Krajewski 2002, dari sisi
pelanggan customer, mutu dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Definisi singkat dari mutu
adalah ‘customer satisfaction and loyalty’ dan definisi singkat lainnya adalah
‘fitness for use’ Gryna 2001. Kepuasan pelanggan customer satisfaction saat ini merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena hal ini secara tidak langsung
menunjukkan mutu suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri. Render 1997 menyatakan bahwa peningkatan mutu merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi peningkatan profit. Agroindustri tidak terlepas dari isu mutu, karena industri-industri
berbasiskan hasil pertanian sebagai bahan baku inipun merupakan industri yang menghasilkan barang konsumsi. Pada umumnya agroindustri sebagaimana
industri-industri lainnya bertujuan untuk memperoleh profit yang maksimal. Hal ini dapat tercapai bila peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat
dilakukan secara optimal. Mutu produk agro berkaitan juga dengan keamanan pangan, karena produk tersebut biasanya merupakan barang konsumsi yang dapat
dikonsumsi langsung oleh konsumennya.