– Kandungan Aflatoxin untuk Manusia Maks. 5 ppb dan untuk hewan Maks.
50 ppb. Adapun parameter mutu jagung pipilan menurut SNI 01-3920-1995 dapat dilihat
pada Tabel 6. Tabel 6 Parameter jagung pipilan menurut SNI 01-3920-1995
Jenis Uji Satuan
Persyaratan Umum Mutu 1
Mutu 2 Mutu 3
Kadar air Maksimum 14
Maksimum 14 Maksimum 15 Butir rusak
Maksimum 2 Maksimum 4
Maksimum 6 Butir warna
lain Maksimum 1
Maksimum 3 Maksimum 7
Butir pecah Maksimum 1
Maksimum 2 Maksimum 3
Kotoran Maksimum 1
Maksimum 1 Maksimum 2
2.3.2 Mutu Tepung Jagung
Tepung jagung sebagai produk antara adalah produk yang digunakan sebagai bahan baku industri. Industri-industri yang menggunakan bahan baku
tepung jagung antara lain industri pangan, industri farmasi, dan industri pakan. Sebagai produk antara, tepung jagung harus memenuhi permintaan industri
konsumennya secara kuantitas maupun secara kualitas. Penyediaan produk yang memenuhi mutu yang diinginkan industri pengguna tepung jagung, adalah hal
yang penting untuk menjaga kesinambungan produksi, sekaligus kelangsungan hidup perusahaannya. Standar mutu tepung jagung ditetapkan oleh negara-negara
penghasil tepung jagung, salah satunya Indonesia. Mutu tepung jagung di Indonesia ditetapkan oleh Standar Nasional
Indonesia menurut SNI 01 – 3727 – 1995. Standar ini meliputi definisi, syarat
mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan tepung jagung.
Definisi tepung jagung menurut SNI adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji jagung Zea mays L. yang baik dan bersih. Sedangkan syarat
mutu tepung jagung yang ditetapkan menurut SNI dapat dilihat pada Tabel 7. Standar mutu untuk tepung jagung yang digunakan pada kajian selanjutnya adalah
standar menurut Standar Nasional Indonesia.
Tabel 7 Syarat mutu tepung jagung menurut SNI 01 –3727–1995
No. Kriteria uji
Satuan Persyaratan
1. Keadaan:
1.1 Bau
- Normal
1.2 Rasa
- Normal
1.3 Warna
- Normal
2. Benda-benda asing
- Tidak boleh
ada 3.
Serangga dalam bentuk stadia dan potongan-potongan
- Tidak boleh
ada 4.
Jenis pati lain selain pati jagung -
Tidak boleh ada
5. Kehalusan:
5.1 Lolos ayakan 80 mesh
Min. 70 5.2
Lolos ayakan 60 mesh Min. 99
6. Air
bb Maks. 10
7. Abu
bb Maks. 1,5
8. Silikat
bb Maks. 0,1
9. Serat kasar
bb Maks. 1,5
10. Derajat asam
ml.N.NaOH 100 g
Maks. 4,0
11. Cemaran logam:
11.1 Timbal Pb
mgkg Maks. 1,0
11.2 Tembaga Cu
mgkg Maks. 10,0
11.3 Seng Zn
mgkg Maks. 40,0
11.4 Raksa Hg
mgkg Maks. 0,05
12. Cemaran Arsen As
mgkg Maks. 0,5
13. Cemaran mikroba:
13.1 Angka lempeng total
Kolonig Maks. 10
6
13.2 E. coli
APMg Maks. 10
13.3 Kapang
Kolonig Maks. 10
4
2.4 Manajemen Rantai Pasok
Istilah manajemen rantai pasok supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver Weber Pujawan 2005. Jaringan fisik dari rantai
pasok supply chain adalah perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir.
Sedangkan manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Penekanan dalam manajemen rantai pasok adalah pendekatan
atau metode yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi antar perusahaan-perusahaan terkait. Dalam manajemen rantai pasok, interaksi antara
pembeli dan pemasok pada setiap mata rantai mulai dari manufaktur ke pemasok, distributor ke manufaktur, retailer ke distributor, dan konsumen akhir ke retailer,
memberikan pengaruh yang penting pada kegiatan dalam rantai pasok. Dengan hubungan yang baik, akan dihasilkan pula pelayanan yang baik bagi konsumen
akhir, dan bersamaan dengan itu terjadi penambahan keuntungan bagi perusahaan- perusahaan dalam rantai pasok tersebut.
Wisner 2005 menuliskan bahwa di antara tahun 1950 dan 1960 perusahaan-perusahaan manufaktur melakukan teknik-teknik untuk produksi
masal dengan tujuan reduksi biaya dan meningkatkan produktivitas, dimana relatif hanya sedikit memperhatikan patrnership dengan pemasok, meningkatkan desain
proses dan meningkatkan mutu produk. Dari tahun 1960 sampai 1970, sistem material requirements planning MRP dan sistem material resource planning
MRP II dikembangkan. Pada tahun 1980-an mulai dikembangkan manajemen rantai pasok dan berlanjut terus hingga kini.
Perlunya koordinasi dan kolaborasi antar perusahaan pada rantai pasok karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu rantai pasok pada intinya
ingin memuaskan konsumen akhir yang sama. Perusahaan-perusahaan tersebut harus bekerjasama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat
waktu, dan dengan mutu yang bagus. Dalam pengelolaan rantai pasok terdapat tantangan-tantangan yakni kompleksitas struktur rantai pasok dan terdapatnya
ketidak-pastian. Kompleksitas manajemen rantai pasok terjadi karena melibatkan banyak pihak di dalam maupun di luar perusahaan, pihak-pihak tersebut biasanya
memiliki kepentingan yang berbeda-beda, sehingga tidak jarang terdapat konflik
antara satu dengan yang lainnya. Ketidak-pastian yang pertama adalah ketidak- pastian permintaan, biasanya dari arah distributor atau retailer atau konsumen
akhir. Ketidak-pastian kedua adalah dari arah supplier, berupa lead time pengiriman bahan baku yang tidak pasti, ketidak-pastian harga, demikian pula
jumlah dan mutu bahan baku. Ketidak-pastian lainnya adalah dari dalam manufaktur seperti
kerusakan mesin, tidak hadirnya tenaga kerja, mutu produk yang tidak pasti. Tantangan-tantangan yang terjadi dalam rantai pasok seperti
yang diuraikan tersebut perlu diminimalisir agar kegiatan-kegiatan sepanjang rantai pasok dalam berlangsung dengan baik untuk dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen akhir yaitu kepuasan konsumen.
2.5 Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan Artificial Neural Network merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba mensimulasikan
proses pembelajaran pada otak manusia tersebut Siang 2009. Dinyatakan pula oleh Fausett 1994 bahwa jaringan syaraf tiruan adalah pemrosesan suatu
informasi yang terinspirasi oleh sistim sel syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu informasi. Elemen mendasar dari paradigma tersebut adalah
struktur yang baru dari sistim pemrosesan informasi. Jaringan syaraf tiruan memiliki kelebihan yaitu dapat mengingat dan membuat generalisasi dari apa
yang sudah ada sebelumnya. Sehingga dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan dapat dikenali pola data berdasarkan data input di masa lalu yang dapat
mempermudah dalam melakukan peramalan. Jaringan syaraf tiruan berkembang secara pesat pada beberapa tahun
terakhir, dan telah dikembangkan sebelum adanya suatu komputer konvensional yang canggih dan terus berkembang walaupun pernah mengalami masa vakum
selama beberapa tahun. Tahun 1943 McCulloch dan Pitts memperkenalkan jaringan syaraf tiruan, dimana saat itu disimpulkan bahwa kombinasi beberapa
neuron sederhana menjadi sebuah sistem neural akan meningkatkan kemampuan komputasi. McCulloch dan Pitts mengusulkan pembobotan jaringan diatur dengan
fungsi logika sederhana. Fungsi aktivasi yang dipakai dalam jaringan ini adalah fungsi treshlod.