Pembentukan himpunan fuzzy Logika Fuzzy

Metode Double Exponential Smoothing Metode Linier Brown digunakan untuk pola data yang ada trend. Penyesuaian dari SES dilakukan dengan penambahan satu parameter Dalam aplikasi regresi linier diasumsikan bahwa terdapat hubungan antara variabel yang ingin diramalkan variabel dependen dengan variabel lain variabel independen. Selanjutnya, peramalan ini didasarkan pada asumsi bahwa pola pertumbuhan dari data historis bersifat linier walaupun pada kenyataannya tidak linier 100. Pola pertumbuhan ini didekati dengan suatu model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang terkait dalam suatu keadaan. Model tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : Yt = a + bt dimana Y merupakan fungsi terhadap waktu. Variabel a dan b adalah parameter yang kan ditentukan dalam perhitungan. Rumus- rumus dalam menghitung variabel a dan b adalah sebagai berikut : 2 1 1 2 1 1 1 N t N t N t N t N t t t N t t Y t tY N b N t N t t b N t Y N a 1 1 1 1 Peramalan dengan metode seasonal sangat baik jika digunakan untuk menghadapi data-data yang berbentuk seasonal. Metode dekomposisi merupakan metode peramalan time series dengan pendekatan additive dan multiplicative yang digunakan bila data historis memiliki pola trend, siklis atau musiman. Metode dekomposisi mencoba memisahkan tiga komponen dari pola dasar yakni faktor 1 1 t t t S D S 1 1 t t t S S S 1 t t t S S b t t t t t t S S S S S a 2 m b a F t t m t trend kecenderungan dan musiman. Faktor trend menggambarkan perilaku data dalam jangka panjang yang dapat meningkat, menurun atu tidak berubah. Faktor musiman berkaitan dengan fluktuasi periodik dengan panjang konstan yang disebabkan oleh hal-hal seperti curah hujan, saat liburan dan lain-lain. Dekomposisi memiliki asumsi bahwa data tersusun sebagai berikut : Data = pola + kesalahan error = ftrend, musiman + kesalahan Model multiplicative adalah : kesalahan seasonal trend Y t Model additive adalah : kesalahan seasonal trend Y t Dimana : Y t = nilai observasi pada waktu t. Pendekatan untuk metode dekomposisi time series biasanya mempunyai lima langkah, yaitu 1 menghitung centered moving average selama 12 bulan. Karena rata-ratanya untuk sepanjang tahun, untuk menghilangkan sifat seasonal; 2memperkirakan index seasonal digunakan rasio dari permintaan aktual centered moving average selama 12 bulan; 3 menyesuaikan sebuah garis pada data yang deseasonalized. Intercept dan kemiringan dari garis ini menyediakan nilai yang dibutuhkan untuk memperkirakan faktor trend; 4 meng-extrapolate garis pada langkah 3 ke masa yang akan datang, menyediakan sebuah peramalan dari permintaan apa yang ”like were seasonality non existent”; dan 5 mengkalikan setiap nilai peramalan deseasonalized dengan index seasonal untuk memperoleh nilai peramalan final. Apabila prosedur peramalan tidak bias, rata-rata error peramalan harus nol. Umumnya, frekuensi error bernilai positif harus sesering frekuensi error bernilai negatif. Sebenarnya, sebuah peramalan yang tidak bias diperkirakan untuk menghasilkan serangkaian error yang random, mengikuti distribusi normal, dengan rata-rata nol. Satu cara untuk mengevaluasi kualitas peramalan adalah dengan memeriksa plot error seiring dengan berjalannya waktu. Dalam melakukan peramalan, hasil peramalan yang kita peroleh tidak mungkin benar-benar tepat. Selisih yang terjadi antara nilai peramalan dengan nilai yang sesungguhnya dapat kita sebut sebagai error kesalahan. Melalui nilai kesalahan ini dapat kita lakukan beberapa analisa sehingga kita dapat membandingkan metode peramalan mana yang paling sesuai dengan data yang kita miliki serta seberapa baik metode yang digunakan tersebut. Hal ini dapat diketahui dari perbandingan antara nilai-nilai kesalahan yang dihasilkan oleh masing-masing metode. Metode yang terbaik paling sesuai dengan data kita akan memiliki nilai kesalahan peramalan yang paling kecil. Secara umum perhitungan kesalahan peramalan dapat dijabarkan sebagai berikut: e i = x i – F i dimana : e i = kesalahan pada periode ke-i x i = nilai sesungguhnya pada periode ke-i F i = nilai hasil peramalan pada periode ke-i Jumlah kesalahan peramalan bukan merupakan suatu ukuran yang tepat untuk menentukan seberapa efektif metode peramalan yang digunakan tetapi hanya merupakan ukuran bias atau selisih bias yang dihasilkan. Jumlah kesalahan yang dihasilkan akan mendekati nilai nol pada metode-metode peramalan regresi. Untuk menghindari masalah dimana nilai kesalahan peramalan positif menetralkan nilai kesalahan peramalan negatif maka beberapa alternatif metode kesalahan peramalan yang banyak digunakan adalah sebagai berikut: Mean Square Error MSE N e MSE N i i 1 2 Mean Absolute Error MAE N e MAE N i i 1 Mean Absolute Percent Error MAPE n MAPE n t t PE 1 Tracking signal dihitung sebagai jumlah kesalahan peramalan running sum forecast errorRSFE dibandingkan dengan nilai MAD Mean Absolute Deviation. Secara umum, Tracking signal dituliskan sebagai berikut : Tracking signal TS = MAD RSFE = MAD i periode peramalan data - i periode aktual data dimana : MAD = n peramalan kesalahan = n e i n = jumlah periode yang bersangkutan. Pada Gambar 15 terdapat nilai positif tracking signal yang menunjukkan bahwa data aktual masih lebih besar dibandingkan dengan data peramalannya. Sedangkan negatif tracking signal berarti bahwa data aktual lebih kecil dibandingkan dengan data peramalannya. Sebuah tracking signal yang baik adalah tracking signal yang memiliki nilai RSFE yang kecil dimana jumlah kesalahan peramalan positif hampir sama jumlahnya dengan kesalahan peramalan negatif. - 0 MAE + Periode Daerah penerimaan Lower Control Limit Upper Control Limit Tracking Signal berada di luar batas kontrol Tracking Signal Gambar 15 Tracking signal dalam peramalan.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait dengan tepung jagung yang telah dilakukan oleh para peneliti lebih banyak pada penelitian tentang proses pembuatan produk-produk